Merah Putih One For All digarap dengan anggaran Rp6,7 miliar dalam waktu singkat, sementara Demon Slayer Infinity Castle menghabiskan dana fantastis sebesar Rp6,3 triliun selama 3,5 tahun produksi.
Demon Slayer Infinity Castle telah memecahkan rekor pendapatan di Jepang dengan meraup lebih dari Rp548 miliar sejak tayang pada 15 Juli lalu. Film ini bahkan dinobatkan sebagai film animasi terbaik ketujuh sepanjang masa.
Sementara Merah Putih: One For All yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dengan durasi 70 menit berusaha menarik perhatian penonton lokal di momen HUT RI ke-80.
baca juga:
|
Perbandingan anggaran produksi kedua film ini menjadi sorotan. Merah Putih: One For All menghabiskan Rp6,7 miliar untuk pembuatan kurang dari sebulan, sedangkan satu episode Demon Slayer saja memakan biaya sekitar Rp1,1 miliar.
Meski awalnya dianggap minim dana, studio Ufotable sukses menciptakan animasi berkualitas tinggi dengan efisiensi anggaran, berbeda dengan serial shonen lain yang lebih boros.
Infinity Castle telah membuktikan daya tariknya dengan pendapatan luar biasa. Dalam dua hari pertama, film ini mengumpulkan Rp329 miliar, melampaui rekor Mugen Train (Rp142 miliar). Kesuksesannya tidak hanya di Jepang, tetapi juga dinanti oleh penggemar di Indonesia. Sementara Merah Putih berharap bisa menarik minat penonton nasional di tengah euforia Agustusan.
Kedua film menawarkan pengalaman berbeda, Demon Slayer: Infinity Castle dengan animasi spektakuler dan cerita epik, sementara Merah Putih: One For All mengusung tema nasionalisme.
Dengan jarak tayang yang berdekatan, kedua film ini diharapkan bisa memenuhi ekspektasi penonton Indonesia. Apakah Demon Slayer Infinity Castle akan mendominasi atau Merah Putih One For All mampu mencuri perhatian?
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id