Program kursus online yang resmi digelar mulai 5 Juli hingga 3 Agustus 2025 ini memberikan kesempatan para pecinta film untuk belajar langsung dari praktisi profesional industri film Indonesia. Tahun ini, tema kursus online ini bertema "Fokus Belajar Bikin Film".
Berbeda dengan batch sebelumnya, kali ini peserta akan mendapat porsi interaksi langsung yang lebih intens dengan para pengajar, serta pengalaman praktik nyata di berbagai bidang produksi film.
Salah satu sorotan adalah kelas Scriptwriting, di mana peserta tidak hanya belajar teori, tetapi langsung mempraktikkan pembuatan ide cerita hingga menulis naskah, didampingi mentor profesional.
baca juga:
|
Para praktisi terlibat di Online Course KlikFilm x JFA Academy, antara lain, Bagus Suitrawan (Film Producing), Wahyu Agung Prasetyo (Film Directing), Senoaji Julius (Scriptwriting), Ridwan Adi Bintara (Film Editing), Emmanuel Kurniawan (Film Production Management),Triyanto Hapsoro (Acting For Film)
"Kami sangat senang bisa kembali bekerja sama dengan Jogja Film Academy. Antusiasme peserta pada batch sebelumnya sungguh luar biasa. Banyak orang yang memiliki passion besar di dunia film, tetapi terhalang waktu dan tempat," kata Frederica selaku Direktur KlikFilm.
Untuk mengikuti online course ini, peserta hanya perlu langganan KlikFilm tanpa biaya tambahan apapun. Kolaborasi ini diharapkan bisa membuat para pencinta film bisa belajar langsung dari para profesional.
"Kami berharap program ini membuka lebih banyak pintu bagi talenta-talenta baru di industri perfilman Indonesia," ucapnya.
Ifa Isfansyah selaku Direktur Jogja Film Academy, turut menyampaikan apresiasinya. Program ini juga diharapkan membuat semakin banyak masyarakat yang dapat mengejar cita-cita di dunia film, sekaligus berkontribusi pada kemajuan industri perfilman Indonesia.
"Ketika praktisi yang mengajar itu berbeda dengan yang batch sebelumnya maka ilmu dan pengetahuan yang didapatkan oleh peserta online course KlikFilm x JFA Academy semakin kaya dan luas. Peserta bisa memiliki banyak sudut pandang pemikiran yang bermacam-macam dari pengajar dan juga studi kasus yang berbeda-beda setiap batchnya," kata Ifa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News