Penggunaan Aset Digital adalah Hal Wajar dan Legal
Dalam program Gak Pake Ordal di Medcom.id, Endiarto menjelaskan bahwa penggunaan aset digital dalam industri film, termasuk animasi, merupakan praktik yang umum dan sah.
"Pemakaian aset digital di marketplace itu adalah hal yang wajar dan sah-sah saja," ujarnya.
Ia bahkan memberikan perbandingan dengan film-film animasi Hollywood yang memiliki anggaran fantastis, yang juga menggunakan aset serupa.
baca juga:
|
Menurutnya, aset yang digunakan tidak langsung ditampilkan secara mentah. Timnya melakukan modifikasi dan penyesuaian agar aset tersebut sesuai dengan karakter dan konsep yang telah dirancang.
"Kami juga menggunakan itu (aset digital), tapi kan tidak secara keseluruhan. Kita hanya basic-nya saja, lalu kita sesuaikan dengan karakter yang kita sudah desain di awal," tambah Endiarto.
Definisi Karya Anak Bangsa
Tudingan bahwa film Merah Putih: One for All bukan karya anak bangsa karena menggunakan aset digital juga dibantah tegas oleh Endiarto. Ia mempertanyakan, "Yang dimaksud karya anak bangsa, karya itu definisinya apa?"Menurutnya, sebuah karya disebut buatan anak bangsa jika proses perakitan dan modifikasi dilakukan oleh tim lokal.
"Karya bangsa itu bukan per bagian, bukan item demi item, tapi secara keseluruhan yang merangkai," ucap Endiarto.
Dengan demikian, meskipun menggunakan aset digital yang dibeli, pengolahan kreatif tetap dilakukan oleh rumah produksi Perfiki Kreasindo.
Aset Tak Dibeli Khusus untuk Film Ini
Endiarto juga memberikan pencerahan mengenai sumber aset animasi tersebut. Ia memastikan bahwa tim produksi tidak membeli aset secara khusus untuk proyek ini. Aset digital yang digunakan merupakan arsip pribadi para animator yang sudah berpengalaman."Animator kami kan karena dia seorang animator, mereka sudah pasti punya kan aset-aset digital," kata Endiarto.
"Mereka sudah animator lama, pasti mereka sudah punya sumber daya itu," tambahnya.
Hal tersebut menegaskan bahwa para animator yang terlibat dalam film Merah Putih: One for All telah memiliki pengalaman di bidangnya.
Karakter Terinspirasi dari Keberagaman Nusantara
Mengenai desain karakter dalam film, Endiarto menyampaikan bahwa inspirasinya berasal dari keberagaman Nusantara. Awalnya, ia hanya merancang empat karakter, tetapi berkembang menjadi delapan untuk merepresentasikan lebih banyak suku di Indonesia."Saya membayangkan anak Papua kan enggak mungkin seperti saya. Identitasnya seperti itu, orang Jawa seperti ini, orang Betawi seperti ini," pungkasnya.
Film Merah Putih: One for All dijadwalkan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025, dengan harga tiket spesial Rp17.000 pada 17 Agustus 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id