Produser eksekutif Merah Putih: One for All, Sonny Pudjisasono (Foto: Dashyauly Hutauruk)
Produser eksekutif Merah Putih: One for All, Sonny Pudjisasono (Foto: Dashyauly Hutauruk)

Produser Sebut Merah Putih: One for All Isi Kekosongan Film Anak di Hari Kemerdekaan

Elang Riki Yanuar • 13 Agustus 2025 13:27
Jakarta: Produser eksekutif Merah Putih: One for All, Sonny Pudjisasono, akhirnya angkat bicara menanggapi pertanyaan sutradara Hanung Bramantyo soal alasan film animasi tersebut tayang dengan jadwal yang terkesan terburu-buru. 
 
Menurut Sonny, keputusan ini didasari oleh momentum nasional yang dianggap sangat tepat. Ia menegaskan bahwa sejak awal, Merah Putih: One for All memang diproyeksikan sebagai persembahan khusus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang tahun ini memasuki usia ke 80.
 
"Film ini adalah animasi anak merah putih, merupakan kado untuk peringatan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus yang ke 80. Kalau itu diapresiasi oleh (bioskop) XXI untuk tayang, mungkin XXI sendiri ingin bikin acara untuk penayangan film dalam rangka memperingati 80 tahun itu. Kemungkinannya adalah seperti itu,” ujar Sonny.

Lebih lanjut, Sonny menggambarkan bahwa semangat untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan tidak hanya hadir di ruang-ruang publik di kampung-kampung, tetapi juga di ruang hiburan modern seperti bioskop. 
 
Menurutnya, kesempatan ini lahir karena bioskop melihat adanya kekosongan film anak yang khusus dihadirkan untuk momen ini, sehingga film Merah Putih: One for All menjadi pilihan yang layak untuk mengisi slot tersebut.
 
baca juga: Film Merah Putih: One For All Disambut Negatif, Fadli Zon: Kita Nonton Dulu Lah

 
“Jadi semangatnya sama, bahwa semua pihak ingin meramaikan 80 tahun Indonesia merdeka. Tidak hanya di kampung-kampung, juga kaum elit juga bioskop seperti itu. Nah bioskop mungkin ngelihat, ‘kok enggak ada? Hanya ada film anak ini boleh lah.’ Itu menurut pandangan saya,” ucapnya.
 
Meski mendapatkan kesempatan untuk tayang, Sonny menegaskan bahwa jumlah layar yang diberikan masih jauh dari kata besar. Ia membandingkan, jika film-film besar biasanya mendapatkan ratusan layar, film ini hanya memperoleh sebagian kecil dari jumlah tersebut. Situasi ini membuat pihaknya lebih fokus pada kualitas penyajian dan menyasar penonton yang memang tertarik dengan tema nasionalisme untuk anak-anak.
 
“Kalau kenapa kita dikasih slot, slot itu pun juga terbatas kok. Apakah sama dengan film-film dikasih 400 layar, 200 layar juga tidak. Kita cuma dikasih beberapa layar aja. Dengan asumsi, kalau nanti banyak penonton, langsung kita tambah layar lagi,” jelas Sonny.
 
Sonny juga menegaskan bahwa dirinya dan tim tidak mempermasalahkan keterbatasan tersebut. Sebaliknya, ia menganggap ini sebagai bentuk apresiasi yang patut disyukuri, karena tidak semua film mendapat kesempatan tayang pada periode yang sangat strategis ini. Menurutnya, yang terpenting adalah film ini dapat hadir di hadapan publik dan ikut meramaikan semangat perayaan kemerdekaan.
 
“Kita dikasih layar aja udah terima kasih. Walaupun dikasih layar cuma lima atau misalkan 10 atau 20, kita terima kasih. Karena sudah diapresiasi, kita punya keinginan, untuk ikut partisipasi memeriahkan peringatan 80 tahun Indonesia merdeka," tutupnya.
 
(Dashyauly Hutauruk)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan