Bahkan, tak cuma demi impian berhaji. Tarijah, juga berjuang bertahan hidup dengan seorang cucu setelah ditinggal sang suami 15 tahun lalu.
"Saya tidak menyangka bisa berangkat ke Tanah Suci," kata Tarijah, setengah tak peercaya, saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Senin, 6 Agustus 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menabung 19 tahun
Tarijah bercerita, pada 2003, keingannya berhaji kian menjadi. Setelah berulang kali meneguhkan impiannya itu, akhirnya ia memilih untuk meneruskan rutinitasnya menabung meski dari penghasilan dengan jumlah yang tidak tentu.
"Terkadang kalau ke pasar jualan lagi sepi, ya saya pulang ke rumah tidak bawa uang sama sekali. Tapi, Alahamdulillah kalau sedang ramai saya bisa bawa pulang uang sekitar Rp200 ribu," kata Tarijah.

Pedagang nasi aking (karak), Tarijah (73), warga Desa Bogo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, hendak berangkat ke Tanah Suci/Medcom.id/Amal
Boleh dibilang, Nenek Tarijah amat telaten dalam urusan menabung. Betapa tidak, uang yang dia dapat cukup disimpan di bawah kasur.
Pada 2010, uang Tarijah terkumpul sekitar Rp20 juta. Tarijah pun mantap mendaftarkan diri pergi haji, meski sayang, uangnya masih kurang Rp5 juta."Saya tidak menabung ke bank, karena tidak tahu caranya," katanya.
"Akhirnya saya pinjam uang pada tetangga. Alhamdulillah delapan tahun kemudian dan sampai saat ini bisa bayar utang dan melunasi biaya ongkos naik haji," katanya.
Selama menabung, Tarijah mengaku selalu menyempatkan waktu membaca Alquran dan buku-buku bekas di sela-sela berjualan nasi aking.
"Saya selalu berdoa, menyempatkan ngaji saat berjualan," ujarnya.
Keinginan Tarijah untuk ke Tanah Suci pun tercapai. Ia tergabung dalam kloter 59 yang akan terbang ke Arab Saudi pada sore ini, Senin, 6 Agustus 2018. Ia berangkat bersama 450 jemaah calon haji (JCH) lainnya.
Labbaik Allahumma labbaik...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SBH)
