Di sana, Yaqut meninjau lokasi pembangunan toilet yang membuat area mabit berkurang. Akibatnya, ruang bagi jemaah untuk melaksanakan mabid berkurang dari sebelumnya 0,54 meter persegi, kini hanya tinggal 0,29 meter persegi.
"Tentu, dengan luas ini tidak memungkinkan jemaah untuk bisa nyaman (bermabit). Maka, kami ambil skema murur," kata Yaqut dilansir, Rabu, 12 Juni 2024.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia juga berdiskusi dengan jajarannya dan mashariq perihal pelaksanaan skema murur. Lewat skema ini, sebagian jemaah tidak bermalam di Muzdalifah, tapi hanya melintas saja dari atas bus untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina.
"Kemenag sudah mengonsultasikannya kepada para ulama maupun sejumlah ormas islam. Semua memberi dukungan atas pilihan ini. Demi kenyamanan dan keselamatan jamaah," ujarnya.
Baca juga:Polri Kirim 7 Polwan Jadi Petugas Pelayanan Ibadah Haji |
Adapun potensi kepadatan jemaah di Muzdalifah memang jadi salah satu atensi Menag. Di sana, ia sempat menanyakan antisipasi kepadatan jemaah selama Armuzna kepada pimpinan masyariq yang diwakili Amin Indragiri.
"Jika memang kondisi stuck (padat), maka kami koordinasi dengan petugas di Arafah untuk menerapkan upaya percepatan pemberangkatan jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah hingga ke Mina," kata Kasatops Armuzna PPIH Arab Saudi, Harun Al Rasyid.
Saat berkunjung ke Mina, Menag bersama rombongan mendatangi sejumlah tenda yang ada di Maktab 17. Selain meninjau kualitas tenda serta bed (Kasur tidur bagi jemaah), Yaqut juga memeriksa toilet di maktab itu.
"Toilet ini didesain khusus. Selain ada jalan akses untuk jemaah biasa, juga tersedia jalan bagi para lansia maupun penyandang disabilitas. Semoga ini bisa memudahkan,” katanya. (Heryadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(END)