WISATA
Hospitality Forum 2025 Dorong Transformasi SDM Perhotelan Lewat Teknologi AI
A. Firdaus
Selasa 05 Agustus 2025 / 11:15
Jakarta: Lebih dari 50 pemimpin divisi sumber daya manusia (SDM) dari jaringan hotel ternama di Indonesia berkumpul dalam Hospitality Forum 2025, yang digelar pada 5 Juli lalu di Pan Pacific Jakarta. Forum ini diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Asosiasi Manajer SDM Hotel Indonesia (AMSIH), perusahaan teknologi pembelajaran ELSA Speak, dan lembaga edukasi Paradigm.
Dengan mengusung tema transformasi pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI), forum ini menjadi tonggak penting dalam upaya mendorong sektor perhotelan nasional menghadirkan layanan berstandar global. Peserta forum berasal dari berbagai grup hotel besar seperti Accor, Hyatt, Hilton, dan Morrissey.
Forum ini menyoroti kesenjangan sistem pelatihan di industri perhotelan. Hasil survei internal menunjukkan bahwa 94,4% hotel belum pernah menerapkan pelatihan berbasis AI yang dipersonalisasi, sementara 44,4% pemimpin HR menyebut perbedaan kemampuan bahasa Inggris karyawan sebagai tantangan utama.
Menurut data Kemenpar, Indonesia menargetkan menciptakan 25,75 juta lapangan kerja di sektor pariwisata pada 2025 serta meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 4,6%. Namun, pencapaian target ini dinilai mustahil tanpa peningkatan kapabilitas SDM yang signifikan.
“Indonesia tidak hanya butuh destinasi yang indah, tetapi juga pengalaman layanan yang inklusif, autentik, dan berkelas dunia. Itu hanya mungkin jika kompetensi komunikasi para pelaku industri ditingkatkan secara merata,” ujar perwakilan dari Kemenpar dalam sambutannya.
Salah satu sorotan forum adalah presentasi dari ELSA Speak, perusahaan teknologi edukasi berbasis AI. Melalui pendekatan yang hyper-personalized dan waktu belajar hanya 10–13 menit per hari, ELSA berhasil mencatat peningkatan rata-rata 19% dalam skor English Proficiency Score (EPS) dalam waktu tiga bulan, setara dengan peningkatan dari level intermediate ke advanced.
“AI bukan sekadar alat bantu, melainkan solusi strategis untuk mengatasi keterbatasan waktu, biaya, dan motivasi dalam pelatihan karyawan,” ujar Yasser Muhammad Syaiful, Managing Director ELSA Speak Indonesia. “Kami membangun sistem yang judge-free, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada bisnis.”
Forum ini juga membahas kesenjangan investasi pelatihan antara hotel lokal dan jaringan global. Data dari Deloitte dan PHRI menunjukkan bahwa hotel internasional seperti Hilton dan Marriott mengalokasikan hingga 3% dari total payroll untuk pengembangan SDM, sementara hotel lokal di Indonesia masih berada di angka 0,5–1%.
Peggy Putri, Co-founder Paradigm, menilai bahwa membentuk tim berkualitas global bukan soal skala bisnis, melainkan komitmen untuk memiliki sistem dan budaya belajar yang progresif. Ia merekomendasikan pendekatan blended learning, yaitu kombinasi pelatihan langsung, microlearning, simulasi, dan teknologi AI.
AMSIH menyatakan komitmennya untuk menjadikan Hospitality Forum sebagai agenda tahunan, bukan sekadar ruang diskusi, tetapi juga wahana transformasi nyata. “Kami ingin menjadi akselerator perubahan di sektor perhotelan, dengan menjembatani kebutuhan industri dan solusi inovatif,” ujar perwakilan AMSIH.
Forum ini menjadi bukti bahwa transformasi industri perhotelan bukan lagi wacana. Dengan sinergi lintas sektor antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku teknologi edukasi, langkah konkret untuk menciptakan SDM unggul dan layanan berstandar internasional kini tengah berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dengan mengusung tema transformasi pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI), forum ini menjadi tonggak penting dalam upaya mendorong sektor perhotelan nasional menghadirkan layanan berstandar global. Peserta forum berasal dari berbagai grup hotel besar seperti Accor, Hyatt, Hilton, dan Morrissey.
Tantangan Kompetensi dan Kebutuhan Sistem Pelatihan Baru
Forum ini menyoroti kesenjangan sistem pelatihan di industri perhotelan. Hasil survei internal menunjukkan bahwa 94,4% hotel belum pernah menerapkan pelatihan berbasis AI yang dipersonalisasi, sementara 44,4% pemimpin HR menyebut perbedaan kemampuan bahasa Inggris karyawan sebagai tantangan utama.
Menurut data Kemenpar, Indonesia menargetkan menciptakan 25,75 juta lapangan kerja di sektor pariwisata pada 2025 serta meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 4,6%. Namun, pencapaian target ini dinilai mustahil tanpa peningkatan kapabilitas SDM yang signifikan.
“Indonesia tidak hanya butuh destinasi yang indah, tetapi juga pengalaman layanan yang inklusif, autentik, dan berkelas dunia. Itu hanya mungkin jika kompetensi komunikasi para pelaku industri ditingkatkan secara merata,” ujar perwakilan dari Kemenpar dalam sambutannya.
ELSA Speak Tawarkan Solusi Pembelajaran AI untuk Hospitality
Salah satu sorotan forum adalah presentasi dari ELSA Speak, perusahaan teknologi edukasi berbasis AI. Melalui pendekatan yang hyper-personalized dan waktu belajar hanya 10–13 menit per hari, ELSA berhasil mencatat peningkatan rata-rata 19% dalam skor English Proficiency Score (EPS) dalam waktu tiga bulan, setara dengan peningkatan dari level intermediate ke advanced.
“AI bukan sekadar alat bantu, melainkan solusi strategis untuk mengatasi keterbatasan waktu, biaya, dan motivasi dalam pelatihan karyawan,” ujar Yasser Muhammad Syaiful, Managing Director ELSA Speak Indonesia. “Kami membangun sistem yang judge-free, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada bisnis.”
Perbandingan Global: Investasi SDM Masih Jadi Tantangan
Forum ini juga membahas kesenjangan investasi pelatihan antara hotel lokal dan jaringan global. Data dari Deloitte dan PHRI menunjukkan bahwa hotel internasional seperti Hilton dan Marriott mengalokasikan hingga 3% dari total payroll untuk pengembangan SDM, sementara hotel lokal di Indonesia masih berada di angka 0,5–1%.
Peggy Putri, Co-founder Paradigm, menilai bahwa membentuk tim berkualitas global bukan soal skala bisnis, melainkan komitmen untuk memiliki sistem dan budaya belajar yang progresif. Ia merekomendasikan pendekatan blended learning, yaitu kombinasi pelatihan langsung, microlearning, simulasi, dan teknologi AI.
AMSIH Siap Dorong Perubahan Berkelanjutan
AMSIH menyatakan komitmennya untuk menjadikan Hospitality Forum sebagai agenda tahunan, bukan sekadar ruang diskusi, tetapi juga wahana transformasi nyata. “Kami ingin menjadi akselerator perubahan di sektor perhotelan, dengan menjembatani kebutuhan industri dan solusi inovatif,” ujar perwakilan AMSIH.
Forum ini menjadi bukti bahwa transformasi industri perhotelan bukan lagi wacana. Dengan sinergi lintas sektor antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku teknologi edukasi, langkah konkret untuk menciptakan SDM unggul dan layanan berstandar internasional kini tengah berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)