FITNESS & HEALTH
Berkenalan dengan Polusi Partikulat, Si Musuh Tak Terlihat
Mia Vale
Minggu 09 November 2025 / 11:30
Jakarta: Cuaca saat ini sedang tidak menentu. Kualitas udara di Indonesia pun, utamanya di Jabodetabek, terhitung sering tidak sehat. Bahkan, Kementerian Kesehatan mengatakan terdapat sejumlah jenis zat atau partikel yang perlu diwaspadai oleh masyarakat ketika sedang berada di kawasan dengan polusi udara.
Adapun salah satu indikator utama dalam indeks kualitas udara adalah Particulate Matter (PM).
Istilah ini mungkin masih terdengar asing bagi banyak orang. Namun, partikel kecil inilah yang menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat. Yuk, berkenalan lebih jauh, apa sih Particulate Matter (PM) atau polusi partikulat itu?
Menukil laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika/BMKG, Particulate Matter (PM) adalah campuran kompleks dari partikel padat dan cair yang terdapat di udara.
Partikel ini terdiri dari berbagai bahan, seperti debu, kotoran, jelaga, asap, dan tetesan cairan. PM diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikelnya:
- PM10 (partikel kasar): Partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer. Sumbernya antara lain debu dari lokasi konstruksi, serbuk sari, debu tanah, dan spora jamur.
- PM2.5 (partikel halus): Partikel yang lebih halus dengan diameter kurang dari 2.5 mikrometer. Polusi ini berasal dari emisi kendaraan bermotor, pembakaran biomassa, industri, dan kegiatan domestik seperti pembakaran sampah.

(Particulate Matter (PM) atau materi partikulat adalah campuran kompleks dari partikel padat dan cair yang terdapat di udara. Partikel ini terdiri dari berbagai bahan, seperti debu, kotoran, jelaga, asap, dan tetesan cairan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
"Musuh tak kasat mata" ini merujuk pada polusi udara partikulat (khususnya PM2.5) yang sangat halus dan tidak terlihat oleh mata telanjang, namun sangat berbahaya bagi kesehatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganggap ini sebagai ancaman nyata dan memantau konsentrasinya secara aktif.
Karena ukurannya yang sangat kecil - berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer (mikron) - memungkinkan PM2.5 masuk jauh ke dalam sistem pernapasan dan bahkan aliran darah.
Hal ini tentunya menyebabkan masalah kesehatan serius seperti Infeksi Saluran Pernasan Akut (ISPA), terutama anak-anak dan lansia, lebih rentan terhadap dampak PM.
Tak hanya itu, paparan jangka panjang terhadap PM juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, lho! Apa saja itu?
- Sistem pernapasan: Selain ISPA, polusi partikulat bisa menyebabkan iritasi hidung, serangan asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
- Sistem kardiovaskular: Karena ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 dapat masuk ke aliran darah, di mana menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung iskemik dan stroke, bahkan kematian.
- Kanker: Terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan jenis kanker lainnya.
- Kerusakan kognitif: Paparan jangka panjang dapat memengaruhi fungsi otak, menyebabkan penurunan kognitif, dan meningkatkan risiko stroke.
- Gangguan lain: Menyebabkan iritasi mata, masalah kulit, gangguan kehamilan, dan bahkan kematian dini.
Memang, Particulate Matter (PM) merupakan ancaman nyata terhadap kesehatan dan lingkungan jika tidak dikendalikan.
Meski suatu wilayah masih memiliki kualitas udara relatif baik, tetap perlu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat sistem pemantauan untuk mencegah dampak buruk PM, apalagi di masa depan saat tekanan terhadap lingkungan semakin besar.
Ingat, polusi udara adalah persoalan bersama. Tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja. Kita sebagai masyarakat punya peran besar dalam menjaga udara yang kita hirup setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Adapun salah satu indikator utama dalam indeks kualitas udara adalah Particulate Matter (PM).
Istilah ini mungkin masih terdengar asing bagi banyak orang. Namun, partikel kecil inilah yang menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat. Yuk, berkenalan lebih jauh, apa sih Particulate Matter (PM) atau polusi partikulat itu?
Musuh tak kasat mata
Menukil laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika/BMKG, Particulate Matter (PM) adalah campuran kompleks dari partikel padat dan cair yang terdapat di udara.
Partikel ini terdiri dari berbagai bahan, seperti debu, kotoran, jelaga, asap, dan tetesan cairan. PM diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikelnya:
- PM10 (partikel kasar): Partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer. Sumbernya antara lain debu dari lokasi konstruksi, serbuk sari, debu tanah, dan spora jamur.
- PM2.5 (partikel halus): Partikel yang lebih halus dengan diameter kurang dari 2.5 mikrometer. Polusi ini berasal dari emisi kendaraan bermotor, pembakaran biomassa, industri, dan kegiatan domestik seperti pembakaran sampah.
Dampak polusi partikulat PM2.5

(Particulate Matter (PM) atau materi partikulat adalah campuran kompleks dari partikel padat dan cair yang terdapat di udara. Partikel ini terdiri dari berbagai bahan, seperti debu, kotoran, jelaga, asap, dan tetesan cairan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
"Musuh tak kasat mata" ini merujuk pada polusi udara partikulat (khususnya PM2.5) yang sangat halus dan tidak terlihat oleh mata telanjang, namun sangat berbahaya bagi kesehatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganggap ini sebagai ancaman nyata dan memantau konsentrasinya secara aktif.
Karena ukurannya yang sangat kecil - berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer (mikron) - memungkinkan PM2.5 masuk jauh ke dalam sistem pernapasan dan bahkan aliran darah.
Hal ini tentunya menyebabkan masalah kesehatan serius seperti Infeksi Saluran Pernasan Akut (ISPA), terutama anak-anak dan lansia, lebih rentan terhadap dampak PM.
Particulate Matter sebabkan masalah kesehatan
Tak hanya itu, paparan jangka panjang terhadap PM juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, lho! Apa saja itu?
- Sistem pernapasan: Selain ISPA, polusi partikulat bisa menyebabkan iritasi hidung, serangan asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
- Sistem kardiovaskular: Karena ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 dapat masuk ke aliran darah, di mana menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung iskemik dan stroke, bahkan kematian.
- Kanker: Terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan jenis kanker lainnya.
- Kerusakan kognitif: Paparan jangka panjang dapat memengaruhi fungsi otak, menyebabkan penurunan kognitif, dan meningkatkan risiko stroke.
- Gangguan lain: Menyebabkan iritasi mata, masalah kulit, gangguan kehamilan, dan bahkan kematian dini.
Memang, Particulate Matter (PM) merupakan ancaman nyata terhadap kesehatan dan lingkungan jika tidak dikendalikan.
Meski suatu wilayah masih memiliki kualitas udara relatif baik, tetap perlu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat sistem pemantauan untuk mencegah dampak buruk PM, apalagi di masa depan saat tekanan terhadap lingkungan semakin besar.
Ingat, polusi udara adalah persoalan bersama. Tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja. Kita sebagai masyarakat punya peran besar dalam menjaga udara yang kita hirup setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)