FITNESS & HEALTH

Sering Terpapar Polusi Udara Tingkatkan Risiko Depresi? Begini Penjelasannya

Fatha Annisa
Selasa 08 April 2025 / 16:14
Jakarta: Sebuah studi dari Harbin Medical University mengemukakan bahwa terpapar polusi udara secara terus-menerus, terutama sulfur dioksida, dapat meningkatkan risiko depresi.
 
Menghirup udara berpolusi setiap hari ternyata tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga dapat memengaruhi suasana hati. Hal ini dijelaskan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Science and Ecotechnology.
 
Melansir Hindustan Times, penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang kuat antara paparan jangka panjang polusi udara dan risiko depresi yang lebih tinggi. Penelitian ini melacak orang dewasa berusia di atas 45 tahun di Cina selama tujuh tahun, dengan fokus pada bagaimana enam polutan udara dapat berdampak pada kesehatan mental.

 
Baca juga: Hanoi Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia

 

Hasil Penelitian

Menurut penelitian tersebut, sulfur dioksida muncul sebagai polutan teratas yang paling kuat terkait dengan peningkatan risiko depresi. Karbon monoksida (CO) dan partikel halus (PM2.5) juga berperan dalam meningkatkan kemungkinan berkembangnya masalah kesehatan mental.
 
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa terpapar campuran polutan ini juga bisa meningkatkan risiko depresi secara signifikan.
 
Para peneliti pun menjelaskan bahwa polutan udara bisa berdampak pada sistem saraf pusat dengan memicu stres oksidatif dan peradangan. Efek ini dapat terjadi melalui berbagai jalur, termasuk aliran darah, saraf trigeminal, bahkan neuron reseptor penciuman.

 
Baca juga: Ikatan Sosial Bantu Menjaga Kesehatan Mentalmu

 
Namun, mereka menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya bagaimana polusi udara berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental.
 
Sementara itu, depresi merupakan gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih secara terus-menerus dan hilangnya minat dalam kegiatan sehari-hari. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan, kelelahan, mudah marah, insomnia, dan kehilangan minat pada hal-hal yang pernah disukai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(PRI)

MOST SEARCH