KULINER
Indonesia Franchise Week Dukung Pertumbuhan Bisnis Waralaba di Indonesia
Yatin Suleha
Sabtu 01 November 2025 / 08:27
Jakarta: Gelaran Indonesia Franchise Week (IFW) 2025 berlangsung pada 31 Oktober–2 November 2025 di ICE BSD, Tangerang. Di tengah tekanan biaya operasional, perubahan selera konsumen, dan persaingan dengan merek global, ajang ini diproyeksikan menjadi barometer tren investasi bisnis kemitraan.
Pameran yang diinisiasi Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Neo Expo Promosindo ini menghadirkan pelaku industri dari dalam dan luar negeri, termasuk 24 delegasi internasional dan 289 merek dari berbagai sektor.
Selain pameran, IFW juga menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Franchise Confederation (APFC) dan World Franchise Council (WFC).
Meski menjadi salah satu agenda waralaba terbesar di Tanah Air, penyelenggara menekankan bahwa fokus utama acara bukan sekadar showcase brand, melainkan penguatan daya saing dan pengetahuan kewirausahaan.
Tema “Energizing Entrepreneurship” diangkat untuk menyoroti perlunya adaptasi model bisnis di era ekonomi dinamis.
Selain sektor makanan dan minuman yang masih mendominasi, sejumlah lini usaha lain ikut menampilkan peluang, mulai dari laundry, ritel, layanan kesehatan dan kecantikan, pendidikan, hingga otomotif. Institusi finansial juga hadir dalam kapasitas pendukung akses pembiayaan.
Dalam rangkaian acara, peserta dapat mengikuti sesi diskusi yang membahas isu fundamental bagi calon dan pelaku waralaba, mulai dari perlindungan merek, perpajakan, legalitas kemitraan, hingga strategi adaptasi digital.
.jpeg)
(Sektor makanan dan minuman masih mendominasi Gelaran Indonesia Franchise Week (IFW) 2025. Foto: Dok. Istimewa)
Materi seperti "Bisnis Naik Kelas dengan Pondasi Hukum yang Kuat", "Strategi Cerdas Menuju Bisnis yang Bertahan & Berkembang", dan "Solusi Finansial Wirausaha Muda" menjadi bagian dari kurikulum acara.
Penyelenggara menargetkan sekitar 12.000 pengunjung, dengan profil yang didominasi calon pengusaha dan investor.
"Rangkaian kegiatan ini diharapkan memberikan referensi pasar yang lebih komprehensif bagi pelaku UMKM yang ingin masuk ke sistem franchise maupun mengembangkan format kemitraannya," ujar Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar dalam keterangan resmi, Jumat, 31 Oktober 2025.
Kehadiran pavilion internasional dari negara seperti Korea, Malaysia, Taiwan, Filipina, Thailand, Meksiko, dan Prancis menjadi penanda semakin kompetitifnya pasar waralaba domestik.
Sejumlah pemain besar dari sektor F&B, laundry, ritel minimarket, hingga jasa pendidikan dan kecantikan ikut memanfaatkan panggung ini untuk memperluas jaringan.
Dengan tren minat masyarakat pada model bisnis siap jalan dan dukungan ekosistem permodalan, pelaku di industri memperkirakan pola kemitraan akan semakin variatif, termasuk format booth modular, model cloud kitchen, hingga hybrid offline–online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Pameran yang diinisiasi Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Neo Expo Promosindo ini menghadirkan pelaku industri dari dalam dan luar negeri, termasuk 24 delegasi internasional dan 289 merek dari berbagai sektor.
Selain pameran, IFW juga menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Franchise Confederation (APFC) dan World Franchise Council (WFC).
Meski menjadi salah satu agenda waralaba terbesar di Tanah Air, penyelenggara menekankan bahwa fokus utama acara bukan sekadar showcase brand, melainkan penguatan daya saing dan pengetahuan kewirausahaan.
Tema “Energizing Entrepreneurship” diangkat untuk menyoroti perlunya adaptasi model bisnis di era ekonomi dinamis.
Selain sektor makanan dan minuman yang masih mendominasi, sejumlah lini usaha lain ikut menampilkan peluang, mulai dari laundry, ritel, layanan kesehatan dan kecantikan, pendidikan, hingga otomotif. Institusi finansial juga hadir dalam kapasitas pendukung akses pembiayaan.
Dalam rangkaian acara, peserta dapat mengikuti sesi diskusi yang membahas isu fundamental bagi calon dan pelaku waralaba, mulai dari perlindungan merek, perpajakan, legalitas kemitraan, hingga strategi adaptasi digital.
.jpeg)
(Sektor makanan dan minuman masih mendominasi Gelaran Indonesia Franchise Week (IFW) 2025. Foto: Dok. Istimewa)
Materi seperti "Bisnis Naik Kelas dengan Pondasi Hukum yang Kuat", "Strategi Cerdas Menuju Bisnis yang Bertahan & Berkembang", dan "Solusi Finansial Wirausaha Muda" menjadi bagian dari kurikulum acara.
Penyelenggara menargetkan sekitar 12.000 pengunjung, dengan profil yang didominasi calon pengusaha dan investor.
"Rangkaian kegiatan ini diharapkan memberikan referensi pasar yang lebih komprehensif bagi pelaku UMKM yang ingin masuk ke sistem franchise maupun mengembangkan format kemitraannya," ujar Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar dalam keterangan resmi, Jumat, 31 Oktober 2025.
Kehadiran pavilion internasional dari negara seperti Korea, Malaysia, Taiwan, Filipina, Thailand, Meksiko, dan Prancis menjadi penanda semakin kompetitifnya pasar waralaba domestik.
Sejumlah pemain besar dari sektor F&B, laundry, ritel minimarket, hingga jasa pendidikan dan kecantikan ikut memanfaatkan panggung ini untuk memperluas jaringan.
Dengan tren minat masyarakat pada model bisnis siap jalan dan dukungan ekosistem permodalan, pelaku di industri memperkirakan pola kemitraan akan semakin variatif, termasuk format booth modular, model cloud kitchen, hingga hybrid offline–online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)