FITNESS & HEALTH

Pentingnya Edukasi dan Pemahaman Emosi Selama Kehamilan

Yatin Suleha
Minggu 21 September 2025 / 08:12
Jakarta: Mengatasi kecemasan selama kehamilan tidak hanya soal pengobatan, tetapi juga sangat berkaitan dengan edukasi mengenai emosi dan proses transisi menjadi orang tua.

Memahami bagaimana emosi bekerja dan mengenali tanda-tanda kecemasan dalam diri sendiri sangat penting agar dapat mengelola perasaan tersebut dengan lebih baik.

Baca juga: Bumil Patut Waspada jika Mengalami 3 Gejala Ini

Dilansir dari Parents, Heidi Cox, PhD, PMH-C, seorang psikolog klinis berlisensi menekankan, “Edukasi tentang siklus kecemasan sangat penting, begitu pula memahami siklus kecemasan kamu sendiri dan menyadarinya di tubuh kamu, sehingga kamu tahu cara mengidentifikasinya dan meresponsnya dengan cara yang berbeda.”

Dengan pemahaman ini, seseorang dapat lebih cepat mengenali kapan kecemasan mulai muncul dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya.

Selain itu, banyak orang hamil yang mendapatkan manfaat besar dari memelajari konsep “matrescence,” yaitu proses menjadi seorang ibu.

Proses ini meliputi perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang dialami selama kehamilan dan setelah melahirkan.

Dr. Cox menambahkan, “Ketika pasien perinatal melihat kecemasan mereka dalam konteks proses yang lebih besar, hal itu membantu mengurangi kecemasan.” 

Dengan memahami bahwa kecemasan adalah bagian dari perjalanan menjadi ibu, perasaan tersebut menjadi lebih mudah diterima dan dikelola.
 

Terapi perilaku kognitif dan pendekatan lain dalam mengatasi kecemasan


Terapi perilaku kognitif (CBT) sering dianggap sebagai standar emas dalam pengobatan masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan.


(Matrescence adalah proses menjadi seorang ibu, sebuah masa transisi fisik, emosional, dan psikologis yang kompleks. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Terapi ini bertujuan untuk mengenali dan menantang pola pikir negatif atau keyakinan yang salah yang dapat memperburuk kecemasan.

Namun, studi menunjukkan bahwa CBT saja mungkin tidak cukup untuk mengatasi kecemasan selama kehamilan.

Proses CBT biasanya melibatkan sesi terapi yang intensif dan tugas rumah yang harus dikerjakan di antara sesi yang terkadang dapat menjadi beban tambahan bagi orang yang sedang hamil.

Richards, MD, MS, seorang psikiater dan profesor di David Geffen School of Medicine di UCLA menjelaskan, “Memulai dengan terapi pendukung, wawancara motivasi, dan kesadaran (ketika sesuai), dapat meredakan dan melibatkan pasien, membantu mereka merasa diakui dan didukung selama masa yang sangat rentan dan menantang.”

Pendekatan ini lebih lembut dan fokus pada memberikan dukungan emosional serta membangun rasa percaya diri dalam menghadapi kecemasan.

Dr. Richards juga menambahkan bahwa ibu baru sering kali mengalami kurang tidur dan berjuang dengan perasaan tidak cukup yang dapat memperburuk kecemasan.

“Mungkin yang kamu cari selain tidur yang cukup adalah seseorang yang akan mendengarkanmu, mengakui tantangan yang kamu hadapi, membantu kamu kembali ke keseimbangan, dan mendorong kamu untuk mengambil langkah sederhana dan masuk akal berikutnya ke arah yang benar,” jelas dr. Richards. 

Pernyataan ini menegaskan pentingnya kehadiran pendamping yang empatik dan suportif selama masa kehamilan.

Setelah pasien mulai merasa lebih baik dan kepercayaan telah terbangun, barulah proses terapi kognitif yang lebih intensif dapat dimulai.

Tahapan ini meliputi menantang distorsi kognitif, membuat jurnal pikiran-perasaan-perilaku, serta melakukan restrukturisasi kognitif yang biasanya melibatkan tugas rumah.

Baca juga: Penyebab Gatal selama Kehamilan hingga Kondisi Serius yang Harus diperhatikan

Dengan cara ini, pasien dapat belajar mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif dan sehat, sehingga kecemasan dapat dikelola dengan lebih efektif.


Secillia Nur Hafifah


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH