FITNESS & HEALTH
Mengenal PMO, Dampak Negatif, dan Cara Mengatasinya
A. Firdaus
Jumat 03 Januari 2025 / 20:10
Jakarta: PMO merupakan singkatan dari Porn, Masturbate, dan Orgasm. PMO diartikan sebagai aktivitas masturbasi sambil menonton film porno sampai mencapai orgasme.
Kebiasaan ini memang dianggap sebagai hal pribadi. Kendati demikian, aktivitas ini justru berdampak negatif secara signifikan, baik dari mental fisik, maupun sosial.
Kebiasaan PMO dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dan juga berdampak pada emosional serta interpersonal seseorang. Terlalu sering menjalani PMO dapat mengubah persepsi terhadap seksualitas, hingga masalah disfungsi seksual.
Menurut jurnal berjudul Is Internet Pornography Causing Sexual Dysfunctions? A Review with Clinical Reports yang diterbitkan oleh Behavioral Sciences (2018) membahas hubungan antara penggunaan pornografi daring dan disfungsi seksual, dengan fokus pada fenomena pornography-induced erectile dysfunction (PIED).
Faktanya, situs pornografi modern telah meningkatkan aksesibilitas dan intensitas konsumsi seseorang, yang kemudian dapat memengaruhi fungsi seksual, terutama di kalangan pria muda.
Selain itu, studi ini juga mendapati adanya peningkatan prevalensi disfungsi ereksi pada pria di bawah 40 tahun. Hingga pada akhirnya, kasus disfungsi ereksi tersebut dikaitkan dengan konsumsi pornografi internet yang berlebihan.
Baca juga: Masalah Disfungsi Ereksi yang Mulai Dialami Pria Muda
Dilansir Halodoc, berikut ini beberapa dampak negatif PMO:
Konten pornografi bisa menyebabkan perubahan zat kimia pada otak. Artinya, dapat memicu peningkatan reaksi otak ketika dihadapkan pada isyarat pornografi, sehingga membuat seseorang menjadi candu,
Penelitian berjudul Neuroscience of internet pornography addiction: a review and update menemukan, kecanduan film porno memengaruhi jalur otak, serta memengaruhi dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam kesenangan dan hasrat.
Studi berjudul Sexual media use and relational satisfaction in heterosexual couples yang dipublikasikan oleh Wiley Online Library, mengamati secara khusus pria yang sering menonton konten pornografi.
Hasilnya, mereka yang melakukan hal tersebut cenderung menarik diri secara emosional dari pasangannya. Bahkan, pria cenderung memiliki sifat tertutup dan lebih rentan mengalami depresi.
Ketika melihat pasangannya menjauh secara fisik, bahkan lebih memilih beralih ke pornografi, hal ini bisa menjadi pukulan berat bagi seseorang.
Lama-kelamaan, ketidakpuasan emosional ini dapat merusak hubungan intim dan kepercayaan diri pasangan. Kecanduan pornografi bukan hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak.
PMO dapat memengaruhi kepuasan berhubungan seks dengan pasangan karena menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Hal tersebut dapat menciptakan ketidakpuasan dalam hubungan intim.
PMO dapat memicu rasa bersalah, kecemasan, atau bahkan depresi. Terlalu sering terpapar konten pornografi juga dapat memengaruhi persepsi tubuh dan citra diri Kondisi tersebut pada gilirannya dapat menyebabkan masalah emosional dan psikologis seseorang.
Ada beberapa cara ampuh untuk mengatasi PMO pada pengidapnya. Ini beberapa langkah yang dapat dilakukan:
CBT dapat membantu seseorang mengidentifikasi dan mengelola pola pikir yang memicu berbagai perilaku, seperti menonton pornografi. Ini merupakan salah satu pengobatan paling efektif untuk pengidap PMO.
Terapi psikodinamik juga bisa disebut sebagai psikoanalisis. Ini adalah sejenis terapi bicara yang membantu orang mengungkap pikiran dan ingatan bawah sadar yang mungkin menjadi pemicu PMO.
Acceptance and commitment therapy ACT mirip dengan CBT yang dapat membantu mengidentifikasi pola pikir yang menghasilkan perilaku adiktif. Bedanya, ACT menekankan penerimaan sebagai cara untuk mengelola pikiran negatif.
Orang dengan masalah kecanduan pornografi dapat menggunakan obat antidepresan. Obat ini bekerja dengan mengurangi dorongan seksual yang terkait dengan kecanduan dan perilaku tersebut.
Selain terapi dan pengobatan, perubahan gaya hidup seperti memblokir akses terhadap materi pornografi bisa membantu mengatasi gangguan.
Caranya dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, membangun hubungan yang sehat, dan mendiskusikan masalah apapun dengan pasangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Kebiasaan ini memang dianggap sebagai hal pribadi. Kendati demikian, aktivitas ini justru berdampak negatif secara signifikan, baik dari mental fisik, maupun sosial.
Kebiasaan PMO dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dan juga berdampak pada emosional serta interpersonal seseorang. Terlalu sering menjalani PMO dapat mengubah persepsi terhadap seksualitas, hingga masalah disfungsi seksual.
PMO dan disfungsi seksual
Menurut jurnal berjudul Is Internet Pornography Causing Sexual Dysfunctions? A Review with Clinical Reports yang diterbitkan oleh Behavioral Sciences (2018) membahas hubungan antara penggunaan pornografi daring dan disfungsi seksual, dengan fokus pada fenomena pornography-induced erectile dysfunction (PIED).
Faktanya, situs pornografi modern telah meningkatkan aksesibilitas dan intensitas konsumsi seseorang, yang kemudian dapat memengaruhi fungsi seksual, terutama di kalangan pria muda.
Selain itu, studi ini juga mendapati adanya peningkatan prevalensi disfungsi ereksi pada pria di bawah 40 tahun. Hingga pada akhirnya, kasus disfungsi ereksi tersebut dikaitkan dengan konsumsi pornografi internet yang berlebihan.
Baca juga: Masalah Disfungsi Ereksi yang Mulai Dialami Pria Muda
Dilansir Halodoc, berikut ini beberapa dampak negatif PMO:
1. Candu
Konten pornografi bisa menyebabkan perubahan zat kimia pada otak. Artinya, dapat memicu peningkatan reaksi otak ketika dihadapkan pada isyarat pornografi, sehingga membuat seseorang menjadi candu,
Penelitian berjudul Neuroscience of internet pornography addiction: a review and update menemukan, kecanduan film porno memengaruhi jalur otak, serta memengaruhi dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam kesenangan dan hasrat.
2. Pengaruhi keintiman antar pasangan
Studi berjudul Sexual media use and relational satisfaction in heterosexual couples yang dipublikasikan oleh Wiley Online Library, mengamati secara khusus pria yang sering menonton konten pornografi.
Hasilnya, mereka yang melakukan hal tersebut cenderung menarik diri secara emosional dari pasangannya. Bahkan, pria cenderung memiliki sifat tertutup dan lebih rentan mengalami depresi.
3. Menurunkan harga diri pasangan
Ketika melihat pasangannya menjauh secara fisik, bahkan lebih memilih beralih ke pornografi, hal ini bisa menjadi pukulan berat bagi seseorang.
Lama-kelamaan, ketidakpuasan emosional ini dapat merusak hubungan intim dan kepercayaan diri pasangan. Kecanduan pornografi bukan hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak.
4. Menurunkan kepuasan berhubungan seks
PMO dapat memengaruhi kepuasan berhubungan seks dengan pasangan karena menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Hal tersebut dapat menciptakan ketidakpuasan dalam hubungan intim.
5. Meningkatkan potensi masalah mental
PMO dapat memicu rasa bersalah, kecemasan, atau bahkan depresi. Terlalu sering terpapar konten pornografi juga dapat memengaruhi persepsi tubuh dan citra diri Kondisi tersebut pada gilirannya dapat menyebabkan masalah emosional dan psikologis seseorang.
Cara mengatasi PMO
Ada beberapa cara ampuh untuk mengatasi PMO pada pengidapnya. Ini beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Terapi perilaku kognitif (CBT)
CBT dapat membantu seseorang mengidentifikasi dan mengelola pola pikir yang memicu berbagai perilaku, seperti menonton pornografi. Ini merupakan salah satu pengobatan paling efektif untuk pengidap PMO.
2. Terapi psikodinamik
Terapi psikodinamik juga bisa disebut sebagai psikoanalisis. Ini adalah sejenis terapi bicara yang membantu orang mengungkap pikiran dan ingatan bawah sadar yang mungkin menjadi pemicu PMO.
3. Acceptance and commitment therapy (ACT)
Acceptance and commitment therapy ACT mirip dengan CBT yang dapat membantu mengidentifikasi pola pikir yang menghasilkan perilaku adiktif. Bedanya, ACT menekankan penerimaan sebagai cara untuk mengelola pikiran negatif.
4. Konsumsi obat antidepresan
Orang dengan masalah kecanduan pornografi dapat menggunakan obat antidepresan. Obat ini bekerja dengan mengurangi dorongan seksual yang terkait dengan kecanduan dan perilaku tersebut.
5. Perubahan pola hidup
Selain terapi dan pengobatan, perubahan gaya hidup seperti memblokir akses terhadap materi pornografi bisa membantu mengatasi gangguan.
Caranya dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, membangun hubungan yang sehat, dan mendiskusikan masalah apapun dengan pasangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)