FAMILY
Masalah Disfungsi Ereksi yang Mulai Dialami Pria Muda
A. Firdaus
Jumat 20 Desember 2024 / 13:15
Jakarta: Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi yang membuat seseorang tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks. Mirisnya, pria usia muda kini sudah banyak yang mengalami disfungsi ereksi dengan beberapa faktor penyebabnya.
Stres dikatakan menjadi faktor laki-laki mengalami disfungsi ereksi. Bahkan menurut Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital BSD, Christian Christopher Sunnu, bukan hanya stres dalam pekerjaan, tapi juga jarang berolahraga, gangguan tidur hingga gaya hidup yang menjadi faktor laki-laki mengalami disfungsi ereksi.
"Disfungsi ereksi pada usia muda paling sering disebabkan oleh masalah gaya hidup yang tidak sehat dan akhirnya berdampak pada penurunan kadar testosteron hingga terhambatnya aliran darah menuju penis," kata Christian Christopher Sunnu melansir Antara.
Beberapa penelitian, lanjutnya, menyebutkan bahwa paparan berlebihan terhadap pornografi juga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi. Hal ini karena akibat pengaruh persepsi dan ekspektasi seksual yang muncul dari menonton film porno.
Kemudian, pola makan tinggi gula, lemak trans, dan makanan olahan, juga dapat meningkatkan risiko gangguan ereksi dengan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah.
Baca juga: Apa Sih Bahaya Gangguan dari Disfungsi Ereksi? Ini Kata Dokter
"Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi yang membuat seseorang tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks," kata dr. Christian.
Ereksi dapat terjadi jika kondisi pembuluh darah, saraf, otot, dan hormon dalam keadaan baik. Namun, disfungsi terjadi ketika salah satunya mengalami gangguan ketika ereksi.
Kasus ini mungkin lebih umum terjadi pada laki-laki yang berusia lanjut. Namun, sebuah penelitian membuktikan, terdapat sekitar 1-14 persen pria berusia di bawah 40 tahun yang mengalami impotensi.
"Kini, disfungsi ereksi juga mulai ditemukan pada usia muda. Masalah disfungsi ereksi tentu tidak sekadar berpengaruh pada keharmonisan hubungan pasangan, tetapi bisa membuat program kehamilan jadi terhambat," ujarnya.
Penyebab lain orang mengalami disfungsi ereksi adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, hipotiroid, penyakit ginjal, dan gangguan hormon.
Sementara itu, tanda - tanda seseorang mengalami disfungsi ereksi, yakni tidak dapat ereksi saat berhubungan seksual. Ereksi tidak bertahan lama, kekuatan ereksi menurun, sehingga penis terasa kurang keras.
Lalu, hanya dapat ereksi sesekali, membutuhkan banyak rangsangan seksual agar dapat ereksi, penurunan gairah seksual, frekuensi ereksi spontan (seperti di pagi hari) berkurang atau hilang sama sekali.
"Penis tidak responsif terhadap rangsangan seksual dan kecemasan atau frustrasi akan performa seksual," kata dr. Christian.
Ia mengatakan ada beberapa cara mengatasi disfungsi ereksi, seperti perubahan gaya hidup, yakni berhenti merokok, membatasi atau berhenti konsumsi alkohol, berolahraga rutin minimal 30 menit dalam sehari, konsumsi makanan sehat, terutama yang kaya akan zinc dan omega-3, karena dapat meningkatkan hormon testosteron,
"Bisa juga melakukan berbagai hobi, meditasi atau yoga yang dapat mengendalikan stres, menjaga berat badan ideal dan cukup tidur," kata dr. Christian.
"Hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan konseling psikologi, mengkonsumsi obat setelah berkonsultasi dengan dokter, melakukan tindakan medis, seperti terapi hormon, penis pump, injeksi obat hingga operasi. Ada juga cara lain dengan pengobatan alternatif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Stres dikatakan menjadi faktor laki-laki mengalami disfungsi ereksi. Bahkan menurut Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital BSD, Christian Christopher Sunnu, bukan hanya stres dalam pekerjaan, tapi juga jarang berolahraga, gangguan tidur hingga gaya hidup yang menjadi faktor laki-laki mengalami disfungsi ereksi.
"Disfungsi ereksi pada usia muda paling sering disebabkan oleh masalah gaya hidup yang tidak sehat dan akhirnya berdampak pada penurunan kadar testosteron hingga terhambatnya aliran darah menuju penis," kata Christian Christopher Sunnu melansir Antara.
Beberapa penelitian, lanjutnya, menyebutkan bahwa paparan berlebihan terhadap pornografi juga dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi. Hal ini karena akibat pengaruh persepsi dan ekspektasi seksual yang muncul dari menonton film porno.
Kemudian, pola makan tinggi gula, lemak trans, dan makanan olahan, juga dapat meningkatkan risiko gangguan ereksi dengan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah.
Baca juga: Apa Sih Bahaya Gangguan dari Disfungsi Ereksi? Ini Kata Dokter
"Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi yang membuat seseorang tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks," kata dr. Christian.
Ereksi dapat terjadi jika kondisi pembuluh darah, saraf, otot, dan hormon dalam keadaan baik. Namun, disfungsi terjadi ketika salah satunya mengalami gangguan ketika ereksi.
Kasus ini mungkin lebih umum terjadi pada laki-laki yang berusia lanjut. Namun, sebuah penelitian membuktikan, terdapat sekitar 1-14 persen pria berusia di bawah 40 tahun yang mengalami impotensi.
"Kini, disfungsi ereksi juga mulai ditemukan pada usia muda. Masalah disfungsi ereksi tentu tidak sekadar berpengaruh pada keharmonisan hubungan pasangan, tetapi bisa membuat program kehamilan jadi terhambat," ujarnya.
Penyebab lain orang mengalami disfungsi ereksi adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, hipotiroid, penyakit ginjal, dan gangguan hormon.
Sementara itu, tanda - tanda seseorang mengalami disfungsi ereksi, yakni tidak dapat ereksi saat berhubungan seksual. Ereksi tidak bertahan lama, kekuatan ereksi menurun, sehingga penis terasa kurang keras.
Lalu, hanya dapat ereksi sesekali, membutuhkan banyak rangsangan seksual agar dapat ereksi, penurunan gairah seksual, frekuensi ereksi spontan (seperti di pagi hari) berkurang atau hilang sama sekali.
"Penis tidak responsif terhadap rangsangan seksual dan kecemasan atau frustrasi akan performa seksual," kata dr. Christian.
Ia mengatakan ada beberapa cara mengatasi disfungsi ereksi, seperti perubahan gaya hidup, yakni berhenti merokok, membatasi atau berhenti konsumsi alkohol, berolahraga rutin minimal 30 menit dalam sehari, konsumsi makanan sehat, terutama yang kaya akan zinc dan omega-3, karena dapat meningkatkan hormon testosteron,
"Bisa juga melakukan berbagai hobi, meditasi atau yoga yang dapat mengendalikan stres, menjaga berat badan ideal dan cukup tidur," kata dr. Christian.
"Hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan konseling psikologi, mengkonsumsi obat setelah berkonsultasi dengan dokter, melakukan tindakan medis, seperti terapi hormon, penis pump, injeksi obat hingga operasi. Ada juga cara lain dengan pengobatan alternatif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)