FITNESS & HEALTH
Apa Sih Bahaya Gangguan dari Disfungsi Ereksi? Ini Kata Dokter
Yatin Suleha
Rabu 05 Juli 2023 / 20:49
Jakarta: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian gangguan ereksi ini dialami oleh sekitar 20-85 persen penyandang kencing manis. Dinukil dari lamn Kemenkes, salah satu penelitian di Semarang menunjukkan bahwa kejadian gangguan ereksi dialami oleh 84,4 persen pria penyandang kencing manis.
Dr. Dyandra Parikesit, BMedSc., Sp.U, FICS, Dokter Spesialis Urologi Eka Hospital BSD memaparkan Disfungsi ereksi (DE) merupakan kondisi di mana alat kelamin pria mengalami gangguan sehingga tidak dapat melakukan ereksi atau tidak dapat mempertahankan ereksi untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan.
Derajat DE beragam mulai dari gangguan minimal terhadap ereksi hingga tidak bisa ereksi sama sekali. Pada kasus ini, kebanyakan pria merasa malu untuk memeriksakan diri dan menimbulkan banyak masalah mulai dari kehidupan seksual hingga kesehatan mental.
Faktanya disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit yang bisa dikeluhkan semua pria, karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring seseorang bertambah tua. Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita untuk terus waspada dan siap tanggap untuk segera memeriksakan diri ketika mulai merasakan gejalanya.
Ada beberapa faktor yang harus diketahui yang dapat meningkatkan risiko kamu untuk mengalami disfungsi ereksi, serta apa saja dampak dari disfungsi ereksi pada kesehatan fisik serta mentalmu.
Meski disfungsi ereksi akan menjadi semakin umum saat kamu bertambah tua, ada beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit ini. Gangguan disfungsi ereksi diketahui dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:

(Sudah saatnya kita menepis rasa malu yang menghambat kita untuk membicarakan masalah pada kesehatan reproduksi kita. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Biasanya, disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi. Namun jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, itu bisa menandakan adanya suatu penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis.
Disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan permasalahan antar pasangan dan tak jarang mengganggu hubungan dan kebutuhan reproduksi baik untuk pasangan dan dirimu sendiri.
Tapi sayangnya, masih banyak pria yang enggan untuk menceritakan dan memeriksakan disfungsi ereksi yang mereka alami. Ini dikarenakan masalah gangguan reproduksi seringkali dipandang sebelah mata dan kerap menyebabkan rasa malu pada pengidapnya hingga akhirnya mereka menyembunyikan gangguan tersebut.
Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter, maka dari itu jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait.
Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, kamu bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan lebih cepat dan kembali dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat bersama dengan pasangan kamu.
Pada pengobatan disfungsi ereksi, ada beberapa obat-obatan serta terapi lain yang mungkin bisa kamu lakukan, bergantung dari permasalahan utama yang menyebabkan disfungsi ereksi tersebut.
Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi penyebab dari disfungsi ereksi, sehingga dokter mungkin akan menanyakan riwayat obat-obatan hingga gaya hidup yang kamu jalankan.
Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pengobatan mulai meresepkan:
Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan sesi terapi dengan psikolog jika dirasa gangguan disfungsi ereksi disebabkan karena masalah mental.
Namun jika disfungsi ereksi kamu disebabkan karena masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, maka kamu mungkin akan melakukan penanganan lebih lanjut bersama dengan dokter terkait dalam menangani permasalahan tersebut.
Eka Hospital memiliki pusat urologi yang bisa mengatasi berbagai masalah batu ginjal, prostat, serta gangguan reproduksi. Pusat tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K), yang merupakan seorang dokter spesialis urologi dan perintis ilmu uro-andrologi modern.
Urology & Mens Couple Clinic juga telah dilengkapi dengan penanganan untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi, yaitu injeksi intrakavernosa, alat Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT), alat bantu vakum ereksi (vacuum erection device), hingga terapi fisik dan olahraga.
Sudah saatnya kita menepis rasa malu yang menghambat kita untuk membicarakan masalah pada kesehatan reproduksi kita. Jangan ragu untuk membicarakan masalah tentang disfungsi ereksi dengan pasanganmu serta dokter yang menangani kamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dr. Dyandra Parikesit, BMedSc., Sp.U, FICS, Dokter Spesialis Urologi Eka Hospital BSD memaparkan Disfungsi ereksi (DE) merupakan kondisi di mana alat kelamin pria mengalami gangguan sehingga tidak dapat melakukan ereksi atau tidak dapat mempertahankan ereksi untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan.
Derajat DE beragam mulai dari gangguan minimal terhadap ereksi hingga tidak bisa ereksi sama sekali. Pada kasus ini, kebanyakan pria merasa malu untuk memeriksakan diri dan menimbulkan banyak masalah mulai dari kehidupan seksual hingga kesehatan mental.
Faktanya disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit yang bisa dikeluhkan semua pria, karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring seseorang bertambah tua. Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita untuk terus waspada dan siap tanggap untuk segera memeriksakan diri ketika mulai merasakan gejalanya.
Ada beberapa faktor yang harus diketahui yang dapat meningkatkan risiko kamu untuk mengalami disfungsi ereksi, serta apa saja dampak dari disfungsi ereksi pada kesehatan fisik serta mentalmu.
Faktor penyebab disfungsi ereksi
Meski disfungsi ereksi akan menjadi semakin umum saat kamu bertambah tua, ada beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit ini. Gangguan disfungsi ereksi diketahui dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
- • Stres dan kelelahan
- • Gangguan hormon
- • Gangguan pada pembuluh darah
- • Obesitas
- • Kurang berolahraga
- • Merokok
- • Konsumsi minuman beralkohol
- • Konsumsi obat-obatan tertentu
- • Riwayat penyakit tertentu

(Sudah saatnya kita menepis rasa malu yang menghambat kita untuk membicarakan masalah pada kesehatan reproduksi kita. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Apakah disfungsi ereksi berbahaya?
Biasanya, disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi. Namun jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, itu bisa menandakan adanya suatu penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis.
Disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan permasalahan antar pasangan dan tak jarang mengganggu hubungan dan kebutuhan reproduksi baik untuk pasangan dan dirimu sendiri.
Tapi sayangnya, masih banyak pria yang enggan untuk menceritakan dan memeriksakan disfungsi ereksi yang mereka alami. Ini dikarenakan masalah gangguan reproduksi seringkali dipandang sebelah mata dan kerap menyebabkan rasa malu pada pengidapnya hingga akhirnya mereka menyembunyikan gangguan tersebut.
Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter, maka dari itu jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait.
Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, kamu bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan lebih cepat dan kembali dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat bersama dengan pasangan kamu.
Pengobatan disfungsi ereksi
Pada pengobatan disfungsi ereksi, ada beberapa obat-obatan serta terapi lain yang mungkin bisa kamu lakukan, bergantung dari permasalahan utama yang menyebabkan disfungsi ereksi tersebut.
Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi penyebab dari disfungsi ereksi, sehingga dokter mungkin akan menanyakan riwayat obat-obatan hingga gaya hidup yang kamu jalankan.
Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pengobatan mulai meresepkan:
- - Obat-obatan
- - Injeksi obat
- - Terapi Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)
- - Terapi hormon
- - Injeksi intrakavernosa, hingga
- - Penggunaan alat bantu pompa vakum ereksi
Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan sesi terapi dengan psikolog jika dirasa gangguan disfungsi ereksi disebabkan karena masalah mental.
Namun jika disfungsi ereksi kamu disebabkan karena masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, maka kamu mungkin akan melakukan penanganan lebih lanjut bersama dengan dokter terkait dalam menangani permasalahan tersebut.
Pusat urology serta mens couple clinic Eka Hospital
Eka Hospital memiliki pusat urologi yang bisa mengatasi berbagai masalah batu ginjal, prostat, serta gangguan reproduksi. Pusat tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K), yang merupakan seorang dokter spesialis urologi dan perintis ilmu uro-andrologi modern.
Urology & Mens Couple Clinic juga telah dilengkapi dengan penanganan untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi, yaitu injeksi intrakavernosa, alat Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT), alat bantu vakum ereksi (vacuum erection device), hingga terapi fisik dan olahraga.
Sudah saatnya kita menepis rasa malu yang menghambat kita untuk membicarakan masalah pada kesehatan reproduksi kita. Jangan ragu untuk membicarakan masalah tentang disfungsi ereksi dengan pasanganmu serta dokter yang menangani kamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)