FITNESS & HEALTH
Bedah Minimal Invasive Arthoscopy dalam Penanganan Cedera Lutut saat Olahraga
Aulia Putriningtias
Selasa 09 September 2025 / 16:48
Jakarta: Olahraga memang membuat tubuh sehat. Namun, risiko cedera memang tak bisa kita hindarkan. Salah satu yang sering mengalami cedera adalah bagian lutut. Pentingnya penanganan minimal invasif seperti arthoscopy demi mengobati cedera ini.
Lutut berperan penting untuk menyokong atau menopang seluruh beban tubuh. Selain itu, dari beberapa bagian tungkai, lutut merupakan area yang paling aktif digunakan ketika berolahraga, terutama olahraga basket.
Cedera lutut atau di area sekitar lutut menjadi cedera yang sering dialami oleh pegiat olahraga basket. Hal ini terjadi karena gerakan olahraga basket memiliki banyak entakan, gerakan twisting, melompat, dan body contact.
Baca juga: Chef Gordon Ramsay Kena Kanker Kulit, Ingatkan Pentingnya Sunscreen
Menurut dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, ada beberapa jenis cedera lutut yang dialami saat olahraga, termasuk olahraga basket, antara lain:
Di samping kemungkinan cedera ligamen lutut yang lain, cedera ACL merupakan yang paling sering terjadi. Cedera ACL adalah kerusakan atau robekan pada ligamen krusiatum lutut anterior yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering untuk menjaga kestabilan lutut.
Stress Fractures adalah retakan halus yang terbentuk pada tulang karena tekanan atau benturan berulang. Stress fractures umumnya terjadi di bagian tungkai bawah.
Cedera Meniskus merupakan cedera hingga robekan pada bantalan lutut yang biasa terjadi pada olahragawan akibat perubahan gerakan kaki secara tiba-tiba.
Sprain/Strain adalah kondisi pemakaian otot atau adanya otot yang tertarik secara berlebihan.
Cedera tulang rawan disebabkan oleh robekan tulang rawan sendi yang melapisi tulang keras di sendi lutut.
Sebelum masuk dalam pengobatan apa yang harus dijalankan, dokter terlebih dahulu akan memeriksa melalui radiologi dengan rontgen, CT Scan, atau MRI, atau pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Setelah diagnosis ditegakkan, maka penanganan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera.
Jika ligamen yang putus hanya parsial, penanganan berupa fisioterapi dapat menjadi pilihan untuk menjaga kekuatan otot. Namun, jika tingkat keparahan cedera berada di grade 2 atau 3, maka pilihan tindakan yang dapat dilakukan adalah rekonstruksi dengan penggantian ligamen baru.
Pada kasus robekan bantalan yang cukup besar, dapat pula dilakukan tindakan penjahitan bantalan. Jika sebelumnya tindakan ini dilakukan secara bedah konvensional atau dengan sayatan yang cukup besar, kini telah hadir teknologi yang memungkinkan tindakan bedah dilakukan secara minimal invasive atau dengan sayatan minimal bernama arthroscopy.
.jpeg)
dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya. Dok. RSPI Bintaro Jaya
Arthroscopy sendiri adalah prosedur operasi yang berfungsi menegakkan diagnosis sekaligus menangani masalah pada persendian. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi.
Dokter akan melakukan proses ini dengan memasukkan alat berupa arthroscope, yakni alat khusus seperti selang tipis elastis dan dilengkapi dengan kamera serta senter. Selain lutut, prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani cedera pada bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, dan pergelangan kaki.
Sebelum artroskopi lutut, dokter akan memberikan instruksi tentang puasa, pengaturan obat-obatan, dan prosedur lainnya. Selain itu, persiapkan rumah untuk pemulihan dengan tempat tidur yang nyaman dan bantuan untuk aktivitas sehari-hari jika diperlukan.
Dibandingkan dengan operasi konvensional yang melibatkan sayatan lebih besar, arthroscopy memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Luka sayatan lebih kecil.
- Risiko perdarahan lebih kecil.
- Proses penyembuhan lebih cepat.
- Efektivitas prosedur yang lebih tinggi karena dapat menjangkau tempat yang tidak mungkin terjangkau dengan tindakan operasi konvensional.
- Proses operasi lebih singkat.
Waktu pemulihan sehabis melakukan cara ini berbeda-beda, tergantung pada tingkat cedera. Setelah menjalani tindakan arthroscopy lutut, umumnya pasien dapat kembali melakukan aktivitas ringan dalam waktu 1-2 minggu.
Sedangkan aktivitas berat dan olahraga biasanya baru dapat dilakukan kembali setelah 6-8 minggu, tergantung hasil tindakan dan rekomendasi dokter spesialis ortopedi. Namun, waktu pemulihan total yang optimal dapat memakan waktu antara 4 hingga 6 bulan.
Beberapa exercise atau terapi yang dilakukan secara bertahap dan tersupervisi akan sangat membantu mengoptimalkan proses pemulihan cedera. Saat masa pemulihan selesai, maka exercise seperti latihan melompat, penguatan otot yang tepat, dan persiapan mental perlu diperhatikan sebagai langkah preventif agar cedera tidak terulang.
Cedera lutut merupakan mimpi buruk bagi pegiat olahraga, termasuk olahraga basket. Oleh karena itu, menjaga kesehatan lutut menjadi hal yang sangat penting. Untuk menghindari cedera lutut, sebaiknya perkuat otot-otot di sekitar lutut dengan metode yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Lutut berperan penting untuk menyokong atau menopang seluruh beban tubuh. Selain itu, dari beberapa bagian tungkai, lutut merupakan area yang paling aktif digunakan ketika berolahraga, terutama olahraga basket.
Cedera lutut atau di area sekitar lutut menjadi cedera yang sering dialami oleh pegiat olahraga basket. Hal ini terjadi karena gerakan olahraga basket memiliki banyak entakan, gerakan twisting, melompat, dan body contact.
Baca juga: Chef Gordon Ramsay Kena Kanker Kulit, Ingatkan Pentingnya Sunscreen
Menurut dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, ada beberapa jenis cedera lutut yang dialami saat olahraga, termasuk olahraga basket, antara lain:
1. Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL)
Di samping kemungkinan cedera ligamen lutut yang lain, cedera ACL merupakan yang paling sering terjadi. Cedera ACL adalah kerusakan atau robekan pada ligamen krusiatum lutut anterior yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering untuk menjaga kestabilan lutut.
2. Stress Fractures
Stress Fractures adalah retakan halus yang terbentuk pada tulang karena tekanan atau benturan berulang. Stress fractures umumnya terjadi di bagian tungkai bawah.
3. Cedera Bantalan atau Meniskus
Cedera Meniskus merupakan cedera hingga robekan pada bantalan lutut yang biasa terjadi pada olahragawan akibat perubahan gerakan kaki secara tiba-tiba.
4. Cedera Otot atau Sprain/Strain
Sprain/Strain adalah kondisi pemakaian otot atau adanya otot yang tertarik secara berlebihan.
5. Cedera tulang rawan
Cedera tulang rawan disebabkan oleh robekan tulang rawan sendi yang melapisi tulang keras di sendi lutut.
Mengenal penanganan cedera minimal invasive lutut arthoscopy
Sebelum masuk dalam pengobatan apa yang harus dijalankan, dokter terlebih dahulu akan memeriksa melalui radiologi dengan rontgen, CT Scan, atau MRI, atau pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Setelah diagnosis ditegakkan, maka penanganan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera.
Jika ligamen yang putus hanya parsial, penanganan berupa fisioterapi dapat menjadi pilihan untuk menjaga kekuatan otot. Namun, jika tingkat keparahan cedera berada di grade 2 atau 3, maka pilihan tindakan yang dapat dilakukan adalah rekonstruksi dengan penggantian ligamen baru.
Pada kasus robekan bantalan yang cukup besar, dapat pula dilakukan tindakan penjahitan bantalan. Jika sebelumnya tindakan ini dilakukan secara bedah konvensional atau dengan sayatan yang cukup besar, kini telah hadir teknologi yang memungkinkan tindakan bedah dilakukan secara minimal invasive atau dengan sayatan minimal bernama arthroscopy.
.jpeg)
dr. Sunaryo Kusumo, M.Kes, Sp.OT. (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip and Knee, Adult Reconstruction, Trauma, and Sports Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya. Dok. RSPI Bintaro Jaya
Arthroscopy sendiri adalah prosedur operasi yang berfungsi menegakkan diagnosis sekaligus menangani masalah pada persendian. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi.
Dokter akan melakukan proses ini dengan memasukkan alat berupa arthroscope, yakni alat khusus seperti selang tipis elastis dan dilengkapi dengan kamera serta senter. Selain lutut, prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani cedera pada bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, dan pergelangan kaki.
Sebelum artroskopi lutut, dokter akan memberikan instruksi tentang puasa, pengaturan obat-obatan, dan prosedur lainnya. Selain itu, persiapkan rumah untuk pemulihan dengan tempat tidur yang nyaman dan bantuan untuk aktivitas sehari-hari jika diperlukan.
Dibandingkan dengan operasi konvensional yang melibatkan sayatan lebih besar, arthroscopy memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Luka sayatan lebih kecil.
- Risiko perdarahan lebih kecil.
- Proses penyembuhan lebih cepat.
- Efektivitas prosedur yang lebih tinggi karena dapat menjangkau tempat yang tidak mungkin terjangkau dengan tindakan operasi konvensional.
- Proses operasi lebih singkat.
Waktu pemulihan sehabis melakukan cara ini berbeda-beda, tergantung pada tingkat cedera. Setelah menjalani tindakan arthroscopy lutut, umumnya pasien dapat kembali melakukan aktivitas ringan dalam waktu 1-2 minggu.
Sedangkan aktivitas berat dan olahraga biasanya baru dapat dilakukan kembali setelah 6-8 minggu, tergantung hasil tindakan dan rekomendasi dokter spesialis ortopedi. Namun, waktu pemulihan total yang optimal dapat memakan waktu antara 4 hingga 6 bulan.
Beberapa exercise atau terapi yang dilakukan secara bertahap dan tersupervisi akan sangat membantu mengoptimalkan proses pemulihan cedera. Saat masa pemulihan selesai, maka exercise seperti latihan melompat, penguatan otot yang tepat, dan persiapan mental perlu diperhatikan sebagai langkah preventif agar cedera tidak terulang.
Cedera lutut merupakan mimpi buruk bagi pegiat olahraga, termasuk olahraga basket. Oleh karena itu, menjaga kesehatan lutut menjadi hal yang sangat penting. Untuk menghindari cedera lutut, sebaiknya perkuat otot-otot di sekitar lutut dengan metode yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)