FITNESS & HEALTH
Waspada Mata Kering pada Anak, Kurang Berkedip karena Menatap Layar Terlalu Lama
A. Firdaus
Selasa 30 Juli 2024 / 16:10
Jakarta: Pada zaman yang serba digitalisasi, tak dipungkiri mata tak lepas dari menatap layar. Terlebih hal itu dialami anak-anak, yang selalu berkaitan dengan gadget.
Bermain game, menonton YouTube, hingga mencari bahan buat pelajaran di sekolah juga membuat si kecil tak henti menatap layar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, jika anak menatap layar terlalu lama bisa menyebabkan kesehatan mata terganggu.
Dokter spesialis mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics Dr. Niluh Archi S. R., SpM, mengatakan bahwa terlalu lama menatap layar bisa menyebabkan mata kering pada anak. Dokter yang akrab disapa dr. Manda ini pun menjelaskan bahwa frekuensi dan kelengkapan berkedip berkurang saat mata fokus menatap layar.
Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Mata
"Menatap layar terlalu lama dapat meningkatkan kekeringan pada permukaan mata, sehingga seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering," ucap dr. Manda dalam konferensi pers Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering 2024 yang digelar oleh JEC Eye Hospitals and Clinics secara daring.
Gejala-gejala yang dialami si kecil jika menderita mata kering di antaranya:
- Mengganjal pada mata.
- Mata sering merah, berair, dan terasa kering.
- Mata terasa berpasir.
- Munculnya kotoran pada mata.
- Mata terasa lengket.
- Sering muncul keinginan untuk mengucek mata.
Dr. Manda juga menjelaskan bahwa tak ada perbedaan mata kering dari berbagai usia. Kendati demikian, proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa.
"Anak seringkali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan," kata dr Manda.
"Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial. Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering, termasuk segera memeriksakan ke dokter mata," lanjutnya.
Untuk itu, dr. Manda menyarankan para orang tua tegas memberlakukan batasan waktu layar pada anak. Selain itu memastikan anak disiplin mengikuti batasan yang ditetapkan agar terhindar dari risiko mata kering.
Diketahui, rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar orang tua melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai. Orang tua juga membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam dengan beberapa catatan.
Anak usia satu sampai dua tahun menurut IDAI sebaiknya hanya boleh menatap layar gawai saat berkomunikasi melalui panggilan video.
IDAI merekomendasikan penerapan batasan waktu layar maksimal satu jam per hari bagi anak usia tiga sampai enam tahun, maksimal 90 menit per hari untuk anak usia enam sampai 12 tahun, dan tidak lebih dari dua jam per hari bagi anak usia 12 sampai 18 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Bermain game, menonton YouTube, hingga mencari bahan buat pelajaran di sekolah juga membuat si kecil tak henti menatap layar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, jika anak menatap layar terlalu lama bisa menyebabkan kesehatan mata terganggu.
Dokter spesialis mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics Dr. Niluh Archi S. R., SpM, mengatakan bahwa terlalu lama menatap layar bisa menyebabkan mata kering pada anak. Dokter yang akrab disapa dr. Manda ini pun menjelaskan bahwa frekuensi dan kelengkapan berkedip berkurang saat mata fokus menatap layar.
Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menjaga Kesehatan Mata
"Menatap layar terlalu lama dapat meningkatkan kekeringan pada permukaan mata, sehingga seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering," ucap dr. Manda dalam konferensi pers Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering 2024 yang digelar oleh JEC Eye Hospitals and Clinics secara daring.
Gejala-gejala yang dialami si kecil jika menderita mata kering di antaranya:
- Mengganjal pada mata.
- Mata sering merah, berair, dan terasa kering.
- Mata terasa berpasir.
- Munculnya kotoran pada mata.
- Mata terasa lengket.
- Sering muncul keinginan untuk mengucek mata.
Dr. Manda juga menjelaskan bahwa tak ada perbedaan mata kering dari berbagai usia. Kendati demikian, proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa.
"Anak seringkali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan," kata dr Manda.
"Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial. Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering, termasuk segera memeriksakan ke dokter mata," lanjutnya.
Untuk itu, dr. Manda menyarankan para orang tua tegas memberlakukan batasan waktu layar pada anak. Selain itu memastikan anak disiplin mengikuti batasan yang ditetapkan agar terhindar dari risiko mata kering.
Diketahui, rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar orang tua melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai. Orang tua juga membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam dengan beberapa catatan.
Anak usia satu sampai dua tahun menurut IDAI sebaiknya hanya boleh menatap layar gawai saat berkomunikasi melalui panggilan video.
IDAI merekomendasikan penerapan batasan waktu layar maksimal satu jam per hari bagi anak usia tiga sampai enam tahun, maksimal 90 menit per hari untuk anak usia enam sampai 12 tahun, dan tidak lebih dari dua jam per hari bagi anak usia 12 sampai 18 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)