FITNESS & HEALTH

5 Alasan Wanita Lebih Butuh Banyak Tidur Dibanding Pria

Aulia Putriningtias
Senin 06 Oktober 2025 / 15:20
Jakarta: Tidur merupakan kegiatan yang begitu penting untuk memulihkan energi. Ada anggapan bahwa perempuan lebih banyak butuh tidur dibandingkan laki-laki, benarkah?

Penelitian telah mengungkap beberapa perbedaan mendasar dalam cara pria dan wanita tidur. Hal ini termasuk waktu yang dihabiskan dalam berbagai tahap tidur dan waktu alami siklus tidur-bangun.

Sebuah studi menemukan bahwa wanita tidur rata-rata 11 menit lebih lama dibandingkan pria, dengan variasi di sepanjang tahap kehidupan. Perempuan lebih cenderung bangun di malam hari untuk mengurus anggota keluarga lain, yang mengganggu tidur.

Perempuan diketahui lebih sensitif terhadap kurang tidur. Perempuan juga dianggap lebih rentan terhadap dampak kesehatan akibat kurang tidur, seperti gangguan suasana hati atau masalah 
 
Wanita biasanya memiliki lebih banyak masalah yang memengaruhi tidur mereka. Hal ini mengakibatkan mereka mungkin membutuhkan lebih banyak tidur untuk mengatasi gangguan tidur atau kualitas tidur yang buruk.

Dilansir dalam beberapa sumber, ada beberapa alasan mengapa seorang wanita perlu untuk tidur lebih lama dibandingkan pria, antara lain:
 

1. Hormon berfluktuasi



(Wanita umumnya membutuhkan tidur lebih banyak daripada pria menurut penelitian, karena faktor kompleksitas otak dan fluktuasi hormon. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Salah satu faktor terbesar yang memengaruhi tidur wanita adalah fluktuasi hormon. Perubahan kadar estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause dapat memengaruhi segalanya.

Perubahan ini juga dapat membuat wanita lebih rentan terhadap insomnia, keringat malam, dan sering terbangun, yang menyebabkan tidur kurang nyenyak dan, terkadang, kebutuhan yang lebih besar untuk pemulihan.
 

2. Menstruasi


Bagi orang yang mengalami menstruasi, fluktuasi hormon sepanjang siklus menstruasi secara langsung memengaruhi kualitas tidur dan waktu yang dihabiskan dalam berbagai tahap tidur.

Perubahan ini bahkan lebih terlihat pada mereka yang mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) dan gangguan disforik pramenstruasi (PMDD). Ini ditandai dengan gejala menstruasi yang lebih intens dan tidur yang gelisah. 
 

3. Gangguan suasana hati


Kecemasan dan depresi dapat membuat seseorang lebih sulit tertidur atau terbangun di malam hari atau terlalu pagi. Akibatnya, penderita gangguan ini mungkin perlu tidur lebih lama untuk mengganti waktu tidurnya yang kurang nyenyak.
 

4. Kehamilan


Tidur sangat penting selama kehamilan. Kurang tidur atau kurang tidur selama kehamilan telah dikaitkan dengan berbagai risiko. Sayangnya, sulit untuk mendapatkan tidur berkualitas saat hamil.

Ada beberapa hal mengganggu, seperti tidak hanya mengalami sakit punggung, sering buang air kecil di malam hari, rasa panas di dada, dan ketidaknyamanan akibat gerakan janin, tetapi hormon mereka juga secara langsung memengaruhi kualitas tidur.
   


5. Menopause


Saat mendekati masa menopause, wanita mungkin merasa sulit untuk tertidur atau tetap tertidur Perubahan kadar hormon seks estrogen dan progesteron serta hormon tidur melatonin berkontribusi terhadap kesulitan tidur. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH