FITNESS & HEALTH
Pneumonia pada Anak, Dokter Bagi Cara Hitung Napas yang Benar
Aulia Putriningtias
Jumat 08 Desember 2023 / 13:12
Jakarta: Pneumonia misterius juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan per 6 Desember, ada enam anak terkena penyakit ini, tetapi sudah dinyatakan sembuh.
Sementara UNICEF tahun 2018, mengatakan setiap jam terjadi kematian 2-3 balita di Indonesia akibat pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia masih menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai.
Pneumonia pada anak biasanya berasal dari infeksi saluran pernapasan akut atas (ISPA atas). Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut.
Gejala sesak napas ditandai oleh adanya usaha bernapas yang berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung. Adanya sesak napas menjadi indikasi anak kekurangan oksigen.
Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Penyebab yang paling sering adalah virus ataupun bakteri. Mycoplasma pneumonia merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak. Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah (di atas 5 tahun).
Baca juga: Waspada Pneumonia Anak, Begini Cara Pencegahan yang Baik!
Cara mengenali pneumonia pada anak mudah sekali. Hitunglah frekuensi napas Si Kecil dalam 1 menit dengan meletakkan tangan di dada anak.
Menurut dr. Wahyuni Indawati Sp. A, Subsp. Resp selaku Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Respirologi RS Pondok Indah, sesak napas ditandai dengan frekuensi napas cepat yaitu:
- Lebih dari 60 kali/menit untuk usia kurang dari 2 bulan
- Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan – 1 tahun
- Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun – 5 tahun
- Lebih dari 30 kali/menit untuk usia lebih dari 5 tahun
Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terkena pneumonia, mungkin memiliki gejala yang berbeda dengan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Sebaliknya, mereka mungkin mengalami gejala lain berikut:
- Bersin
- Hidung tersumbat atau berair
- Sakit tenggorokan
- Mata berair
- mengi
- Muntah
- Diare
Setelah mengenali gejala sesak napas pada anak, sebaiknya untuk segera diperiksa pada dokter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih awal terkait apakah Si Kecil terdiagnosis pneumonia atau tidak.
Apabila si kecil sudah terdiagnosis terkena pneumonia, tatalaksana perawatannya harus dilakukan di rumah sakit, karena penderita kerap mengalami sesak napas dan memerlukan oksigen.
Oksigen dapat diberikan sesuai kebutuhan. Pada kasus yang berat, dapat digunakan alat bantu napas (ventilator) di ruang rawat intensif.
Selama perawatan, si kecil juga dapat diberikan antibiotik, cairan sesuai kebutuhan, dan nutrisi yang cukup. Selain itu, tindakan inhalasi dan fisioterapi tidak perlu rutin diberikan pada penderita pneumonia.
Pneumonia pada anak perlu dikenali gejalanya sejak awal, agar perawatannya dapat dilakukan dengan segera. Apabila anak Moms dan Dads mulai menunjukkan gejala serupa, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan masa depan Si Kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Sementara UNICEF tahun 2018, mengatakan setiap jam terjadi kematian 2-3 balita di Indonesia akibat pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia masih menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai.
Pneumonia pada anak biasanya berasal dari infeksi saluran pernapasan akut atas (ISPA atas). Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut.
Bagaimana cara mengetahui anak mengalami pneumonia?
Gejala sesak napas ditandai oleh adanya usaha bernapas yang berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung. Adanya sesak napas menjadi indikasi anak kekurangan oksigen.
Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Penyebab yang paling sering adalah virus ataupun bakteri. Mycoplasma pneumonia merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak. Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah (di atas 5 tahun).
Baca juga: Waspada Pneumonia Anak, Begini Cara Pencegahan yang Baik!
Cara mengenali pneumonia pada anak mudah sekali. Hitunglah frekuensi napas Si Kecil dalam 1 menit dengan meletakkan tangan di dada anak.
Menurut dr. Wahyuni Indawati Sp. A, Subsp. Resp selaku Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Respirologi RS Pondok Indah, sesak napas ditandai dengan frekuensi napas cepat yaitu:
- Lebih dari 60 kali/menit untuk usia kurang dari 2 bulan
- Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan – 1 tahun
- Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun – 5 tahun
- Lebih dari 30 kali/menit untuk usia lebih dari 5 tahun
Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terkena pneumonia, mungkin memiliki gejala yang berbeda dengan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Sebaliknya, mereka mungkin mengalami gejala lain berikut:
- Bersin
- Hidung tersumbat atau berair
- Sakit tenggorokan
- Mata berair
- mengi
- Muntah
- Diare
Penanganan pada pneumonia anak
Setelah mengenali gejala sesak napas pada anak, sebaiknya untuk segera diperiksa pada dokter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih awal terkait apakah Si Kecil terdiagnosis pneumonia atau tidak.
Apabila si kecil sudah terdiagnosis terkena pneumonia, tatalaksana perawatannya harus dilakukan di rumah sakit, karena penderita kerap mengalami sesak napas dan memerlukan oksigen.
Oksigen dapat diberikan sesuai kebutuhan. Pada kasus yang berat, dapat digunakan alat bantu napas (ventilator) di ruang rawat intensif.
Selama perawatan, si kecil juga dapat diberikan antibiotik, cairan sesuai kebutuhan, dan nutrisi yang cukup. Selain itu, tindakan inhalasi dan fisioterapi tidak perlu rutin diberikan pada penderita pneumonia.
Pneumonia pada anak perlu dikenali gejalanya sejak awal, agar perawatannya dapat dilakukan dengan segera. Apabila anak Moms dan Dads mulai menunjukkan gejala serupa, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan masa depan Si Kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)