FITNESS & HEALTH
Gejala Covid-19 Bisa Diatasi Hanya dengan Tidur? Ini Penjelasan Pakar
Raka Lestari
Kamis 03 Februari 2022 / 18:17
Jakarta: Tidur menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Waktu tidur yang tak cukup bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Ketika mengalami gejala covid-19 memiliki waktu tidur yang cukup memang diperlukan. Namun, bukan berarti mengabaikan hal-hal lain jika memang gejala covid-19 muncul.
“Saya kira tidak ada jurnal ilmiahnya yang mengatakan bahwa kalau terkonfirmasi covid-19 cukup dengan tidur, tidur, dan tidur,” jelas dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dalam acara Virtual Talkshow Kesehatan SOHO Global Health, pada Kamis, 3 Februari 2022.
Saat positif covid-19, memang disarankan untuk istirahat yang cukup, salah satunya dengan tidur. Kendati demikian, bukan kamu tak punya upaya lain untuk sembuh dari covid-19.
"Sebagai contoh, mengonsumsi vitamin, kemudian mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi gejala. Misalnya kalau demam, minum paracetamol. Kalau nyeri-nyeri otot, ada obat pereda sakit,” kata dr. Erlina.
"Jadi tidak bisa semuanya hanya diatasi dengan tidur, tidur, dan tidur. Kalaupun untuk makanan, justru dianjurkan makan dengan gizi seimbang. Tidak boleh hanya lauk pauk saja karena kondisi badan kan sedang sakit,” ungkap dr. Erlina.
Menurut dr. Erlina, tidur memang dibutuhkan karena memang tubuh perlu istirahat 6-8 jam tapi tidak bisa obatnya hanya dengan tidur saja. Bahkan untuk kondisi yang berat, atau sedang sekalipun biasanya akan diberikan antivirus.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI menyebutkan bahwa ketika mengalami gejala covid-19 tidak bisa hanya dengan tidur saja.
“Jadi mungkin maksudnya adalah supaya benar-benar istirahat. Kemudian gizi juga harus seimbang, karbohidrat perlu. Kita butuh karbohidrat tapi tidak perlu banyak-banyak karena karbohidrat mengandung gula,” ujar Prof. Iris yang juga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi di RS Cipto Mangunkusumo.
Prof. Iris menjelaskan bahwa gula itu makanan buat virus menjadi lebih banyak. Jadi ambil saja buah-buahan asli, manis yang asli dari buah-buahan karena manis dari karbohidrat yaitu gula itu sumbernya virus.
"Tapi bukan berarti tidak boleh mengonsumsi karbohidrat, jumlahnya saja yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.” tutup Prof. Iris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ketika mengalami gejala covid-19 memiliki waktu tidur yang cukup memang diperlukan. Namun, bukan berarti mengabaikan hal-hal lain jika memang gejala covid-19 muncul.
“Saya kira tidak ada jurnal ilmiahnya yang mengatakan bahwa kalau terkonfirmasi covid-19 cukup dengan tidur, tidur, dan tidur,” jelas dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dalam acara Virtual Talkshow Kesehatan SOHO Global Health, pada Kamis, 3 Februari 2022.
Saat positif covid-19, memang disarankan untuk istirahat yang cukup, salah satunya dengan tidur. Kendati demikian, bukan kamu tak punya upaya lain untuk sembuh dari covid-19.
"Sebagai contoh, mengonsumsi vitamin, kemudian mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi gejala. Misalnya kalau demam, minum paracetamol. Kalau nyeri-nyeri otot, ada obat pereda sakit,” kata dr. Erlina.
"Jadi tidak bisa semuanya hanya diatasi dengan tidur, tidur, dan tidur. Kalaupun untuk makanan, justru dianjurkan makan dengan gizi seimbang. Tidak boleh hanya lauk pauk saja karena kondisi badan kan sedang sakit,” ungkap dr. Erlina.
Menurut dr. Erlina, tidur memang dibutuhkan karena memang tubuh perlu istirahat 6-8 jam tapi tidak bisa obatnya hanya dengan tidur saja. Bahkan untuk kondisi yang berat, atau sedang sekalipun biasanya akan diberikan antivirus.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI menyebutkan bahwa ketika mengalami gejala covid-19 tidak bisa hanya dengan tidur saja.
“Jadi mungkin maksudnya adalah supaya benar-benar istirahat. Kemudian gizi juga harus seimbang, karbohidrat perlu. Kita butuh karbohidrat tapi tidak perlu banyak-banyak karena karbohidrat mengandung gula,” ujar Prof. Iris yang juga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi di RS Cipto Mangunkusumo.
Prof. Iris menjelaskan bahwa gula itu makanan buat virus menjadi lebih banyak. Jadi ambil saja buah-buahan asli, manis yang asli dari buah-buahan karena manis dari karbohidrat yaitu gula itu sumbernya virus.
"Tapi bukan berarti tidak boleh mengonsumsi karbohidrat, jumlahnya saja yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.” tutup Prof. Iris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)