FITNESS & HEALTH
Apakah Kurang Tidur Meningkatkan Konsumsi Kalori? Ini Jawaban Ahli
Aulia Putriningtias
Jumat 12 September 2025 / 13:19
Jakarta: Ketika kita kurang tidur, ada banyak desas desus bahwa konsumsi kalori akan melonjak. Hubungan antara kurang tidur dan makan berlebihan kemungkinan besar berkaitan dengan fungsi hormonal dalam tubuh.
Tidur malam yang cukup sejatinya mendorong keseimbangan hormon yang sehat. Hal ini termasuk hormon yang mengatur nafsu makan, pencernaan, dan metabolisme. Hal ini termasuk leptin dan ghrelin.
Leptin adalah hormon peptida yang mengatur keseimbangan energi tubuh dengan menghambat rasa lapar dan mengatur penyimpanan lemak. Gherin sendiri adalah hormon yang disekresikan di lambung yang bertindak sebagai mitra leptin, di mana meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan, dan produksi lemak.
Menurut Dr. Abhinav Singh, seorang dokter bersertifikat di bidang Kedokteran Tidur dan Penyakit Dalam, tidur yang cukup dan nyenyak memungkinkan tubuh mengatur produksi kedua hormon in. Efeknya adalah menciptakan keseimbangan nafsu makan dan rasa kenyang.
Demikian pula, kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh yang meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin. Hal ini menyebabkan rasa lebih lapar di siang hari. Ketidakseimbangan akibat kurang tidur ini dapat menyebabkan asupan kalori yang lebih tinggi pada siang hari.
Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi respons tubuh terhadap produksi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit yang mengubah cara tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kurang tidur sebagian tidak secara signifikan memengaruhi pengeluaran energi atau laju metabolisme istirahat, juga jumlah kalori yang terbakar saat tubuh beristirahat.
Namun, para peneliti mencatat bahwa orang yang kurang tidur cenderung mengonsumsi lebih sedikit lemak dan protein. Sementara asupan karbohidrat mereka tetap stagnan.
Selain menghambat produksi leptin dan ghrelin yang sehat, kurang tidur juga dapat menyebabkan rasa lelah. Orang yang mengalami kelelahan, terutama lansia, cenderung kurang aktif secara fisik.
Meskipun durasi tidur terbukti memengaruhi nafsu makan dan asupan kalori, kualitas tidur juga penting. Mereka yang kurang tidur, terutama perempuan, cenderung menjalani pola makan yang kurang sehat.
Pola makan yang kurang sehat inilah yang melonjakkan kalori pada tubuh. Terutama, bagi mereka yang ingin makanan instan, tanpa melihat seberapa besar kalori yang dimakan.
Jadi, memang secara tidak langsung, kurang tidur akan memengaruhi lonjakan kalori dalam tubuh melalui keinginan untuk makan yang kurang sehat, seperti junk food.
Begitu penting bagi kita untuk tidur secara cukup dan berkualitas. Jika kamu memiliki masalah tidur, baik secara waktu maupun kualitas, sebaiknya berkonsultasilah kepada dokter ahli agar dapat ditinjau lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Tidur malam yang cukup sejatinya mendorong keseimbangan hormon yang sehat. Hal ini termasuk hormon yang mengatur nafsu makan, pencernaan, dan metabolisme. Hal ini termasuk leptin dan ghrelin.
Leptin adalah hormon peptida yang mengatur keseimbangan energi tubuh dengan menghambat rasa lapar dan mengatur penyimpanan lemak. Gherin sendiri adalah hormon yang disekresikan di lambung yang bertindak sebagai mitra leptin, di mana meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan, dan produksi lemak.
Menurut Dr. Abhinav Singh, seorang dokter bersertifikat di bidang Kedokteran Tidur dan Penyakit Dalam, tidur yang cukup dan nyenyak memungkinkan tubuh mengatur produksi kedua hormon in. Efeknya adalah menciptakan keseimbangan nafsu makan dan rasa kenyang.
Demikian pula, kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh yang meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin. Hal ini menyebabkan rasa lebih lapar di siang hari. Ketidakseimbangan akibat kurang tidur ini dapat menyebabkan asupan kalori yang lebih tinggi pada siang hari.
Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi respons tubuh terhadap produksi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit yang mengubah cara tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Apakah kurang tidur bisa membuat makan lebih banyak?
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kurang tidur sebagian tidak secara signifikan memengaruhi pengeluaran energi atau laju metabolisme istirahat, juga jumlah kalori yang terbakar saat tubuh beristirahat.
Namun, para peneliti mencatat bahwa orang yang kurang tidur cenderung mengonsumsi lebih sedikit lemak dan protein. Sementara asupan karbohidrat mereka tetap stagnan.
Selain menghambat produksi leptin dan ghrelin yang sehat, kurang tidur juga dapat menyebabkan rasa lelah. Orang yang mengalami kelelahan, terutama lansia, cenderung kurang aktif secara fisik.
Meskipun durasi tidur terbukti memengaruhi nafsu makan dan asupan kalori, kualitas tidur juga penting. Mereka yang kurang tidur, terutama perempuan, cenderung menjalani pola makan yang kurang sehat.
Pola makan yang kurang sehat inilah yang melonjakkan kalori pada tubuh. Terutama, bagi mereka yang ingin makanan instan, tanpa melihat seberapa besar kalori yang dimakan.
Jadi, memang secara tidak langsung, kurang tidur akan memengaruhi lonjakan kalori dalam tubuh melalui keinginan untuk makan yang kurang sehat, seperti junk food.
Begitu penting bagi kita untuk tidur secara cukup dan berkualitas. Jika kamu memiliki masalah tidur, baik secara waktu maupun kualitas, sebaiknya berkonsultasilah kepada dokter ahli agar dapat ditinjau lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)