FITNESS & HEALTH
Reinfeksi Omicron dan Seberapa Bahayanya pada Lansia?
Raka Lestari
Kamis 16 Desember 2021 / 20:09
Jakarta: Varian Omicron cenderung memiliki penyebaran yang lebih cepat, bahkan jika dibandingkan dengan varian Delta. Namun, salah satu karakteristik lainnya dari varian Omicron yang perlu diwaspadai adalah, varian ini cenderung lebih mudah menimbulkan reinfeksi. Meskipun memang gejala yang ditimbulkannya lebih ringan.
“Data menunjukkan salah satu karakteristik dari Omicron ini adalah mudah menimbulkan reinfeksi. Reinfeksi itu orang tertular kembali walaupun dia sudah menjadi penyintas. Artinya kalaupun sudah ada kekebalan dia tetap bisa masuk dan diam di dalam tubuh,” jelas dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dalam acara Breaking News Metro TV pada Kamis, 16 Desember 2021.
Oleh karena itu, dr. Erlina menyarankan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi. Atau bahkan bisa dilakukan booster vaksin secepatnya.
“Orang-orang yang sudah divaksinasi walaupun sudah lengkap kita tahu pada masa tertentu yaitu setelah 6 bulan proteksi atau kekebalannya turun,” katanya.
“WHO juga sudah memikirkan sebaiknya suntikan booster ini mulai diprogramkan oleh pemerintah. Dalam mencegah terjadinya lonjakan kasus. Dan bagi para lansia juga sebaiknya segera melakukan vaksinasi,” tambah dr. Erlina.
Atau jika belum melakukan vaksinasi, dr. Erlina menyarankan agar para lansia yang belum melakukan vaksinasi membatasi mobilitasnya. Jadi kalau lansia belum vaksinasi, segeralah vaksinasi. Kalau punya kondisi yang tidak memungkinkan untuk vaksinasi maka batasi mobilitas, hindari kerumunan.
“Dan keluarga kalau ingin berinteraksi dengan orang tua yang tidak divaksin ini sebaiknya tetap melakukan protokol kesehatan dengan pakai masker. Memang dikatakan Omicron ini gejalanya ringan, tapi kita belum punya data bagaimana kalau ini menyerang lansia atau orang-orang dengan komorbid,” kata dr. Erlina.
Segala kemungkinan ada, jikalau menyerang lansia dan orang-orang dengan komorbid, yang pada orang umumnya itu ringan, mungkin menjadi berat. Itu yang kita tidak tahu karena data belum banyak yang dilaporkan tentang hal ini.
“Saran saya protokol kesehatan harus kita jaga terus, jangan sampai lalai karena apapun variannya yang penting tidak masuk ke dalam tubuh kita. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lain sebagainya,” tutup dr. Erlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Data menunjukkan salah satu karakteristik dari Omicron ini adalah mudah menimbulkan reinfeksi. Reinfeksi itu orang tertular kembali walaupun dia sudah menjadi penyintas. Artinya kalaupun sudah ada kekebalan dia tetap bisa masuk dan diam di dalam tubuh,” jelas dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dalam acara Breaking News Metro TV pada Kamis, 16 Desember 2021.
Oleh karena itu, dr. Erlina menyarankan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi. Atau bahkan bisa dilakukan booster vaksin secepatnya.
“Orang-orang yang sudah divaksinasi walaupun sudah lengkap kita tahu pada masa tertentu yaitu setelah 6 bulan proteksi atau kekebalannya turun,” katanya.
“WHO juga sudah memikirkan sebaiknya suntikan booster ini mulai diprogramkan oleh pemerintah. Dalam mencegah terjadinya lonjakan kasus. Dan bagi para lansia juga sebaiknya segera melakukan vaksinasi,” tambah dr. Erlina.
Atau jika belum melakukan vaksinasi, dr. Erlina menyarankan agar para lansia yang belum melakukan vaksinasi membatasi mobilitasnya. Jadi kalau lansia belum vaksinasi, segeralah vaksinasi. Kalau punya kondisi yang tidak memungkinkan untuk vaksinasi maka batasi mobilitas, hindari kerumunan.
“Dan keluarga kalau ingin berinteraksi dengan orang tua yang tidak divaksin ini sebaiknya tetap melakukan protokol kesehatan dengan pakai masker. Memang dikatakan Omicron ini gejalanya ringan, tapi kita belum punya data bagaimana kalau ini menyerang lansia atau orang-orang dengan komorbid,” kata dr. Erlina.
Segala kemungkinan ada, jikalau menyerang lansia dan orang-orang dengan komorbid, yang pada orang umumnya itu ringan, mungkin menjadi berat. Itu yang kita tidak tahu karena data belum banyak yang dilaporkan tentang hal ini.
“Saran saya protokol kesehatan harus kita jaga terus, jangan sampai lalai karena apapun variannya yang penting tidak masuk ke dalam tubuh kita. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lain sebagainya,” tutup dr. Erlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)