FITNESS & HEALTH

Pandemi Buat Angka Penderita Gangguan Jiwa Meningkat

Raka Lestari
Rabu 06 Oktober 2021 / 16:29
Jakarta: Setiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Dan pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang, masalah kesehatan jiwa juga menjadi salah satu aspek yang terdampak.

Berbagai perubahan yang terjadi pada masa pandemi ini, membuat banyak orang mengalami berbagai gangguan kesehatan jiwa.

“Saat ini kita masih dalam suasana pandemi covid-19. Tentu dampak dari pandemi ini berdampak juga pada kesehatan jiwa dari jutaan orang yang ada di Indonesia dan dunia,” ujar Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, dalam acara temu media 'Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2021,' pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Ia menambahkan, “Kita tetap berjuang bersama dalam menghadapi pandemi ini sehingga kita juga terhindar dari perasaan kecemasan, ketakutan, tekanan mental, dengan adanya pembatasan-pembatasan sosial, pembatasan-pembatasan fisik,” jelas dr. Maxi.


kesehatan
(Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 18 tahun mengalami gangguan mental. Foto: Ilustrasi/Pexels.com) 


“Masalah kesehatan jiwa kita tahu bersama bahwa pada pandemi ini angka-angka karena kesakitan jiwa meningkat. Baik itu gangguan cemas, dan gangguan depresi. WHO mencatat di data global tahun 2012 menunjukkan 13 persen beban penyakit global adalah gangguan mental. Disamping itu ada gangguan neurologis termasuk di dalamnya ada penggunaan narkoba,” tutur dr. Maxi.

Selain itu, menurut dr. Maxi berdasarkan data dari WHO tahun 2018 menunjukkan setiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri. 

“Dan laporan kasus bunuh diri ini meningkat menurut data-data yang ada, 1 dari 5-6 orang melakukan bunuh diri di masa pandemi,” tambahnya. “Bunuh diri ini merupakan penyebab kematian kedua, terutama pada umur 15-29 tahun. Dan 79 persen terjadi di negara berpenghasilan rendah," paparnya lagi.

"Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 18 tahun mengalami gangguan mental. Lebih dari 12 juta penduduk berusia 18 tahun mengalami depresi,” jelas dr. Maxi.

Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan sampel yang dilakukan Balitbangkes tahun 2016 menunjukkan kasus bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang yang melakukan upaya bunuh diri.

“Dan dari data WHO juga ada sebanyak 47,7 persen orang yang bunuh diri itu pada usia remaja dan produktif padahal ini merupakan generasi penerus bangsa. Situasi tersebut menuntut kita untuk memastikan agar kesehatan mental mendapat perhatian dari sebelum-sebelumnya,” tutup dr. Maxi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH