FITNESS & HEALTH
Intervensi Nutrisi Tepat Berdampak Pencegahan Penyakit hingga Menekan Biaya
Aulia Putriningtias
Rabu 10 Desember 2025 / 10:10
Jakarta: Masalah gizi pada anak-anak di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku. Pentingnya melakukan intervensi nutrisi yang tepat untuk anak.
Data UNICEF dan Kementerian Kesehatan (2024) menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting. Kemudian, lebih dari 30 persen anak usia di bawah lima tahun pernah mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau diare dalam satu tahun terakhir.
Kombinasi kekurangan gizi dan infeksi berulang menciptakan lingkaran masalah yang menekan tumbuh kembang anak. Tak hanya itu, dapat meningkatkan biaya pengobatan keluarga dan negara.
Studi terbaru dari Indonesia yang dipresentasikan di International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) 2025 di Glasgow, Skotlandia, membawa solusi untuk menjawab isu tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Muh. Akbar Bahar, Ph.D, menunjukkan bahwa pemberian intervensi nutrisi medis berupa Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) selama tiga bulan terhadap anak-anak undernutrisi seperti stunting, underweight dan wasting yang secara produk di Indonesia terbukti klinis.
Setelah dilakukan analisis ekonomi, dapat secara signifikan berpotensi menurunkan hingga hampir setengah beban biaya pengobatan penyakit infeksi. Mulai dari pneumonia, tuberkulosis (TB), dan diare pada anak-anak dengan gizi kurang.
"Masalah gizi seharusnya tidak lagi dipandang sebagai isu kesehatan semata, melainkan sebagai persoalan ekonomi nasional yang memengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia kita," jelas Muh. Akbar Bahar, Ph.D.
"Dengan intervensi nutrisi PKMK yang tepat, kita tidak hanya memperbaiki status gizi anak, tetapi juga memutus siklus penyakit infeksi berulang yang selama ini menjadi akar dari rendahnya kualitas hidup generasi muda Indonesia," tambahnya.
Analisis tersebut didukung oleh penelitian klinis vang dilakukan oleh salah satu Dokter Anak Konsulen Nutrisi dan Penvakit Metabolik pada 80 anak berusia 12-60 bulan dengan kondisi di bawah nutrisi rata-rata.
.jpg)
Muh. Akbar Bahar, Ph.D - Associate Professor dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Dok. Aulia/Medcom
Anak-anak yang menerima intervensi nutrisi medis selama 3 bulan ini mengalami peningkatan berat badan hingga 1,5 kg, tinggi badan 4,35 cm, serta penurunan kadar TLC (Total Lymphocyte Count) yang menandakan perbaikan sistem imun.
Selain manfaat klinis, analisis ekonomi menunjukkan bahwa pemberian produk PKMK selama tiga bulan tidak hanya memberikan dampak kesehatan yang nyata, tetapi juga menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan.
Dengan investasi sebesar Rp1.863.720 (USD 116,79) per anak, intervensi ini terbukti mampu menurunkan risiko dan biaya pengobatan berbagai penyakit infeksi termasuk tuberkulosis (47,2 persen), pneumonia (44,7 persen), ISPA (47,2 persen) dan diare (48,9 persen)
Dari sisi ekonomi kesehatan, hasil analisis menggunakan QALY (Quality Adiusted Life Year) dan ICER (Incremental Cost-Effectiveness Ratio) memperlihatkan bahwa intervensi ini memberikan manfaat ganda. Tidak hanya meningkatkan kualitas hidup anak, tetapi juga secara substansial menghemat biaya rumah sakit akibat penyakit infeksi terkait gizi buruk.
Jika PKMK masuk ke dalam layanan promotif-preventif maupun kuratif bagi anak berisiko tinggi, akan berpotensi mengurangi beban klaim jangka panjang dari kasus pneumonia, diare, dan infeksi berulang yang umum pada anak dengan malnutrisi.
Nutricia Sarihusada menegaskan komitmennya untuk mendukung perbaikan gizi anak Indonesia. Hal ini melalui menghadirkan produk nutrisi medis yang tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga terbukti efektif melalui penelitian klinis yang terpublikasi, termasuk PKMK, ebagai upaya mempercepat penanganan malnutrisi dan menurunkan risiko penyakit infeksi.
Pada akhirnya, penerimaan hasil penelitian di ISPOR 2025, forum internasional terkemuka dalam bidang Health Economics and Outcomes Research (HEOR), menjadi pencapaian penting bagi Indonesia, khususnya pada bidang nutrisi anak-anak.
"Temuan ini menegaskan bahwa intervensi nutrisi PKMK tidak hanya berperan dalam penanganan stunting dan infeksi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional di masa depan,"' tutup Muh. Akbar Bahar, Ph.D.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Data UNICEF dan Kementerian Kesehatan (2024) menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting. Kemudian, lebih dari 30 persen anak usia di bawah lima tahun pernah mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau diare dalam satu tahun terakhir.
Kombinasi kekurangan gizi dan infeksi berulang menciptakan lingkaran masalah yang menekan tumbuh kembang anak. Tak hanya itu, dapat meningkatkan biaya pengobatan keluarga dan negara.
Baca Juga :
Ini Faktor yang Sering Diremehkan Orang Tua, tetapi Sangat Berpengaruh pada Risiko Stunting
Studi terbaru dari Indonesia yang dipresentasikan di International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) 2025 di Glasgow, Skotlandia, membawa solusi untuk menjawab isu tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Muh. Akbar Bahar, Ph.D, menunjukkan bahwa pemberian intervensi nutrisi medis berupa Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) selama tiga bulan terhadap anak-anak undernutrisi seperti stunting, underweight dan wasting yang secara produk di Indonesia terbukti klinis.
Setelah dilakukan analisis ekonomi, dapat secara signifikan berpotensi menurunkan hingga hampir setengah beban biaya pengobatan penyakit infeksi. Mulai dari pneumonia, tuberkulosis (TB), dan diare pada anak-anak dengan gizi kurang.
"Masalah gizi seharusnya tidak lagi dipandang sebagai isu kesehatan semata, melainkan sebagai persoalan ekonomi nasional yang memengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia kita," jelas Muh. Akbar Bahar, Ph.D.
"Dengan intervensi nutrisi PKMK yang tepat, kita tidak hanya memperbaiki status gizi anak, tetapi juga memutus siklus penyakit infeksi berulang yang selama ini menjadi akar dari rendahnya kualitas hidup generasi muda Indonesia," tambahnya.
Analisis tersebut didukung oleh penelitian klinis vang dilakukan oleh salah satu Dokter Anak Konsulen Nutrisi dan Penvakit Metabolik pada 80 anak berusia 12-60 bulan dengan kondisi di bawah nutrisi rata-rata.
.jpg)
Muh. Akbar Bahar, Ph.D - Associate Professor dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Dok. Aulia/Medcom
Anak-anak yang menerima intervensi nutrisi medis selama 3 bulan ini mengalami peningkatan berat badan hingga 1,5 kg, tinggi badan 4,35 cm, serta penurunan kadar TLC (Total Lymphocyte Count) yang menandakan perbaikan sistem imun.
Selain manfaat klinis, analisis ekonomi menunjukkan bahwa pemberian produk PKMK selama tiga bulan tidak hanya memberikan dampak kesehatan yang nyata, tetapi juga menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan.
Dengan investasi sebesar Rp1.863.720 (USD 116,79) per anak, intervensi ini terbukti mampu menurunkan risiko dan biaya pengobatan berbagai penyakit infeksi termasuk tuberkulosis (47,2 persen), pneumonia (44,7 persen), ISPA (47,2 persen) dan diare (48,9 persen)
Dari sisi ekonomi kesehatan, hasil analisis menggunakan QALY (Quality Adiusted Life Year) dan ICER (Incremental Cost-Effectiveness Ratio) memperlihatkan bahwa intervensi ini memberikan manfaat ganda. Tidak hanya meningkatkan kualitas hidup anak, tetapi juga secara substansial menghemat biaya rumah sakit akibat penyakit infeksi terkait gizi buruk.
Jika PKMK masuk ke dalam layanan promotif-preventif maupun kuratif bagi anak berisiko tinggi, akan berpotensi mengurangi beban klaim jangka panjang dari kasus pneumonia, diare, dan infeksi berulang yang umum pada anak dengan malnutrisi.
Nutricia Sarihusada menegaskan komitmennya untuk mendukung perbaikan gizi anak Indonesia. Hal ini melalui menghadirkan produk nutrisi medis yang tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga terbukti efektif melalui penelitian klinis yang terpublikasi, termasuk PKMK, ebagai upaya mempercepat penanganan malnutrisi dan menurunkan risiko penyakit infeksi.
Pada akhirnya, penerimaan hasil penelitian di ISPOR 2025, forum internasional terkemuka dalam bidang Health Economics and Outcomes Research (HEOR), menjadi pencapaian penting bagi Indonesia, khususnya pada bidang nutrisi anak-anak.
"Temuan ini menegaskan bahwa intervensi nutrisi PKMK tidak hanya berperan dalam penanganan stunting dan infeksi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional di masa depan,"' tutup Muh. Akbar Bahar, Ph.D.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)