FITNESS & HEALTH

5 Daftar Bakteri Mematikan di Dunia, Hih! Sampai Ditakuti Ilmuwan

Aulia Putriningtias
Senin 12 Agustus 2024 / 21:36
Jakarta: Siapa sangka di dunia ini masih ada bakteri yang hingga ditakuti oleh ilmuwan. Munculnya antibiotik mengubah banyak penyakit yang dulunya mengancam jiwa menjadi penyakit ringan. 

Bakteri mungkin dapat diatasi dengan berbagai penanganan. Namun, ingatlah bahwa bakteri juga dapat berkembang biak dan menciptakan resistensi terhadap obat-obatan yang diciptakan manusia.

Infeksi dengan bakteri yang resistan terhadap antimikroba telah menewaskan sekitar 1,27 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019. Data ini dipaparkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Bakteri-bakteri ini menyebabkan banyak penyakit, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kategori ini termasuk dalam sumber daya perawatan kesehatannya terbatas.

Lantas, apa saja bakteri yang ditakuti oleh para ilmuwan? Berikut daftarnya, menurut Livescience, antara lain:
 

1. Salmonella Enterica Typhi


Salmonella Enterica Typhi merupakan bakteri yang dapat menyebabkan demam tifoid, infeksi usus serius yang menyebabkan diare, sakit perut, demam, dan sakit kepala. Penyakit ini memang menjadi sorotan utama di beberapa negara, termasuk Asia Tenggara.

Pada tahun 1970-an, muncul strain yang resisten terhadap berbagai obat-obatan untuk menyembuhkan dari bakteri ini. Mumculnya kekhawatiran bakteri mengembangkan resistensi terhadap obat, peneliti masih terus berusaha menciptakan obat terbaru.
 

2. Mycobacterium Tuberculosis


Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang menimbulkan penyakit tuberkulosis (TB). TB aktif dapat disembuhkan dengan pengobatan selama enam bulan, menggunakan empat obat antimikroba.

Namun, beberapa jenis tuberkulosis resisten terhadap pengobatan ini. Khususnya, TB yang resisten terhadap rifampisin. Belum lagi, TB juga menjadi salah satu penyakit yang disorot oleh WHO di dunia.
 

3. Staphylococcus Aureus 


Staphylococcus aureus sendiri merupakan bakteri yang dapat hidup di kulit manusia. Umumnya, bakteri ini tidak membahayakan. Namun, hati-hati jika bakteri ini tumbuh tidak beraturan.

Infeksi daripada bakteri ini ternyata dapat menyebabkan lesi yang berisi nanah. Bahkan, infeksinya juga memicu sepsis yang mengancam nyawa.

Staphylococcus aureus biasanya diobati dengan antibiotik methicillin. Namun, ada strain yang sudah resisten terhadap obat ini. Varian Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin dikenal juga dengan sebutan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
 

4. Enterobacteriales


Enterobacteriales biasanya ditemukan pada usus dan paling dikenal adalah Escherichia coli (E. coli). Ada pula Klebsiella pneumoniae, bakteri pemicu pneumonia yang sering ditemukan di rumah sakit.

WHO sendiri sudah menetapkan dua Enterobacteriales yang masuk dalam daftar kritis. Mulai dari resisten terhadap sefalosporin dan bakteri yang resisten terhadap karbapenem. Yang paling dikhawatirkan adalah resisten terhadap sefalosporin generasi ketiga.

Ketidakmampuan sefalosporin generasi ketiga untuk mengobati infeksi Enterobacteriales juga menghilangkan alat untuk mengobati infeksi otak yang disebabkan oleh bakteri ini. Hal ini dikarenakan antibiotik dapat melewati sawar darah-otak.
 

5. Salmonella Non-Tifoid


Tak semua Salmonella dapat menyebabkan demam tifoid atau tifus. Banyak dari 2.500 jenis Salmonella non-tifoid yang ada mengakibatkan gejala gastrointestinal singkat, seperti diare

Dikabarkan bahwa seorang dokter menemukan bakteri yang resisten terhadap fluoroquinolone. Ini adaah antimikroba lini pertama yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Salmonella non-tifoid. 

Pun, dokter ini beralih menggunakan antibiotik jenis ceftriaxone. Meski resistensi terhadap ceftriaxone jarang terjadi, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan hal ini berkembang di beberapa wilayah, khususnya Afrika sub-Sahara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH