FITNESS & HEALTH
Garis 2 pada Test pack tapi Tidak Hamil? Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Mia Vale
Minggu 22 September 2024 / 11:20
Jakarta: Ketepatan tes kehamilan (test pack) di rumah bisa mencapai 99 persen akurat bila digunakan dengan benar. Jumlah hCG yang ada dalam urine seorang wanita secara bertahap meningkat setelah pembuahan. Oleh karena itu, tes biasanya akan lebih akurat setelah wanita melewatkan menstruasi pertama atau kedua.
Namun, berkisar 10 persen wanita hamil, kadar hCG baru mulai meningkat pada hari pertama setelah terlambat menstruasi. Dalam hal ini, suatu pengujian kemungkinan tidak akan akurat jika dilakukan pada saat ini.
Tidak menggunakan tes sesuai anjuran atau memeriksa hasilnya lebih lambat dari waktu yang disarankan dapat menyebabkan hasil positif palsu. Positif palsu merupakan hasil tes yang menunjukkan pengguna, hamil padahal sebenarnya tidak.
Beberapa faktor dapat menyebabkan pembacaan yang salah. Apa saja kemungkinan penyebab seseorang mendapatkan hasil tes kehamilan positif palsu?
Ini bukanlah istilah atau diagnosis medis. Tidak ada definisi atau deskripsi yang pasti dan disepakati secara klinis. Penelitian sebelumnya mencatat bahwa kehamilan kimiawi tidak sama dengan kehamilan klinis, yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim dan mulai berkembang menjadi embrio.
Kehamilan kimiawi terjadi ketika peningkatan kadar hCG merupakan satu-satunya indikasi implantasi. Telur yang telah dibuahi dapat berkembang menjadi blastokista berkisar 6 hari setelah implantasi. Namun, embrio tidak berkembang menjadi embrio, yang terjadi berkisar 12 hari setelah implantasi.

(Dalam Alodokter, dr. Tirtawati Wijaya menjelaskan, ada berbagai jenis test pack yang digunakan untuk tujuan berbeda-beda; ada yang untuk memeriksa kadar hormon hCG, ovulasi, antigen virus, dan lainnya. Garis 2 pada umumnya menunjukkan bahwa hasil pemeriksaannya positif, sementara 1 garis merupakan kontrol yang menunjukkan bahwa testpack bekerja dengan baik namun tidak terdeteksi zat yang diperiksa, sedangkan tanpa garis artinya pemeriksaan tidak valid. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Hamil ektopik atau juga dikenal dengan hamil anggur merupakan kondisi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rongga rahim. Karena itulah, kejadian ini juga sering disebut dengan hamil di luar kandungan.
Kasus kehamilan ektopik dapat terjadi di serviks, indung telur, hingga rongga perut, namun paling sering terjadi di saluran tuba fallopii. Hal ini terjadi ketika sel telur sudah berhasil dibuahi, namun gagal berjalan menuju rahim.
Umumnya, kebanyakan kasus hamil ektopik berakhir dengan keguguran. Pasalnya, embrio menempel di luar rahim, sehingga tidak ada tempat untuk tumbuh karena lingkungannya tidak mendukung. Akibatnya pertumbuhan embrio tidak normal. Jika berlanjut, hal ini bisa memicu perdarahan ekstrem hingga kehilangan organ reproduksi.
Saat melakukan tes kehamilan urine di rumah, penting bagi orang-orang untuk mengikuti petunjuk tes tersebut. Sebagian besar tes akan meminta pengguna untuk membaca hasilnya dalam waktu 4–5 menit setelah mengikuti tes dan tidak lebih dari 10–30 menit setelahnya.
Tes kehamilan urine non-digital akan menunjukkan garis atau simbol untuk menunjukkan apakah seseorang hamil atau tidak. Jika seseorang membaca tes kehamilan setelah waktu yang disarankan berlalu, hal itu mungkin menghasilkan hasil tes yang tampak positif.
Namun, dalam banyak kasus, ini bukan hasil tes kehamilan yang positif, melainkan garis penguapan yang tertinggal di urine setelah waktu yang disarankan untuk membaca tes.
Bagi yang sedang menjalani program hamil, biasanya diresepkan obat penyubur kandungan dari dokter. Salah satunya berupa suntikan hCG sintetis. Obat-obatan tersebut berfungsi untuk membantu folikel melepaskan sel telur matang.
Namun, hal ini juga bisa menyebabkan test pacj positif palsu jika tesnya dilakukan terlalu dini. Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan tes kehamilan positif palsu dengan meningkatkan kadar hormon seseorang dalam darah dan urinnya.
Perawatan infertilitas dan penurunan berat badan tertentu mungkin mengandung hCG sintetis dan menyebabkan hasil tes darah positif palsu. Obat lain, seperti aspirin, karbamazepin, dan metadon, juga dapat menghasilkan hasil tes positif palsu.
Dengan beberapa kemungkinan di atas, wanita atau para pejuang garis dua, harus selalu menemui dokter mereka setelah tes kehamilan positif. Jika menemukan hasil garis dua, namun ternyata tidak hamil, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan tes urine dan cek darah guna memantau kadar hCG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Namun, berkisar 10 persen wanita hamil, kadar hCG baru mulai meningkat pada hari pertama setelah terlambat menstruasi. Dalam hal ini, suatu pengujian kemungkinan tidak akan akurat jika dilakukan pada saat ini.
Tidak menggunakan tes sesuai anjuran atau memeriksa hasilnya lebih lambat dari waktu yang disarankan dapat menyebabkan hasil positif palsu. Positif palsu merupakan hasil tes yang menunjukkan pengguna, hamil padahal sebenarnya tidak.
Beberapa faktor dapat menyebabkan pembacaan yang salah. Apa saja kemungkinan penyebab seseorang mendapatkan hasil tes kehamilan positif palsu?
1. Kehamilan kimiawi
Ini bukanlah istilah atau diagnosis medis. Tidak ada definisi atau deskripsi yang pasti dan disepakati secara klinis. Penelitian sebelumnya mencatat bahwa kehamilan kimiawi tidak sama dengan kehamilan klinis, yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim dan mulai berkembang menjadi embrio.
Kehamilan kimiawi terjadi ketika peningkatan kadar hCG merupakan satu-satunya indikasi implantasi. Telur yang telah dibuahi dapat berkembang menjadi blastokista berkisar 6 hari setelah implantasi. Namun, embrio tidak berkembang menjadi embrio, yang terjadi berkisar 12 hari setelah implantasi.

(Dalam Alodokter, dr. Tirtawati Wijaya menjelaskan, ada berbagai jenis test pack yang digunakan untuk tujuan berbeda-beda; ada yang untuk memeriksa kadar hormon hCG, ovulasi, antigen virus, dan lainnya. Garis 2 pada umumnya menunjukkan bahwa hasil pemeriksaannya positif, sementara 1 garis merupakan kontrol yang menunjukkan bahwa testpack bekerja dengan baik namun tidak terdeteksi zat yang diperiksa, sedangkan tanpa garis artinya pemeriksaan tidak valid. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
2. Hamil anggur (ektopik)
Hamil ektopik atau juga dikenal dengan hamil anggur merupakan kondisi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rongga rahim. Karena itulah, kejadian ini juga sering disebut dengan hamil di luar kandungan.
Kasus kehamilan ektopik dapat terjadi di serviks, indung telur, hingga rongga perut, namun paling sering terjadi di saluran tuba fallopii. Hal ini terjadi ketika sel telur sudah berhasil dibuahi, namun gagal berjalan menuju rahim.
Umumnya, kebanyakan kasus hamil ektopik berakhir dengan keguguran. Pasalnya, embrio menempel di luar rahim, sehingga tidak ada tempat untuk tumbuh karena lingkungannya tidak mendukung. Akibatnya pertumbuhan embrio tidak normal. Jika berlanjut, hal ini bisa memicu perdarahan ekstrem hingga kehilangan organ reproduksi.
3. Garis penguapan (evaporasi)
Saat melakukan tes kehamilan urine di rumah, penting bagi orang-orang untuk mengikuti petunjuk tes tersebut. Sebagian besar tes akan meminta pengguna untuk membaca hasilnya dalam waktu 4–5 menit setelah mengikuti tes dan tidak lebih dari 10–30 menit setelahnya.
Tes kehamilan urine non-digital akan menunjukkan garis atau simbol untuk menunjukkan apakah seseorang hamil atau tidak. Jika seseorang membaca tes kehamilan setelah waktu yang disarankan berlalu, hal itu mungkin menghasilkan hasil tes yang tampak positif.
Namun, dalam banyak kasus, ini bukan hasil tes kehamilan yang positif, melainkan garis penguapan yang tertinggal di urine setelah waktu yang disarankan untuk membaca tes.
4. Pengaruh obat-obatan
Bagi yang sedang menjalani program hamil, biasanya diresepkan obat penyubur kandungan dari dokter. Salah satunya berupa suntikan hCG sintetis. Obat-obatan tersebut berfungsi untuk membantu folikel melepaskan sel telur matang.
Namun, hal ini juga bisa menyebabkan test pacj positif palsu jika tesnya dilakukan terlalu dini. Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan tes kehamilan positif palsu dengan meningkatkan kadar hormon seseorang dalam darah dan urinnya.
Perawatan infertilitas dan penurunan berat badan tertentu mungkin mengandung hCG sintetis dan menyebabkan hasil tes darah positif palsu. Obat lain, seperti aspirin, karbamazepin, dan metadon, juga dapat menghasilkan hasil tes positif palsu.
Dengan beberapa kemungkinan di atas, wanita atau para pejuang garis dua, harus selalu menemui dokter mereka setelah tes kehamilan positif. Jika menemukan hasil garis dua, namun ternyata tidak hamil, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan tes urine dan cek darah guna memantau kadar hCG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)