Jakarta: Endometriosis adalah jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim, juga tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, dan dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul.
Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup. Salah satunya adalah masalah kesuburan pada wanita.
Sayangnya, ada banyak sekali mitos-mitos mengenai penyakit ini yang belum tentu benar. Dikutip dari Romper, berikut ini adalah mitos-mitos mengenai endometriosis yang beredar di masyarakat:
Mark P. Trolice, MD, FACOG, FACS, FACE Associate Professor of Obstetrics and Gynecology di UCF College of Medicine, mengatakan, salah satu mitos tentang endometriosis adalah bahwa operasi adalah obatnya. Padahal tidak selalu, meskipun sekitar 75 persen wanita mengalami penurunan rasa sakit setelah melakukan operasi.
"Sementara sekitar 20 persen wanita mengalami operasi ulang dalam dua tahun kemudian. Kekambuhan gejala terjadi sekitar 40 persen selama 10 tahun," ujar Trolice.
Selain rasa sakit saat menstruasi, gejala endometriosis yang lain adalah pendarahan berat, nyeri selama ovulasi, nyeri selama dan setelah berhubungan seks, nyeri panggul kronis, nyeri saat buang air kecil atau buang air besar selama menstruasi, dan kesulitan untuk bisa hamil.
Trolice mengatakan bahwa tingkat nyeri pada panggul seringkali tidak berhubungan dengan tingkat keparahan endometriosis yang dialami seorang wanita. Dengan kata lain, ia menjelaskan, nyeri panggul yang parah mungkin hanya menunjukkan endometriosis dengan tingkat yang ringan dan sebaliknya.
Dr. Pari Ghodsi, seorang ahli terkenal di bidang kesehatan wanita dari American College of Obstetrics and Gynecology, mengatakan, meskipun endometriosis sering dihubungkan dengan ketidaksuburan dalam beberapa kasus, bukan berarti seseorang yang mengalami endometriosis itu berarti mereka tidak bisa memiliki anak.
Meskipun endometriosis sering disebut sebagai 'penyakit wanita' atau 'masalah kesehatan wanita', namun bisa juga berdampak pada pria. Dengan kata lain, endometriosis tidak hanya terjadi pada wanita. Menurut laporan yang diterbitkan dalam International Journal of Urology banyak juga pria yang dilaporkan mengalami endometriosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup. Salah satunya adalah masalah kesuburan pada wanita.
Sayangnya, ada banyak sekali mitos-mitos mengenai penyakit ini yang belum tentu benar. Dikutip dari Romper, berikut ini adalah mitos-mitos mengenai endometriosis yang beredar di masyarakat:
1. Operasi bisa menyembuhkannya
Mark P. Trolice, MD, FACOG, FACS, FACE Associate Professor of Obstetrics and Gynecology di UCF College of Medicine, mengatakan, salah satu mitos tentang endometriosis adalah bahwa operasi adalah obatnya. Padahal tidak selalu, meskipun sekitar 75 persen wanita mengalami penurunan rasa sakit setelah melakukan operasi.
"Sementara sekitar 20 persen wanita mengalami operasi ulang dalam dua tahun kemudian. Kekambuhan gejala terjadi sekitar 40 persen selama 10 tahun," ujar Trolice.
2. Nyeri adalah satu-satunya gejala
Selain rasa sakit saat menstruasi, gejala endometriosis yang lain adalah pendarahan berat, nyeri selama ovulasi, nyeri selama dan setelah berhubungan seks, nyeri panggul kronis, nyeri saat buang air kecil atau buang air besar selama menstruasi, dan kesulitan untuk bisa hamil.
3. Semakin parah endometriosis, semakin parah nyeri yang dirasakan
Trolice mengatakan bahwa tingkat nyeri pada panggul seringkali tidak berhubungan dengan tingkat keparahan endometriosis yang dialami seorang wanita. Dengan kata lain, ia menjelaskan, nyeri panggul yang parah mungkin hanya menunjukkan endometriosis dengan tingkat yang ringan dan sebaliknya.
4. Tidak bisa memiliki anak
Dr. Pari Ghodsi, seorang ahli terkenal di bidang kesehatan wanita dari American College of Obstetrics and Gynecology, mengatakan, meskipun endometriosis sering dihubungkan dengan ketidaksuburan dalam beberapa kasus, bukan berarti seseorang yang mengalami endometriosis itu berarti mereka tidak bisa memiliki anak.
5. Endometriosis hanya dialami oleh wanita
Meskipun endometriosis sering disebut sebagai 'penyakit wanita' atau 'masalah kesehatan wanita', namun bisa juga berdampak pada pria. Dengan kata lain, endometriosis tidak hanya terjadi pada wanita. Menurut laporan yang diterbitkan dalam International Journal of Urology banyak juga pria yang dilaporkan mengalami endometriosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)