Jakarta: Mungkin kita mengetahui kalau infeksi saluran kemih (ISK) banyak terjadi pada orang dewasa. Padahal, ISK juga sering terjadi pada anak-anak, bayi sekali pun. Hal ini terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke kandung kemih atau ginjal.
Bayi dengan ISK mungkin mengalami demam, muntah, atau rewel. Anak yang lebih besar mungkin mengalami demam, nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, atau nyeri perut bagian bawah.
Anak-anak dengan ISK perlu ke dokter. Infeksi ini tidak akan membaik dengan sendirinya. ISK mudah diobati dan biasanya hilang dalam waktu berkisar satu minggu. Mengonsumsi antibiotik akan membunuh kuman dan membantu anak pulih kembali. Untuk memastikan antibiotik bekerja, Moms harus memberikan semua dosis yang ditentukan, bahkan ketika anak mulai merasa lebih baik.
Kebanyakan ISK terjadi di bagian bawah saluran kemih, yakni uretra dan kandung kemih. Jenis ISK ini disebut sistitis. Seorang anak dengan sistitis mungkin memiliki:
- Nyeri, terbakar, atau sensasi perih saat buang air kecil
- Dorongan yang meningkat atau keinginan untuk buang air kecil yang lebih sering (walaupun hanya sedikit kencing yang keluar)
- Demam
- Sering terbangun di malam hari untuk ke kamar mandi
- Masalah ngompol, padahal anak sudah dilatih menggunakan toilet
- Sakit perut di area kandung kemih (umumnya di bawah pusar)
- Kencing berbau busuk yang mungkin terlihat keruh atau mengandung darah
Infeksi yang menyebar melalui ureter ke ginjal disebut pielonefritis (pie-low-nih-FRY-tis) dan biasanya lebih serius.
Hal ini menurut laman Kids Health, menyebabkan banyak gejala yang sama, namun anak sering kali terlihat lebih sakit dan lebih mungkin mengalami demam (terkadang disertai menggigil), nyeri di bagian samping atau punggung, kelelahan parah, atau muntah.
.jpg)
(Bayi dengan ISK mungkin mengalami demam, muntah, atau rewel. Anak yang lebih besar mungkin mengalami demam, nyeri saat buang air kecil. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
ISK lebih sering terjadi pada anak perempuan karena uretra anak perempuan lebih pendek dan lebih dekat ke anus. Anak laki-laki berusia kurang dari satu tahun yang belum disunat juga memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena ISK.
Faktor risiko lain untuk ISK meliputi:
- Masalah pada saluran kemih (misalnya, kelainan bentuk ginjal atau penyumbatan di sepanjang saluran aliran urin normal)
- Aliran balik (refluks) urine yang tidak normal dari kandung kemih ke ureter dan menuju ginjal, kerqp dikenal refluks vesikoureteral (VUR), dan banyak anak penderita ISK yang mengidapnya
- Toilet dan kebiasaan kebersihan yang buruk
- Riwayat keluarga ISK
ISK mudah diobati, namun penting untuk mendeteksinya sejak dini. ISK yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
ISK diobati dengan antibiotik. Setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik, dokter mungkin mengulangi tes urine untuk memastikan infeksinya hilang. Penting untuk memastikan hal ini karena ISK yang tidak diobati secara tuntas dapat muncul kembali atau menyebar.
Jika anak mengalami nyeri hebat saat buang air kecil, dokter umumnya akan meresepkan obat yang mematikan rasa pada lapisan saluran kemih (Obat ini menyebabkan kencing menjadi oranye untuk sementara.)
Berikan antibiotik yang diresepkan sesuai jadwal selama beberapa hari sesuai arahan dokter. Pantau perjalanan anak Moms ke kamar mandi, dan tanyakan kepada ia tentang gejala seperti nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
Gejala-gejala ini akan membaik dalam dua sampai tiga hari setelah antibiotik dimulai. Dorong anak untuk minum banyak cairan, namun hindari minuman yang mengandung kafein (yang dapat mengiritasi kandung kemih), seperti soda dan es teh. Kebanyakan ISK sembuh dalam waktu seminggu dengan pengobatan.
Kiat-kiat berikut dapat membantu mencegah ISK:
- Pada bayi dan balita, sering-seringlah mengganti popok untuk membantu mencegah penyebaran bakteri penyebab ISK.
- Saat anak-anak dilatih menggunakan toilet, penting untuk mengajari mereka kebersihan yang baik. Anak perempuan harus mengetahui cara menyeka dari depan ke belakang – bukan dari belakang ke depan – untuk mencegah kuman menyebar dari anus ke uretra.
- Anak perempuan usia sekolah sebaiknya menghindari mandi busa dan sabun kuat yang dapat menyebabkan iritasi. Mereka juga harus mengenakan celana dalam berbahan katun dibandingkan nilon karena kecil kemungkinannya untuk mendorong pertumbuhan bakteri.
- Semua anak harus diajari untuk tidak "menahannya" ketika mereka harus pergi.
Yang harus diingat, kencing yang tertinggal di kandung kemih memberi tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak. Inilah memgapa anak-anak harus minum banyak cairan tetapi hindari yang mengandung kafein.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Bayi dengan ISK mungkin mengalami demam, muntah, atau rewel. Anak yang lebih besar mungkin mengalami demam, nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, atau nyeri perut bagian bawah.
Anak-anak dengan ISK perlu ke dokter. Infeksi ini tidak akan membaik dengan sendirinya. ISK mudah diobati dan biasanya hilang dalam waktu berkisar satu minggu. Mengonsumsi antibiotik akan membunuh kuman dan membantu anak pulih kembali. Untuk memastikan antibiotik bekerja, Moms harus memberikan semua dosis yang ditentukan, bahkan ketika anak mulai merasa lebih baik.
Tanda dan gejala ISK
Kebanyakan ISK terjadi di bagian bawah saluran kemih, yakni uretra dan kandung kemih. Jenis ISK ini disebut sistitis. Seorang anak dengan sistitis mungkin memiliki:
- Nyeri, terbakar, atau sensasi perih saat buang air kecil
- Dorongan yang meningkat atau keinginan untuk buang air kecil yang lebih sering (walaupun hanya sedikit kencing yang keluar)
- Demam
- Sering terbangun di malam hari untuk ke kamar mandi
- Masalah ngompol, padahal anak sudah dilatih menggunakan toilet
- Sakit perut di area kandung kemih (umumnya di bawah pusar)
- Kencing berbau busuk yang mungkin terlihat keruh atau mengandung darah
Infeksi yang menyebar melalui ureter ke ginjal disebut pielonefritis (pie-low-nih-FRY-tis) dan biasanya lebih serius.
Hal ini menurut laman Kids Health, menyebabkan banyak gejala yang sama, namun anak sering kali terlihat lebih sakit dan lebih mungkin mengalami demam (terkadang disertai menggigil), nyeri di bagian samping atau punggung, kelelahan parah, atau muntah.
.jpg)
(Bayi dengan ISK mungkin mengalami demam, muntah, atau rewel. Anak yang lebih besar mungkin mengalami demam, nyeri saat buang air kecil. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Penyebab terjadinya ISK
ISK lebih sering terjadi pada anak perempuan karena uretra anak perempuan lebih pendek dan lebih dekat ke anus. Anak laki-laki berusia kurang dari satu tahun yang belum disunat juga memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena ISK.
Faktor risiko lain untuk ISK meliputi:
- Masalah pada saluran kemih (misalnya, kelainan bentuk ginjal atau penyumbatan di sepanjang saluran aliran urin normal)
- Aliran balik (refluks) urine yang tidak normal dari kandung kemih ke ureter dan menuju ginjal, kerqp dikenal refluks vesikoureteral (VUR), dan banyak anak penderita ISK yang mengidapnya
- Toilet dan kebiasaan kebersihan yang buruk
- Riwayat keluarga ISK
ISK mudah diobati, namun penting untuk mendeteksinya sejak dini. ISK yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Cara mengobati ISK
ISK diobati dengan antibiotik. Setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik, dokter mungkin mengulangi tes urine untuk memastikan infeksinya hilang. Penting untuk memastikan hal ini karena ISK yang tidak diobati secara tuntas dapat muncul kembali atau menyebar.
Jika anak mengalami nyeri hebat saat buang air kecil, dokter umumnya akan meresepkan obat yang mematikan rasa pada lapisan saluran kemih (Obat ini menyebabkan kencing menjadi oranye untuk sementara.)
Berikan antibiotik yang diresepkan sesuai jadwal selama beberapa hari sesuai arahan dokter. Pantau perjalanan anak Moms ke kamar mandi, dan tanyakan kepada ia tentang gejala seperti nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
Gejala-gejala ini akan membaik dalam dua sampai tiga hari setelah antibiotik dimulai. Dorong anak untuk minum banyak cairan, namun hindari minuman yang mengandung kafein (yang dapat mengiritasi kandung kemih), seperti soda dan es teh. Kebanyakan ISK sembuh dalam waktu seminggu dengan pengobatan.
Tips pencegahan ISK
Kiat-kiat berikut dapat membantu mencegah ISK:
- Pada bayi dan balita, sering-seringlah mengganti popok untuk membantu mencegah penyebaran bakteri penyebab ISK.
- Saat anak-anak dilatih menggunakan toilet, penting untuk mengajari mereka kebersihan yang baik. Anak perempuan harus mengetahui cara menyeka dari depan ke belakang – bukan dari belakang ke depan – untuk mencegah kuman menyebar dari anus ke uretra.
- Anak perempuan usia sekolah sebaiknya menghindari mandi busa dan sabun kuat yang dapat menyebabkan iritasi. Mereka juga harus mengenakan celana dalam berbahan katun dibandingkan nilon karena kecil kemungkinannya untuk mendorong pertumbuhan bakteri.
- Semua anak harus diajari untuk tidak "menahannya" ketika mereka harus pergi.
Yang harus diingat, kencing yang tertinggal di kandung kemih memberi tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak. Inilah memgapa anak-anak harus minum banyak cairan tetapi hindari yang mengandung kafein.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)