FITNESS & HEALTH
Dorong Inovasi Terapi Regeneratif Berbasis Bukti Melalui Kolaborasi
Aulia Putriningtias
Senin 25 Agustus 2025 / 21:07
Jakarta: Terapi regeneratif merupakan menjadi salah satu terobosan yang menjanjikan di dunia medis modern. Salah satunya adalah penggunaan stem cell (sel punca) dan secretome.
Melalui latar belakang tersebut, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Regenic dan RSPAD Gatot Soebroto melakukan penandatanganan kerja sama strategis dalam bidang terapi regeneratif berbasis stem cell.
Baca juga: Waspada Tahap Remisi, Pentingnya Cegah Kanker Serviks Sedari Awal dan Rutin Monitoring
"Kolaborasi ini adalah komitmen bersama untuk menghadirkan inovasi medis, namun tetap dengan pijakan ilmiah dan regulasi yang ketat, ujar Presiden Direktur Kalbe Regenic Stem Cell dr. Sandy Qlintang, M.Biomed, dalam acara simposium nasional bertema "Stem Cell dan Terapi Regeneratif: Harapan Baru untuk Kedokteran Regenerati", Senin, 25 Agustus 2025.
Terapi regeneratif bekerja dengan membantu tubuh memperbaiki jaringan rusak, mengurangi peradangan, dan merangsang proses penyembuhan alami. Namun di ballk potensi besarnya, terapi ini tdak bisa dijalankan secara sembarangan.
.jpg)
(Kerja sama Kalbe Regenic Stem Cell dan RSPAD menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan bahwa pengembangan terapi regeneratif di Indonesia berjalan. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Meskipun menjadi terobosan yang menjanjikan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof. Dr. Taruna lIkrar menegaskan bahwa terapi regeneratif bukan sebagai "jalan pintas".
BPOM sendiri sudah mengatur izin edar terapi stem cell secara ketat, termasuk kewajiban uji pre-klinik`dan klinik yang valid.
"Terapi stem cell menjanjikan harapan, tetapi juga menyimpan risiko besar jika tidak dikembangkan dan digunakan secara benar, Kita tidak boleh menggadaikan keselamatan pasien demi sensasi," tegas Prof. Taruna Ikrar.
Regulasi baru BPOM memprioritaskan penelitian stem cell pada bidang ortopedi dan traumatologi. Setidaknya ada 15 indikasi penyakit yang bisa ditangani, seperti osteoartritis, cedera tulang belakang (spinal cord injury), patah tulang (fraktur), osteoporosis, hingga cedera tendon.
Menurut Direktur Pengembangan dan Riset RSPAD Gatot Soebroto, Dr. dr. Jonny, Sp.PD-KGH., M.Kes., M.M., DCN., DABRM, tantangan terbesar dalam pengobatan ini adalah biayanya yang begitu tinggi. Sampai saat ini, terapi ini belum dapat dicover dengan asuransi apapun.
"Satu sel saja bisa bernilai 2 - 3 rupiah, sementara terapi membutuhkan sekitar 100 juta sel," ungkap dr. Jonny.
Meskipun ditaksir dengan harga tinggi, efektivitas yang terjadi juga belum dijamin. Menurut dr. Jonny, pengohatan ini dapat lebih optimal dengan minimal lebih dari sekali terapi.
“Kalau masih stadium awal hasilnya bagus, tapi kalau stadium lanjut kami tidak menyarankan,” tambah dr. Jonny.
Mellhat tantangan ini, kolaborasi antara pihak riset, industri, dan regulator menjadi sangat penting. Kerja sama Kalbe Regenic Stem Cell dan RSPAD menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan bahwa pengembangan terapi regeneratif di Indonesia berjalan.
Baca juga: Vaksinasi selama Kehamilan, Langkah Penting Melindungi Ibu dan Bayi
Dalam hal ini, langkah-langkah nyata tersebut seperti berbasis riset ilmiah yang kuat, memenuhi standar keamanan dan mutu, diawasi oleh lembaga resmi seperti BPOM, dan berorientasi pada keselamatan serta manfaat bagi pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Melalui latar belakang tersebut, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Regenic dan RSPAD Gatot Soebroto melakukan penandatanganan kerja sama strategis dalam bidang terapi regeneratif berbasis stem cell.
Baca juga: Waspada Tahap Remisi, Pentingnya Cegah Kanker Serviks Sedari Awal dan Rutin Monitoring
"Kolaborasi ini adalah komitmen bersama untuk menghadirkan inovasi medis, namun tetap dengan pijakan ilmiah dan regulasi yang ketat, ujar Presiden Direktur Kalbe Regenic Stem Cell dr. Sandy Qlintang, M.Biomed, dalam acara simposium nasional bertema "Stem Cell dan Terapi Regeneratif: Harapan Baru untuk Kedokteran Regenerati", Senin, 25 Agustus 2025.
Terapi regeneratif bekerja dengan membantu tubuh memperbaiki jaringan rusak, mengurangi peradangan, dan merangsang proses penyembuhan alami. Namun di ballk potensi besarnya, terapi ini tdak bisa dijalankan secara sembarangan.
.jpg)
(Kerja sama Kalbe Regenic Stem Cell dan RSPAD menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan bahwa pengembangan terapi regeneratif di Indonesia berjalan. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Meskipun menjadi terobosan yang menjanjikan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof. Dr. Taruna lIkrar menegaskan bahwa terapi regeneratif bukan sebagai "jalan pintas".
BPOM sendiri sudah mengatur izin edar terapi stem cell secara ketat, termasuk kewajiban uji pre-klinik`dan klinik yang valid.
"Terapi stem cell menjanjikan harapan, tetapi juga menyimpan risiko besar jika tidak dikembangkan dan digunakan secara benar, Kita tidak boleh menggadaikan keselamatan pasien demi sensasi," tegas Prof. Taruna Ikrar.
Regulasi baru BPOM memprioritaskan penelitian stem cell pada bidang ortopedi dan traumatologi. Setidaknya ada 15 indikasi penyakit yang bisa ditangani, seperti osteoartritis, cedera tulang belakang (spinal cord injury), patah tulang (fraktur), osteoporosis, hingga cedera tendon.
Mengapa terapi regeneratif dikatakan pengobatan alternatif?
Menurut Direktur Pengembangan dan Riset RSPAD Gatot Soebroto, Dr. dr. Jonny, Sp.PD-KGH., M.Kes., M.M., DCN., DABRM, tantangan terbesar dalam pengobatan ini adalah biayanya yang begitu tinggi. Sampai saat ini, terapi ini belum dapat dicover dengan asuransi apapun.
"Satu sel saja bisa bernilai 2 - 3 rupiah, sementara terapi membutuhkan sekitar 100 juta sel," ungkap dr. Jonny.
Meskipun ditaksir dengan harga tinggi, efektivitas yang terjadi juga belum dijamin. Menurut dr. Jonny, pengohatan ini dapat lebih optimal dengan minimal lebih dari sekali terapi.
“Kalau masih stadium awal hasilnya bagus, tapi kalau stadium lanjut kami tidak menyarankan,” tambah dr. Jonny.
Pentingnya kolaborasi mendorong inovasi
Mellhat tantangan ini, kolaborasi antara pihak riset, industri, dan regulator menjadi sangat penting. Kerja sama Kalbe Regenic Stem Cell dan RSPAD menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan bahwa pengembangan terapi regeneratif di Indonesia berjalan.
Baca juga: Vaksinasi selama Kehamilan, Langkah Penting Melindungi Ibu dan Bayi
Dalam hal ini, langkah-langkah nyata tersebut seperti berbasis riset ilmiah yang kuat, memenuhi standar keamanan dan mutu, diawasi oleh lembaga resmi seperti BPOM, dan berorientasi pada keselamatan serta manfaat bagi pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)