FITNESS & HEALTH
Waspada Tahap Remisi, Pentingnya Cegah Kanker Serviks Sedari Awal dan Rutin Monitoring
Medcom
Sabtu 08 Maret 2025 / 17:30
Jakarta: Kanker serviks merupakan salah satu penyakit dengan tingkat kematian tertinggi. Berdasarkan data The International Agency for Research on Cancer (IARC), pada 2022 terdapat 408.661 kasus baru dan sebanyak 242.988 kematian di Indonesia.
Selain itu, diprediksi terjadi peningkatan kasus kanker pada 2050 sebesar 77 persen. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperhatikan isu tersebut. Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025, Kalbe mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan perempuan terkait kanker serviks, karena kanker serviks dapat dicegah.
“Deteksi dini kanker serviks dapat memperbesar peluang keberhasilan terapi, hingga mencegah kanker serviks yang lebih parah, dan juga dapat mendeteksi perubahan sel yang bisa berkembang menjadi kanker, serta mengurangi risiko penyebaran kanker," ujar Medical Sr. Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Farica Noviana Kartawijaya dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
"Kalau kita mengobati kanker pada tahap awal, berarti lebih sedikit kemungkinan komplikasi atau efek samping yang berat akibat pengobatan yang intensif. Sehingga pasien memiliki kesempatan untuk mendapatkan hari-hari mereka dengan kualitas hidup yang lebih baik,” terangnya.
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang berkembang di leher rahim (serviks) yang menghubungkan rahim dengan vagina. Penyebab utama kanker serviks ini adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Baca juga: Ini Kaitan Kanker Serviks dan Menopause menurut Ahli
Virus ini menyebar karena kontak seksual dan tipe virus terbanyak penyebab kanker serviks adalah subtipe 16 & 18. Apabila virus ini ditemukan dalam stadium awal atau dini, maka peluang sembuhnya akan lebih besar.
Selanjutnya, jika sudah mencapai tahap remisi atau tidak ditemukan sel kanker saat pemeriksaan radiologis, survivor/pejuang kanker harus tetap monitoring kondisi tubuh. Sebab,mungkin sel kanker dapat tidur dalam jangka waktu yang lama dan terbangun pada suatu saat.
"Ketika pejuang kanker tetap dalam kondisi remisi/tidak ditemukan sel kanker dengan pemeriksaan radiologis dalam jangka waktu 5-10 tahun, monitoring harus tetap dilakukan," kata dr. Farica,
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak terlalu jelas, bahkan tidak muncul sama sekali. Namun, beberapa gejala perlu diwaspadai, seperti perdarahan yang abnormal, misalnya perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan setelah berhubungan seksual, juga, nyeri panggul.
Kemudian, jika terjadi perubahan dalam siklus menstruasi, misalnya periode menstruasi menjadi lebih lama atau lebih berat dari biasanya dan terjadinya keputihan yang tidak normal. Lantaran gejala yang tidak terlalu jelas, maka sering kali kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut.
“Jika terjadi gejala-gejala tersebut, harus segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini seperti tes HPV atau pap smear juga penting dilakukan,” imbau dr. Farica.
Mendukung upaya pemerintah dalam memerangi kanker serviks, kamu bisa menggunakan layanan digital dari Kalbe, yatu One Onco. Situs website ini dirancang secara khusus menyediakan kebutuhan informasi terkait kanker. Termasuk layanan preventif dan deteksi dini kanker serviks sepeti vaksin HPV dan HPV DNA Test.
Selain menyediakan layanan digital, Kalbe melakukan upaya lain untuk memerangi kanker serviks, yaitu dengan program edukasi secara menyeluruh. Kalbe hadir ke kantor atau komunitas masyarakat. Termasuk ke sekolah dan universitas, untuk menjelaskan tentang vaksinasi. Kalbe juga terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun laboratorium, dengan membantu mendatangkan pasien ke rumah sakit terkait.
Sementara itu, dr. Farica menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Pertama, infeksi HPV, terutama jenis 16 dan 18.
Kemudian merokok, karena merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi HPV.
“Lalu, berhubungan seksual pada usia muda. Semakin dini berhubungan seksual, maka mempunyai risiko yang lebih besar untuk terpapar infeksi HPV. Juga apabila memiliki pasangan seksual yang banyak atau lebih dari satu, karena semakin banyak pasangan yang dimiliki maka semakin besar juga kemungkinan terkena infeksi HPV,” jelas dr. Farica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Selain itu, diprediksi terjadi peningkatan kasus kanker pada 2050 sebesar 77 persen. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperhatikan isu tersebut. Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025, Kalbe mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan perempuan terkait kanker serviks, karena kanker serviks dapat dicegah.
“Deteksi dini kanker serviks dapat memperbesar peluang keberhasilan terapi, hingga mencegah kanker serviks yang lebih parah, dan juga dapat mendeteksi perubahan sel yang bisa berkembang menjadi kanker, serta mengurangi risiko penyebaran kanker," ujar Medical Sr. Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Farica Noviana Kartawijaya dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
"Kalau kita mengobati kanker pada tahap awal, berarti lebih sedikit kemungkinan komplikasi atau efek samping yang berat akibat pengobatan yang intensif. Sehingga pasien memiliki kesempatan untuk mendapatkan hari-hari mereka dengan kualitas hidup yang lebih baik,” terangnya.
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang berkembang di leher rahim (serviks) yang menghubungkan rahim dengan vagina. Penyebab utama kanker serviks ini adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Baca juga: Ini Kaitan Kanker Serviks dan Menopause menurut Ahli
Virus ini menyebar karena kontak seksual dan tipe virus terbanyak penyebab kanker serviks adalah subtipe 16 & 18. Apabila virus ini ditemukan dalam stadium awal atau dini, maka peluang sembuhnya akan lebih besar.
Selanjutnya, jika sudah mencapai tahap remisi atau tidak ditemukan sel kanker saat pemeriksaan radiologis, survivor/pejuang kanker harus tetap monitoring kondisi tubuh. Sebab,mungkin sel kanker dapat tidur dalam jangka waktu yang lama dan terbangun pada suatu saat.
"Ketika pejuang kanker tetap dalam kondisi remisi/tidak ditemukan sel kanker dengan pemeriksaan radiologis dalam jangka waktu 5-10 tahun, monitoring harus tetap dilakukan," kata dr. Farica,
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak terlalu jelas, bahkan tidak muncul sama sekali. Namun, beberapa gejala perlu diwaspadai, seperti perdarahan yang abnormal, misalnya perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan setelah berhubungan seksual, juga, nyeri panggul.
Kemudian, jika terjadi perubahan dalam siklus menstruasi, misalnya periode menstruasi menjadi lebih lama atau lebih berat dari biasanya dan terjadinya keputihan yang tidak normal. Lantaran gejala yang tidak terlalu jelas, maka sering kali kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut.
“Jika terjadi gejala-gejala tersebut, harus segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini seperti tes HPV atau pap smear juga penting dilakukan,” imbau dr. Farica.
Mendukung upaya pemerintah dalam memerangi kanker serviks, kamu bisa menggunakan layanan digital dari Kalbe, yatu One Onco. Situs website ini dirancang secara khusus menyediakan kebutuhan informasi terkait kanker. Termasuk layanan preventif dan deteksi dini kanker serviks sepeti vaksin HPV dan HPV DNA Test.
Selain menyediakan layanan digital, Kalbe melakukan upaya lain untuk memerangi kanker serviks, yaitu dengan program edukasi secara menyeluruh. Kalbe hadir ke kantor atau komunitas masyarakat. Termasuk ke sekolah dan universitas, untuk menjelaskan tentang vaksinasi. Kalbe juga terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun laboratorium, dengan membantu mendatangkan pasien ke rumah sakit terkait.
Sementara itu, dr. Farica menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Pertama, infeksi HPV, terutama jenis 16 dan 18.
Kemudian merokok, karena merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi HPV.
“Lalu, berhubungan seksual pada usia muda. Semakin dini berhubungan seksual, maka mempunyai risiko yang lebih besar untuk terpapar infeksi HPV. Juga apabila memiliki pasangan seksual yang banyak atau lebih dari satu, karena semakin banyak pasangan yang dimiliki maka semakin besar juga kemungkinan terkena infeksi HPV,” jelas dr. Farica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)