FITNESS & HEALTH
3 Alasan Utama Mengapa Omicron Melonjak di Asia dan Eropa
Mia Vale
Senin 21 Maret 2022 / 12:05
Jakarta: Walaupun vaksinasi sudah dilakukan, namun disinyalir, sebagian Asia dan Eropa justru mengalami pelonjakkan Omicron. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa infeksi virus korona meningkat lagi karena tiga alasan utama.
Baru-baru ini, Maria Van Kerkhove dari WHO menunjukkan bahwa beberapa faktor, termasuk informasi yang salah, memicu lonjakan covid-19 secara global.
"Kami masih memiliki Omicron yang mentransmisikan pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia. Sebenarnya ada tiga alasan utama mengapa Omicron bisa melonjak. Pertama Omicron memang varian covid-19 yang paling menular. Kedua, mengendurnya protokol kesehatan pada masyarakat, dan ketiga misinformasi mengenai varian Omicron yang (dianggap) menjadi perhatian varian terakhir," jelas Kerkhove, sebagaimana dilansir dari Livemint.
Pejabat WHO ini juga menambahkan bahwa mereka memiliki sub-garis keturunan Omicron BA.1 dan BA.2 di mana lebih menular.
Bahkan paling menular yang pernah mereka lihat dari virus SARS-CoV-2 hingga saat ini. Dalam 30 hari terakhir, lebih dari 400 ribu urutan sampel, 99,9 persen ada Omicron dan 75 persennya varian BA.2.
“Kami tidak melihat peningkatan keparahan dengan BA.2. Namun, dengan sejumlah besar kasus, akan terlihat peningkatan rawat inap dan kami telah melihat ini di negara demi negara," ujar Dr Van Kerkhove menyoroti.

(Dr Maria Van Kerkhove selaku Head, Outbreak Investigation Task Force, Center for Global Health dari WHO mengatakan data menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tetap 'luar biasa' efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bukan hanya lebih cepat meyebar, pencabutan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial juga ikut memengaruhi peningkatan jumlah lonjakan.
Pencabutan penggunaan masker, pencabutan physical distancing, pencabutan pembatasan yang membatasi pergerakan orang, justru memberikan peluang virus untuk menyebar.
Kerkhove juga mengatakan, ada sejumlah besar kesalahan informasi yang menyebabkan kebingungan di antara orang-orang. Misinformasi ini seperti Omicron itu ringan, pandemi telah berakhir, atau bahwa Omicron ini varian terakhir harus ditangani.
Berbicara mengenai vaksin, Kerkhove menjelaskan bahwa data menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tetap 'luar biasa' efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap Omicron.
Ia menambahkan bahwa dunia juga membutuhkan sistem pengawasan yang sangat kuat untuk covid-19 untuk mewaspadai bagaimana virus itu berkembang.
Walau setiap negara menghadapi serangkaian tantangan yang unik, Kerkhove mengingatkan pandemi belum berakhir. Kita harus tetap waspada dan terus memvaksinasi, menguji, mengurutkan, merawat pasien, melindungi petugas kesehatan kita, memberi ventilasi, beradaptasi dan menyesuaikan intervensi populasi sesuai kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Baru-baru ini, Maria Van Kerkhove dari WHO menunjukkan bahwa beberapa faktor, termasuk informasi yang salah, memicu lonjakan covid-19 secara global.
"Kami masih memiliki Omicron yang mentransmisikan pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia. Sebenarnya ada tiga alasan utama mengapa Omicron bisa melonjak. Pertama Omicron memang varian covid-19 yang paling menular. Kedua, mengendurnya protokol kesehatan pada masyarakat, dan ketiga misinformasi mengenai varian Omicron yang (dianggap) menjadi perhatian varian terakhir," jelas Kerkhove, sebagaimana dilansir dari Livemint.
Pejabat WHO ini juga menambahkan bahwa mereka memiliki sub-garis keturunan Omicron BA.1 dan BA.2 di mana lebih menular.
Bahkan paling menular yang pernah mereka lihat dari virus SARS-CoV-2 hingga saat ini. Dalam 30 hari terakhir, lebih dari 400 ribu urutan sampel, 99,9 persen ada Omicron dan 75 persennya varian BA.2.
“Kami tidak melihat peningkatan keparahan dengan BA.2. Namun, dengan sejumlah besar kasus, akan terlihat peningkatan rawat inap dan kami telah melihat ini di negara demi negara," ujar Dr Van Kerkhove menyoroti.

(Dr Maria Van Kerkhove selaku Head, Outbreak Investigation Task Force, Center for Global Health dari WHO mengatakan data menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tetap 'luar biasa' efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bukan hanya lebih cepat meyebar, pencabutan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial juga ikut memengaruhi peningkatan jumlah lonjakan.
Pencabutan penggunaan masker, pencabutan physical distancing, pencabutan pembatasan yang membatasi pergerakan orang, justru memberikan peluang virus untuk menyebar.
Kerkhove juga mengatakan, ada sejumlah besar kesalahan informasi yang menyebabkan kebingungan di antara orang-orang. Misinformasi ini seperti Omicron itu ringan, pandemi telah berakhir, atau bahwa Omicron ini varian terakhir harus ditangani.
Kuncinya, vakisnasi!
Berbicara mengenai vaksin, Kerkhove menjelaskan bahwa data menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tetap 'luar biasa' efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap Omicron.
Ia menambahkan bahwa dunia juga membutuhkan sistem pengawasan yang sangat kuat untuk covid-19 untuk mewaspadai bagaimana virus itu berkembang.
Harus tetap waspada
Walau setiap negara menghadapi serangkaian tantangan yang unik, Kerkhove mengingatkan pandemi belum berakhir. Kita harus tetap waspada dan terus memvaksinasi, menguji, mengurutkan, merawat pasien, melindungi petugas kesehatan kita, memberi ventilasi, beradaptasi dan menyesuaikan intervensi populasi sesuai kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)