FITNESS & HEALTH

Masih Banyak Salah Kaprah soal Perawatan Luka, Ini Penjelasan Dokter

A. Firdaus
Kamis 06 November 2025 / 12:09
Jakarta: Perawatan luka sering terabaikan oleh masyarakat. Berbagai penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perawatan luka masih tergolong sedang hingga rendah. 

Padahal pengetahuan dasar terkait luka dan perawatannya dapat mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) juga menyatakan bahwa perawatan luka merupakan isu kesehatan masyarakat global, dan menekankan pentingnya pendekatan inter-profesional yang berpusat pada pasien (patient-centered care).

Menurut dr. Heri Setyanto, Sp.B., FINACS, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), edukasi publik tentang perawatan luka merupakan hal yang sangat penting. Sebab masih banyak kesalahpahaman di masyarakat. 
"Banyak orang masih menggunakan plester yang tidak sesuai dengan jenis luka, sehingga proses penyembuhan menjadi lebih lama dan risiko infeksi meningkat. Selain itu, masih ada anggapan bahwa luka sebaiknya dibiarkan terbuka agar cepat kering. Padahal, secara medis, luka yang ditutup dengan plester yang tepat justru sembuh lebih cepat dan lebih bersih,” jelas dr. Heri dalam peluncuran produk Essity yaitu Leukoplast Red First Aid.
 

Faktor rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang perawatan luka


Ia menambahkan, rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang perawatan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, keterbatasan akses terhadap informasi kesehatan yang terpercaya, serta minimnya kampanye publik mengenai cara perawatan luka yang benar. 

"Karena itu, kami sangat mengapresiasi inisiatif Essity yang konsisten meningkatkan literasi dan kualitas perawatan luka di Indonesia. Upaya edukatif seperti ini sejalan dengan komitmen PABI dalam mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan kulit dan luka, melalui kolaborasi yang sudah terjalin selama ini,” tutur dr. Heri.

Lebih lanjut, dr. Heri menjelaskan bahwa luka dapat diklasifikasikan berdasarkan:

- Adanya kerusakan atau tidaknya permukaan kulit (terbuka vs. tertutup)

- Lamanya penyembuhan (akut vs. kronis).

- Penyebabnya (seperti trauma, pembedahan, atau luka bakar).

- Tingkat kontaminasi

- Kedalaman cedera. 

Setiap jenis luka ini memerlukan perawatan yang berbeda. Dokter Heri juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan guna mencegah infeksi luka. 

Untuk mencegah infeksi luka, penting mempertahankan lingkungan yang bersih dan higienis: bersihkan luka dan area di sekitarnya dengan air matang (air yang sudah dimasak dan didinginkan) dan gunakan plester yang tepat untuk melindungi luka agar kuman tidak masuk. 

Penting pula mempertahankan kelembapan agar pembentukan kulit baru tidak terganggu. Plester luka dengan medical-grade dapat membantu perawatan luka ringan dengan aman dan efektif. 

"Untuk itulah memahami perawatan luka dasar dan akses kepada plester medical-grade menjadi penting untuk mencegah infeksi lanjutan yang dapat berdampak pada kualitas kesehatan jangka panjang," pungkas dr. Heri.

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH