FITNESS & HEALTH
3 Cara Mengukur Suhu Tubuh Basal (BBT) dengan Tepat
Yatin Suleha
Selasa 16 September 2025 / 13:05
Jakarta: Untuk memperoleh hasil pengukuran suhu tubuh basal (BBT) yang akurat dan dapat diandalkan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran.
Ketelitian dalam mengikuti panduan ini sangat berpengaruh pada keakuratan grafik BBT yang nantinya akan digunakan untuk memantau siklus menstruasi dan mendeteksi ovulasi.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Inilah 6 Cara Tingkatkan Kesuburan Wanita di Usia 30-an
Dilansir dari Parents, Alyssa Dweck, MS, MD, FACOG, memberikan cara mengukur suhu basal (BBT) dengan tepat, berikut adalah tiga caranya.
.jpg)
(Suhu basal tubuh (BBT) adalah suhu tubuh terendah yang kamu miliki saat istirahat total, dan biasanya diukur setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas apa pun. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Suhu tubuh basal harus diukur pada waktu yang sama setiap pagi. Konsistensi waktu pengukuran sangat penting karena suhu tubuh dapat berubah seiring waktu.
Toleransi waktu pengukuran sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Misalnya, jika pengukuran dilakukan pada pukul 7:30 pagi hari ini, maka pengukuran pada hari berikutnya harus dilakukan antara pukul 7:00 hingga 8:00 pagi.
Mengukur suhu pada waktu yang berbeda-beda dapat menyebabkan data yang tidak konsisten dan menyulitkan dalam membaca pola suhu tubuh.
Suhu tubuh basal harus diukur segera setelah bangun tidur, sebelum melakukan aktivitas apapun seperti duduk, berjalan, atau pergi ke kamar mandi.
Aktivitas fisik dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, pengukuran harus dilakukan saat tubuh masih dalam keadaan istirahat penuh.
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat memengaruhi hasil pengukuran suhu basal. Disarankan untuk tidur minimal tiga hingga empat jam berturut-turut sebelum melakukan pengukuran.
Jika tidur terganggu, misalnya sering terbangun di malam hari atau begadang, maka suhu tubuh basal yang tercatat bisa menjadi tidak akurat dan sulit untuk dianalisis.
Sebuah analisis informal yang dilakukan oleh Fertility Friend, sebuah perusahaan perangkat lunak grafik kesuburan online memberikan wawasan menarik mengenai pola suhu tubuh basal yang disebut pola triphasic.
Pola triphasic ini menunjukkan adanya tiga kali kenaikan suhu yang berbeda dalam grafik BBT.
Dalam analisis tersebut, pola triphasik didefinisikan sebagai pergeseran suhu kedua yang signifikan, yaitu kenaikan suhu minimal sebesar -17,61°C, yang terjadi setidaknya tujuh hari setelah ovulasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pola triphasic tiga kali lebih mungkin ditemukan pada seseorang yang sedang hamil dibandingkan yang tidak hamil.
Namun, penting untuk diingat bahwa hanya sekitar 12% grafik kehamilan yang menunjukkan pola triphasic, sementara 88% lainnya tidak menunjukkan pola ini.
Oleh karena itu, ketidakhadiran pola triphasik pada grafik BBT tidak berarti seseorang tidak hamil. Sebaliknya, keberadaan pola triphasic juga tidak selalu menjamin kehamilan.
Baca juga: Awas Bisa Terjadi Kemandulan Akibat Komplikasi Gondongan
Hal ini menunjukkan bahwa pola suhu tubuh basal harus dilihat sebagai salah satu indikator yang perlu dikombinasikan dengan tanda dan tes kehamilan lainnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Ketelitian dalam mengikuti panduan ini sangat berpengaruh pada keakuratan grafik BBT yang nantinya akan digunakan untuk memantau siklus menstruasi dan mendeteksi ovulasi.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Inilah 6 Cara Tingkatkan Kesuburan Wanita di Usia 30-an
Cara mengukur suhu basal (BBT)
Dilansir dari Parents, Alyssa Dweck, MS, MD, FACOG, memberikan cara mengukur suhu basal (BBT) dengan tepat, berikut adalah tiga caranya.
1. Waktu pengukuran yang konsisten
.jpg)
(Suhu basal tubuh (BBT) adalah suhu tubuh terendah yang kamu miliki saat istirahat total, dan biasanya diukur setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas apa pun. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Suhu tubuh basal harus diukur pada waktu yang sama setiap pagi. Konsistensi waktu pengukuran sangat penting karena suhu tubuh dapat berubah seiring waktu.
Toleransi waktu pengukuran sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Misalnya, jika pengukuran dilakukan pada pukul 7:30 pagi hari ini, maka pengukuran pada hari berikutnya harus dilakukan antara pukul 7:00 hingga 8:00 pagi.
Mengukur suhu pada waktu yang berbeda-beda dapat menyebabkan data yang tidak konsisten dan menyulitkan dalam membaca pola suhu tubuh.
2. Hindari aktivitas sebelum pengukuran
Suhu tubuh basal harus diukur segera setelah bangun tidur, sebelum melakukan aktivitas apapun seperti duduk, berjalan, atau pergi ke kamar mandi.
Aktivitas fisik dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, pengukuran harus dilakukan saat tubuh masih dalam keadaan istirahat penuh.
3. Pastikan tidur yang cukup dan berkualitas
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat memengaruhi hasil pengukuran suhu basal. Disarankan untuk tidur minimal tiga hingga empat jam berturut-turut sebelum melakukan pengukuran.
Jika tidur terganggu, misalnya sering terbangun di malam hari atau begadang, maka suhu tubuh basal yang tercatat bisa menjadi tidak akurat dan sulit untuk dianalisis.
Keandalan grafik suhu tubuh basal dalam mendeteksi kehamilan
Sebuah analisis informal yang dilakukan oleh Fertility Friend, sebuah perusahaan perangkat lunak grafik kesuburan online memberikan wawasan menarik mengenai pola suhu tubuh basal yang disebut pola triphasic.
Pola triphasic ini menunjukkan adanya tiga kali kenaikan suhu yang berbeda dalam grafik BBT.
Dalam analisis tersebut, pola triphasik didefinisikan sebagai pergeseran suhu kedua yang signifikan, yaitu kenaikan suhu minimal sebesar -17,61°C, yang terjadi setidaknya tujuh hari setelah ovulasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pola triphasic tiga kali lebih mungkin ditemukan pada seseorang yang sedang hamil dibandingkan yang tidak hamil.
Namun, penting untuk diingat bahwa hanya sekitar 12% grafik kehamilan yang menunjukkan pola triphasic, sementara 88% lainnya tidak menunjukkan pola ini.
Oleh karena itu, ketidakhadiran pola triphasik pada grafik BBT tidak berarti seseorang tidak hamil. Sebaliknya, keberadaan pola triphasic juga tidak selalu menjamin kehamilan.
Baca juga: Awas Bisa Terjadi Kemandulan Akibat Komplikasi Gondongan
Hal ini menunjukkan bahwa pola suhu tubuh basal harus dilihat sebagai salah satu indikator yang perlu dikombinasikan dengan tanda dan tes kehamilan lainnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)