FITNESS & HEALTH

3 Berita Terpopuler Gaya: Latensi Tidur Hingga Istilah Nepo Baby

Yatin Suleha
Senin 08 Juli 2024 / 06:05
Jakarta: Latensi tidur penting karena dapat menjadi indikator apakah kamu cukup tidur. Kurang tidur bisa membuat kamu merasa lelah dan murung keesokan harinya. Seiring waktu, kekurangan tidur dapat mulai berdampak serius pada konsentrasi, perasaan, dan kemampuan menyelesaikan tugas sehari-hari. 

Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kondisi kesehatan, seperti, diabetes, lenyakit jantung, kegemukan, infeksi, depresi, kecemasan. Latensi tidur sendiri, juga dikenal sebagai latensi permulaan tidur (SOL), yakni jumlah waktu yang diperlukan untuk tertidur setelah kamu berada di atas tempat tidur dan mematikan lampu. 

Idealnya, latensi tidur harus antara 10 dan 20 menit. Hal ini menjadi landasan bagi istirahat malam yang nyenyak dan menyegarkan. Nah, kali ini, kami akan membahas pentingnya latensi tidur, cara mengukur, dan cara meningkatkan latensi tidur jika kamu mengalami masalah saat tertidur. Berikut ini, Medcom.id/gaya merangkum berita menarik yang terjadi sepanjang Minggu, 7 Juli 2024:
 

1. Latensi Tidur, Ketika Seseorang Membutuhkan Waktu untuk Terlelap


Latensi tidur yang panjang berarti diperlukan waktu lebih dari 20 menit untuk tertidur di malam hari. Berbagai faktor dapat menyebabkan latensi tidur yang lama, seperti sering tidur siang dan mengalami nyeri kronis. 

Mengutip laman Verywell Health, latensi tidur yang lama terkadang bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti insomnia (kesulitan untuk tertidur atau tertidur).

Faktor risiko insomnia antara lain kecemasan, gaya hidup tidak aktif, perjalanan, dan berbagai faktor lainnya. Bila kamu harus bangun pada waktu tertentu dan memiliki latensi tidur yang lama, kamu mungkin tidak mendapatkan waktu tidur sebanyak yang dibutuhkan. Kamu juga dapat melewati tahapan tidur yang lebih sedikit.



Selengkapnya klik di sini
 

2. Temuan Studi, Hilangnya Penciuman Terkait Peningkatan Risiko Gagal Jantung


Seiring bertambahnya usia, tidak jarang seseorang mengalami hilangnya indra penciuman. Penelitian menunjukkan hampir satu dari empat orang mengalami gangguan penciuman pada awal usia 50-an, dan lebih dari setengahnya mengalami gangguan penciuman setelah usia 80 tahun. 

Bahkan, selama pandemi covid-19, banyak orang kehilangan indra penciuman karena virus tersebut. Namun ternyata, sebelum covid-19, para ilmuwan menemukan bahwa hilangnya penciuman dapat membantu memprediksi atau bahkan berkontribusi terhadap perkembangan gagal jantung.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association yang dilansir dari Prevention telah menyelidiki peran buruknya indra penciuman terhadap kesehatan orang dewasa yang menua. 



Selengkapnya klik di sini
 

3. Mengenal Istilah Nepo Baby dan Maknanya


Dalam industri hiburan maupun politik, istilah "Nepo Baby" merujuk pada individu-individu yang memperoleh kesuksesannya berkat koneksi dan pengaruh orang tua atau kerabat mereka yang terkenal.

Istilah Nepo Baby ini berasal dari kata "nepotisme", yang berarti memberikan perlakuan istimewa kepada seseorang hanya karena hubungan keluarganya.

Di Asia Tenggara, nepotisme telah menjadi fenomena yang umum dalam dunia politik. Banyak kepala negara berasal dari dinasti politik, seperti Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr.

Tak hanya itu, istilah Nepo Baby di Indonesia juga belakangan ini kerap disematkan kepada Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Joko Widodo, yang menjadi Wakil Presiden terpilih pada Pemilu 2024.



Selengkapnya klik di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH