FITNESS & HEALTH
Latensi Tidur, Ketika Seseorang Membutuhkan Waktu untuk Terlelap
Mia Vale
Minggu 07 Juli 2024 / 22:09
Jakarta: Latensi tidur penting karena dapat menjadi indikator apakah kamu cukup tidur. Kurang tidur bisa membuat kamu merasa lelah dan murung keesokan harinya. Seiring waktu, kekurangan tidur dapat mulai berdampak serius pada konsentrasi, perasaan, dan kemampuan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kondisi kesehatan, seperti, diabetes, lenyakit jantung, kegemukan, infeksi, depresi, kecemasan. Latensi tidur sendiri, juga dikenal sebagai latensi permulaan tidur (SOL), yakni jumlah waktu yang diperlukan untuk tertidur setelah kamu berada di atas tempat tidur dan mematikan lampu.
Idealnya, latensi tidur harus antara 10 dan 20 menit. Hal ini menjadi landasan bagi istirahat malam yang nyenyak dan menyegarkan. Nah, kali ini, kami akan membahas pentingnya latensi tidur, cara mengukur, dan cara meningkatkan latensi tidur jika kamu mengalami masalah saat tertidur.
Latensi tidur yang panjang berarti diperlukan waktu lebih dari 20 menit untuk tertidur di malam hari. Berbagai faktor dapat menyebabkan latensi tidur yang lama, seperti sering tidur siang dan mengalami nyeri kronis.
Mengutip laman Verywell Health, latensi tidur yang lama terkadang bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti insomnia (kesulitan untuk tertidur atau tertidur).
Faktor risiko insomnia antara lain kecemasan, gaya hidup tidak aktif, perjalanan, dan berbagai faktor lainnya. Bila kamu harus bangun pada waktu tertentu dan memiliki latensi tidur yang lama, kamu mungkin tidak mendapatkan waktu tidur sebanyak yang dibutuhkan. Kamu juga dapat melewati tahapan tidur yang lebih sedikit.
.jpg)
(Seiring waktu, kekurangan tidur dapat mulai berdampak serius pada konsentrasi, perasaan, dan kemampuan menyelesaikan tugas sehari-hari. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Memiliki letensi tidur yang terlalu pendek juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini biasanya ditandai dengan kamu langsung tertidur setelah berbaring dan berada di tempat tidur. Pasalnya, ini ternyata merupakan tanda utang tidur, yang merupakan dampak dari kurang tidur.
Minum alkohol juga dapat menurunkan latensi tidur, begitu pula kondisi tertentu, seperti narkolepsi dan hipersomnia idiopatik. Kedua kondisi tersebut menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari, namun hipersomnia idiopatik juga mengganggu siklus tidur.
Memerhatikan latensi tidur adalah cara yang berguna untuk mengetahui akar masalah dari masalah tidur yang kamu alami. Misal, jika kamu tidak bisa tidur karena nyeri kronis, mengobati nyeri yang mendasarinya dapat membantu kamu tertidur lebih cepat.
Jika rasa cemas membuat kamu tetap terjaga, strategi seperti berolahraga lebih banyak atau bermeditasi dapat mengatasinya sehingga kamu bisa memiliki latensi tidur yang lebih pendek. Mengubah gaya hidup atau mengatasi masalah ini dengan pengobatan atau intervensi medis lainnya dapat meningkatkan kualitas tidur kamu dan memperpendek latensi tidur.
Meskipun ada pedoman umum mengenai latensi tidur yang ideal, memiliki latensi tidur yang pendek atau panjang tidak selalu berarti kamu memiliki masalah kesehatan. Ya, latensi tidur merupakan salah satu ukuran kualitas tidur. Biasanya, kamu memerlukan waktu setidaknya beberapa menit untuk tertidur saat sudah berada di tempat tidur.
Saat kamu baru merebahkan tubuh di kasur dan langsung tertidur, bisa berarti kamu terlalu lelah. Tapi, bila kamu sudah barada di tempat tidur namun masih bolak-balik lebih dari 20 menit, ini dianggap sebagai latensi tidur yang panjang.
Ingat, jika mengalami masalah tidur, dokter dapat memutuskan apakah kamu perlu mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas tidur atau apakah kamu memerlukan intervensi medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kondisi kesehatan, seperti, diabetes, lenyakit jantung, kegemukan, infeksi, depresi, kecemasan. Latensi tidur sendiri, juga dikenal sebagai latensi permulaan tidur (SOL), yakni jumlah waktu yang diperlukan untuk tertidur setelah kamu berada di atas tempat tidur dan mematikan lampu.
Idealnya, latensi tidur harus antara 10 dan 20 menit. Hal ini menjadi landasan bagi istirahat malam yang nyenyak dan menyegarkan. Nah, kali ini, kami akan membahas pentingnya latensi tidur, cara mengukur, dan cara meningkatkan latensi tidur jika kamu mengalami masalah saat tertidur.
Bila latensi tidur terlalu lama
Latensi tidur yang panjang berarti diperlukan waktu lebih dari 20 menit untuk tertidur di malam hari. Berbagai faktor dapat menyebabkan latensi tidur yang lama, seperti sering tidur siang dan mengalami nyeri kronis.
Mengutip laman Verywell Health, latensi tidur yang lama terkadang bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti insomnia (kesulitan untuk tertidur atau tertidur).
Faktor risiko insomnia antara lain kecemasan, gaya hidup tidak aktif, perjalanan, dan berbagai faktor lainnya. Bila kamu harus bangun pada waktu tertentu dan memiliki latensi tidur yang lama, kamu mungkin tidak mendapatkan waktu tidur sebanyak yang dibutuhkan. Kamu juga dapat melewati tahapan tidur yang lebih sedikit.
.jpg)
(Seiring waktu, kekurangan tidur dapat mulai berdampak serius pada konsentrasi, perasaan, dan kemampuan menyelesaikan tugas sehari-hari. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Saat latensi tidur terlalu pendek
Memiliki letensi tidur yang terlalu pendek juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini biasanya ditandai dengan kamu langsung tertidur setelah berbaring dan berada di tempat tidur. Pasalnya, ini ternyata merupakan tanda utang tidur, yang merupakan dampak dari kurang tidur.
Minum alkohol juga dapat menurunkan latensi tidur, begitu pula kondisi tertentu, seperti narkolepsi dan hipersomnia idiopatik. Kedua kondisi tersebut menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari, namun hipersomnia idiopatik juga mengganggu siklus tidur.
Cara tingkatkan latensi tidur
Memerhatikan latensi tidur adalah cara yang berguna untuk mengetahui akar masalah dari masalah tidur yang kamu alami. Misal, jika kamu tidak bisa tidur karena nyeri kronis, mengobati nyeri yang mendasarinya dapat membantu kamu tertidur lebih cepat.
Jika rasa cemas membuat kamu tetap terjaga, strategi seperti berolahraga lebih banyak atau bermeditasi dapat mengatasinya sehingga kamu bisa memiliki latensi tidur yang lebih pendek. Mengubah gaya hidup atau mengatasi masalah ini dengan pengobatan atau intervensi medis lainnya dapat meningkatkan kualitas tidur kamu dan memperpendek latensi tidur.
Meskipun ada pedoman umum mengenai latensi tidur yang ideal, memiliki latensi tidur yang pendek atau panjang tidak selalu berarti kamu memiliki masalah kesehatan. Ya, latensi tidur merupakan salah satu ukuran kualitas tidur. Biasanya, kamu memerlukan waktu setidaknya beberapa menit untuk tertidur saat sudah berada di tempat tidur.
Saat kamu baru merebahkan tubuh di kasur dan langsung tertidur, bisa berarti kamu terlalu lelah. Tapi, bila kamu sudah barada di tempat tidur namun masih bolak-balik lebih dari 20 menit, ini dianggap sebagai latensi tidur yang panjang.
Ingat, jika mengalami masalah tidur, dokter dapat memutuskan apakah kamu perlu mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas tidur atau apakah kamu memerlukan intervensi medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)