FITNESS & HEALTH

Limbah Makanan Juga Bisa Merusak Lingkungan. Simak Penjelasannya

Medcom
Selasa 11 Oktober 2022 / 18:08
Jakarta: Krisis makanan sudah terlihat di depan mata. Hal ini disebabkan ketika makanan tidak tersedia atau tidak terjangkau. Kerawanan pangan yang parah berarti seseorang kadang-kadang tidak makan selama sehari atau lebih, sehingga menyebabkan kelaparan yang berbahaya.

Padahal di balik itu semua, banyak dari kita yang masih memiliki gaya hidup yang boros. Seperti halnya setiap kali melihat makanan lezat bawaannya ingin memakan semuanya, padahal perut tidak bisa menampung banyak makanan, dan pada akhirnya makanan yang sudah diambil terbuang sia-sia; biasa juga dikenal dengan food waste.

Dari sini penting untuk kita mempelajari bagaimana menghargai sebuah makanan. Mulai dari prosesnya hingga tak tersisa setelah dimakan untuk menghindari food waste.
 

Mengenal food waste lebih lanjut


Limbah makanan atau food waste terjadi di seluruh spektrum produksi, dari pertanian, distribusi, pengecer, hingga konsumen. Alasan termasuk kerugian dari jamur, hama, atau kontrol iklim yang tidak memadai; kerugian dari memasak; dan pemborosan makanan yang disengaja.

Sebelum dipasarkan, biasanya petani akan memilah sayuran yang segar dan bagus agar bisa didistribusikan. Lalu sayuran yang jelek akan menjadi limbah, begitu juga dengan distributor, dan penjual. Namun, umumnya konsumen juga memberikan dampak tertinggi pada food waste karena menyia-nyiakan makanannya.

Indonesia merupakan negara ketiga di dunia sebagai food waste. Pada acara Road To Eathink Market Fest 2022 untuk memperingati World Food Day 2022, Dewi Fatmaningrum, Food Security and Nutrition Officer, FAO Indonesia mengatakan, Data BAPPENAS 2021 di indonesia, food waste & loss, 115-184 kg perkapita pertahun.

"Seharusnya 30-40 % food waste populasi nasional bisa diberikan dan dipergunakan sebaik mungkin oleh sampah makanan yg seharusnya,"terang Dewi.
 

Dampak limbah makanan terhadap lingkungan


Memproduksi, memindahkan, menyimpan, dan memasak makanan menggunakan energi, bahan bakar, dan air. Masing-masing melepaskan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Makanan juga membutuhkan banyak air dalam proses produksinya. Dengan membuang-buang makanan kita membuang persediaan air yang berharga.

Secara sadar atau tidaknya, setiap kali kita makan, maka sebagian dari sisa makanan akan berakhir di tempat pembuangan sampah, di mana makanan tersebut akan membusuk dan melepaskan metana, gas rumah kaca yang kuat. Jika kamu berhenti membuang makanan, itu akan menghemat sekitar 17 juta ton karbondioksida.
 

Cara mengurangi limbah makanan


Hama pada tumbuhan merupakan salah satu masalah yang kerap kali dirasakan oleh petani. Namun, tak dapat dihindari, terkadang sayuran pasca panen yang terbebas dari hama juga mengalami kerusakan akibat proses distributor yang kurang aman. Sebaiknya tingkatkan kualitas pengemasan sayuran agar meminimalisir permasalahan yang seharusnya bisa dihindari.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terkadang dalam proses distribusi bisa saja makanan mengalami kerusakan, dan diingatkan kembali untuk meningkatkan kualitas pengemasan yang aman. Sebagai konsumen, kamu juga berperan dalam dampak food waste ini, mulai sekarang saatnya mengubah gaya hidup lebih sehat, tidak boros, agar tubuh dan lingkungan tetap stabil.

Untuk menanggulangi limbah makanan, perlunya kerjasama yang kuat antara petani, distributor, penjual, hingga konsumen. Saatnya menjaga bumi melalui langkah kecil yang bisa kita lakukan.

Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH