FITNESS & HEALTH
Resistansi Anti Mikroba Jadi Perhatian, Penggunaan Sorbact Jadi Cara Obati Luka
Medcom
Kamis 08 Desember 2022 / 20:45
Jakarta: Essity Indonesia mengeluarkan produk Sorbact sebagai penyembuh AMR. AMR atau Resistensi antimikroba merupakan suatu kondisi di mana hilangnya kemampuan antibiotik untuk melawan mikroorganisme seperti bakteri.
World Health Organization (WHO) menyatakan AMR merupakan salah satu dari 10 ancaman kesehatan masyarakat di dunia. Terutama di negara berkembang dan dapat menjadi penyebab 10 juta kematian per tahunnya di seluruh dunia pada 2050.
Dilansir pada laman website Kementerian Kesehatan, pada 2030, diperkirakan penggunaan antibiotik di seluruh dunia akan meningkat sebesar 30%. Bahkan semakin meningkat sebesar 200% jika AMR tidak benar-benar ditangani dengan baik.
Resistansi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah waktu demi waktu, dan tidak lagi merespons obat-obatan. Hal ini membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit hingga kematian.
Menurut dr. Harry Parathon, SPOG (K) selaku Ketua Pusat Resistensi Antimikrba Indonesia (PRAINDO), salah satu area yang saat ini masih memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang tinggi adalah perawatan luka.
AMR memengaruhi prosedur manajemen luka. Sebab luka dapat menjadi saluran infeksi, memungkinkan masuknya mikroba, termasuk yang resistan antimikroba ke dalam jaringan.
"Infeksi yang disebabkan oleh bakteri resistan antibiotik lebih sulit untuk diobati dan menyebabkan biaya pengobatan yang lebih tinggi, perawatan di rumah sakit yang lebih lama, dan meningkatkan kematian," kata dr. Harry, Selasa, 29 November 2022.
Joice Simanjuntak, Marketing Director Essity menjelaskan teknologi Sorbact untuk perawatan luka yang dapat mencegah AMR. Sorbact mengikat mikroba dengan mekanisme kerja murni secara fisik, sehingga mikroba menjadi tidak aktif, dan mengangkatnya tanpa membunuh.
Cara kerja Sorbact, yaitu:
- Mengikat, yaitu bakteri secara natural terperangkap dan terikat kuat pada permukaan Sorbact.
- Menghambat, yaitu bakteri terikat secara permanen dan pertumbuhan dihambat. Tidak ada mekanisme bakteri dan jamur menjadi resistan.
- Mengangkat, yaitu bakteri, jamur, dan endotoksin yang terikat diangkat keluar dari dasar luka.
"Berbeda dengan balutan antimikroba lainnya yang secara aktif membunuh mikroba, balutan luka ini terbuat dari Dialkylcarbamoyl chloride(DACC) yang bersifat hidrofobik, mengikat beberapa jenis mikroba secara permanen, dan mengurangi jumlah organisme di permukaan luka sehingga proses penyembuhan luka lebih cepat,” kata Joice.
Sorbact mampu menurunkan angka Infeksi Daerah Operasi (IDO) sampai dengan 65% dibandingkan standard dressing, dan bahkan mampu mengikat 5 bakteri patogen utama WHO.
Sorbact juga tidak memiliki kontraindikasi dan risiko alergi yang rendah sehingga dapat digunakan pada bayi baru lahir.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
World Health Organization (WHO) menyatakan AMR merupakan salah satu dari 10 ancaman kesehatan masyarakat di dunia. Terutama di negara berkembang dan dapat menjadi penyebab 10 juta kematian per tahunnya di seluruh dunia pada 2050.
Dilansir pada laman website Kementerian Kesehatan, pada 2030, diperkirakan penggunaan antibiotik di seluruh dunia akan meningkat sebesar 30%. Bahkan semakin meningkat sebesar 200% jika AMR tidak benar-benar ditangani dengan baik.
Resistansi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah waktu demi waktu, dan tidak lagi merespons obat-obatan. Hal ini membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit hingga kematian.
Menurut dr. Harry Parathon, SPOG (K) selaku Ketua Pusat Resistensi Antimikrba Indonesia (PRAINDO), salah satu area yang saat ini masih memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang tinggi adalah perawatan luka.
AMR memengaruhi prosedur manajemen luka. Sebab luka dapat menjadi saluran infeksi, memungkinkan masuknya mikroba, termasuk yang resistan antimikroba ke dalam jaringan.
"Infeksi yang disebabkan oleh bakteri resistan antibiotik lebih sulit untuk diobati dan menyebabkan biaya pengobatan yang lebih tinggi, perawatan di rumah sakit yang lebih lama, dan meningkatkan kematian," kata dr. Harry, Selasa, 29 November 2022.
Joice Simanjuntak, Marketing Director Essity menjelaskan teknologi Sorbact untuk perawatan luka yang dapat mencegah AMR. Sorbact mengikat mikroba dengan mekanisme kerja murni secara fisik, sehingga mikroba menjadi tidak aktif, dan mengangkatnya tanpa membunuh.
Cara kerja Sorbact, yaitu:
- Mengikat, yaitu bakteri secara natural terperangkap dan terikat kuat pada permukaan Sorbact.
- Menghambat, yaitu bakteri terikat secara permanen dan pertumbuhan dihambat. Tidak ada mekanisme bakteri dan jamur menjadi resistan.
- Mengangkat, yaitu bakteri, jamur, dan endotoksin yang terikat diangkat keluar dari dasar luka.
"Berbeda dengan balutan antimikroba lainnya yang secara aktif membunuh mikroba, balutan luka ini terbuat dari Dialkylcarbamoyl chloride(DACC) yang bersifat hidrofobik, mengikat beberapa jenis mikroba secara permanen, dan mengurangi jumlah organisme di permukaan luka sehingga proses penyembuhan luka lebih cepat,” kata Joice.
Sorbact mampu menurunkan angka Infeksi Daerah Operasi (IDO) sampai dengan 65% dibandingkan standard dressing, dan bahkan mampu mengikat 5 bakteri patogen utama WHO.
Sorbact juga tidak memiliki kontraindikasi dan risiko alergi yang rendah sehingga dapat digunakan pada bayi baru lahir.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)