Baru-baru ini, pengacara Hotman Paris digigt otter peliharannya. Hotman sampai harus dirawat di rumah sakit karena gigitan itu.
Dosen Kedokteran FIKKIA Universitas Airlangga (Unair), Kurnia Alisaputri, mengatakan risiko manusia mengalami gigitan hewan semakin meningkat. Interaksi yang semakin intens dengan berbagai jenis hewan sekitar memerlukan kehati-hatian, baik di sekitar rumah maupun saat travelling.
Dia mengingatkan jangan sampai mengabaikan hanya sekadar tergigit hewan tertentu. Sebab, kita tidak mengetahui keberadaan agen zoonosis dari kejadian itu.
“Kita tidak tahu jenis kuman yang hidup pada hewan penggigit. Khawatirnya terdapat infeksi zoonosis yang tertransmisi pada korban gigitan,” kata Kurnia dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 4 Maret 2025.
Oleh karena itu, penting mengetahui langkah penanganan yang tepat guna mencegah infeksi dan komplikasi serius. Berikut langkah-langkah penanganan luka gigitan hewan:
Langkah penanganan luka gigitan hewan
1. Segera cuci tangan dengan air mengalir
Langkah pertama setelah digigit hewan adalah segera mencuci luka dengan air mengalir. Bila memungkinkan tambahkan sabun saat proses irigasi.Pembersihan bertujuan menghilangkan kuman yang terbawa air liur hewan maupun lokasi luka terbuka yang menyebabkan infeksi. Berikan antiseptik non korosif pada luka seperti iodine agar membunuh kuman.
Baca juga: Apakah Gigitan Kucing Berbahaya? |
“Selama pembersihan pasien dapat membuka area luka tusuk bekas gigitan sambil melakukan irigasi. Hal tersebut agar agen patogen dapat ikut keluar dari area luka,” jelas dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Blambangan Banyuwangi itu.
2. Segera pergi ke Pelayanan Kesehatan Terdekat
Segera pergi ke pelayanan kesehatan terdekat setelah proses pembersihan luka secara mandiri. Apabila mengalami luka robek yang luas tutup luka dengan kain bersih agar menghindari kontaminasi sekunder selama perjalanan.Golden time penanganan luka akibat gigitan hewan adalah tiga jam. Hasil riset menunjukkan hampir 100 persen penanganan luka dalam rentang waktu tersebut dapat menghambat infeksi.
Kurnia menyebut dalam kasus khusus gigitan ular, waktu penanganan harus sesegera mungkin pasca tergigit. Dalam rentang waktu tersebut, dokter akan mengevaluasi kondisi luka dan menentukan kebutuhan vaksin antidot bisa, anti rabies, atau suntikan imunoglobulin rabies. Terutama jika gigitan berasal dari hewan yang berisiko menularkan rabies.
“Injeksi anti rabies dapat diberikan selama dua kali pada hari ke 0 dan 3 bila pasien telah mendapatkan vaksinasi rabies sebelumnya. Sedangkan jika belum, pasien akan mendapatkan injeksi pada hari ke 0, 3, 7, 14, dan hari ke 28 khusus pasien immunosuppressant ,” papar dia.
Kurnia menghimbau untuk mengantisipasi gigitan hewan, pemilik dapat memastikan injeksi vaksin rabies pada hewan peliharaannya dan orang-orang yang berprofesi dengan risiko tinggi terpapar penyakit zoonosis seperti virus rabies. Hindari hewan berisiko tinggi dan preventif dengan vaksin bila mengunjungi kawasan endemik rabies saat travelling.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id