FITNESS & HEALTH
Beberapa Fakta Vaping yang Perlu Kamu Ketahui!
Mia Vale
Minggu 22 September 2024 / 13:41
Jakarta: Jika pernah berpikir untuk mencoba menghentikan kebiasaan merokok, kamu tidak sendirian. Hampir 7 dari 10 perokok mengatakan mereka ingin berhenti. Memang, berhenti merokok adalah salah satu hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk kesehatan.
Pasalnya, merokok membahayakan hampir setiap organ di tubuh, termasuk jantung. Hampir sepertiga kematian akibat penyakit jantung disebabkan oleh kebiasaan merokok dan perokok pasif.
Kita tahu, untuk berhenti merokok itu tidak mudah. Dan salah satu cara untuk bisa berhenti total, kamu beralih ke rokok elektronik (rokok elektrik, pena vape, dan perangkat vaping sekali pakai lainnya).
Ini dijadikan cara untuk memudahkan transisi dari rokok tradisional ke tidak merokok sama sekali. Namun apakah merokok e-rokok atau vaping lebih baik dibandingkan menggunakan produk tembakau?
Bisakah rokok elektrik membantu kamu berhenti merokok untuk selamanya? Michael Blaha, M.D., M.P.H., direktur penelitian klinis di Pusat Pencegahan Penyakit Jantung Johns Hopkins Ciccarone, berbagi informasi kesehatan tentang vaping.
Rokok elektrik memanaskan nikotin (yang diekstraksi dari tembakau), perasa, dan bahan kimia lainnya untuk menghasilkan aerosol yang kamu hirup.
“Hampir tidak ada keraguan bahwa vaping membuat kamu terpapar lebih sedikit bahan kimia beracun dibandingkan dengan merokok dengan rokok tradisional," jelas Blaha.
Penelitian dari The Johns Hopkins University tentang bahan vape yang dipublikasikan pada Oktober 2021 mengungkap ribuan bahan kimia dalam produk vape yang sebagian besar belum teridentifikasi.
Di antara bahan-bahan yang dapat diidentifikasi oleh tim adalah beberapa zat yang berpotensi berbahaya, termasuk kafein, tiga bahan kimia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan dalam rokok elektrik, satu pestisida, dan dua perasa yang dikaitkan dengan kemungkinan efek racun dan iritasi pernapasan.
.jpg)
(Dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.) dalam laman resemi Kemenkes menjelaskan, vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah diacetyl, yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans, yang dikenal juga sebagai "popcorn lung". Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Nikotin adalah bahan utama dalam rokok biasa dan rokok elektrik, dan sangat membuat ketagihan. Dan, nikotin beracun. Nikotin adalah zat beracun.
“Masyarakat perlu memahami bahwa rokok elektrik berpotensi berbahaya bagi kesehatan,” tegas Blaha. Data yang muncul menunjukkan adanya hubungan dengan penyakit paru-paru kronis dan asma, serta hubungan antara penggunaan ganda rokok elektrik dan merokok dengan penyakit kardiovaskular.
Michael Joseph Blaha, M.D., M.P.H menjelaskan, keduanya mengandung nikotin, yang menurut penelitian mungkin sama adiktifnya dengan heroin dan kokain. Yang lebih buruk lagi, banyak pengguna rokok elektrik mendapatkan lebih banyak nikotin dibandingkan produk tembakau yang mudah terbakar.
Pengguna dapat membeli kartrid berkekuatan ekstra, yang memiliki konsentrasi nikotin lebih tinggi, atau meningkatkan voltase rokok elektrik untuk mendapatkan nikotin yang lebih tinggi.
Meskipun telah dipromosikan sebagai alat bantu untuk membantu berhenti merokok, rokok elektrik belum mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) sebagai alat untuk berhenti merokok.
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kebanyakan orang yang bermaksud menggunakan rokok elektrik untuk menghentikan kebiasaan nikotin akhirnya terus menggunakan rokok tradisional dan rokok elektrik.
Mengingat wabah EVALI, CDC menyarankan orang-orang yang menggunakan rokok elektrik untuk berhenti merokok agar mempertimbangkan risiko dan manfaatnya dan terlebih dulu mempertimbangkan penggunaan opsi berhenti merokok lain yang disetujui FDA.
Di kalangan anak muda, rokok elektrik lebih populer daripada produk tembakau tradisional lainnya. Ada tiga alasan mengapa rokok elektrik mungkin menarik bagi anak muda:
- Banyak remaja meyakini vaping kurang berbahaya daripada merokok
- Rokok elektronik memiliki biaya per pemakaian yang lebih rendah daripada rokok tradisional
- Kaum muda dan orang dewasa merasa senang karena tidak ada asap rokok dan tidak berbau
Ada hubungan kuat antara merokok dan penyakit kardiovaskular, serta antara merokok dan kanker. Semakin cepat kamu berhenti, semakin cepat tubuh pulih dan memperbaiki dirinya sendiri. Bicarakan dengan dokter tentang program atau alat berhenti merokok mana yang terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pasalnya, merokok membahayakan hampir setiap organ di tubuh, termasuk jantung. Hampir sepertiga kematian akibat penyakit jantung disebabkan oleh kebiasaan merokok dan perokok pasif.
Kita tahu, untuk berhenti merokok itu tidak mudah. Dan salah satu cara untuk bisa berhenti total, kamu beralih ke rokok elektronik (rokok elektrik, pena vape, dan perangkat vaping sekali pakai lainnya).
Ini dijadikan cara untuk memudahkan transisi dari rokok tradisional ke tidak merokok sama sekali. Namun apakah merokok e-rokok atau vaping lebih baik dibandingkan menggunakan produk tembakau?
Bisakah rokok elektrik membantu kamu berhenti merokok untuk selamanya? Michael Blaha, M.D., M.P.H., direktur penelitian klinis di Pusat Pencegahan Penyakit Jantung Johns Hopkins Ciccarone, berbagi informasi kesehatan tentang vaping.
Walau tak seburuk merokok, tetap berbahaya
Rokok elektrik memanaskan nikotin (yang diekstraksi dari tembakau), perasa, dan bahan kimia lainnya untuk menghasilkan aerosol yang kamu hirup.
“Hampir tidak ada keraguan bahwa vaping membuat kamu terpapar lebih sedikit bahan kimia beracun dibandingkan dengan merokok dengan rokok tradisional," jelas Blaha.
Penelitian dari The Johns Hopkins University tentang bahan vape yang dipublikasikan pada Oktober 2021 mengungkap ribuan bahan kimia dalam produk vape yang sebagian besar belum teridentifikasi.
Di antara bahan-bahan yang dapat diidentifikasi oleh tim adalah beberapa zat yang berpotensi berbahaya, termasuk kafein, tiga bahan kimia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan dalam rokok elektrik, satu pestisida, dan dua perasa yang dikaitkan dengan kemungkinan efek racun dan iritasi pernapasan.
.jpg)
(Dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.) dalam laman resemi Kemenkes menjelaskan, vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah diacetyl, yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans, yang dikenal juga sebagai "popcorn lung". Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Buruk bagi jantung dan paru-paru
Nikotin adalah bahan utama dalam rokok biasa dan rokok elektrik, dan sangat membuat ketagihan. Dan, nikotin beracun. Nikotin adalah zat beracun.
“Masyarakat perlu memahami bahwa rokok elektrik berpotensi berbahaya bagi kesehatan,” tegas Blaha. Data yang muncul menunjukkan adanya hubungan dengan penyakit paru-paru kronis dan asma, serta hubungan antara penggunaan ganda rokok elektrik dan merokok dengan penyakit kardiovaskular.
Rokok elektronik dan tradisional sama adiktifnya
Michael Joseph Blaha, M.D., M.P.H menjelaskan, keduanya mengandung nikotin, yang menurut penelitian mungkin sama adiktifnya dengan heroin dan kokain. Yang lebih buruk lagi, banyak pengguna rokok elektrik mendapatkan lebih banyak nikotin dibandingkan produk tembakau yang mudah terbakar.
Pengguna dapat membeli kartrid berkekuatan ekstra, yang memiliki konsentrasi nikotin lebih tinggi, atau meningkatkan voltase rokok elektrik untuk mendapatkan nikotin yang lebih tinggi.
Bukan alat berhenti merokok terbaik
Meskipun telah dipromosikan sebagai alat bantu untuk membantu berhenti merokok, rokok elektrik belum mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) sebagai alat untuk berhenti merokok.
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kebanyakan orang yang bermaksud menggunakan rokok elektrik untuk menghentikan kebiasaan nikotin akhirnya terus menggunakan rokok tradisional dan rokok elektrik.
Mengingat wabah EVALI, CDC menyarankan orang-orang yang menggunakan rokok elektrik untuk berhenti merokok agar mempertimbangkan risiko dan manfaatnya dan terlebih dulu mempertimbangkan penggunaan opsi berhenti merokok lain yang disetujui FDA.
Generasi baru mulai kecanduan nikotin
Di kalangan anak muda, rokok elektrik lebih populer daripada produk tembakau tradisional lainnya. Ada tiga alasan mengapa rokok elektrik mungkin menarik bagi anak muda:
- Banyak remaja meyakini vaping kurang berbahaya daripada merokok
- Rokok elektronik memiliki biaya per pemakaian yang lebih rendah daripada rokok tradisional
- Kaum muda dan orang dewasa merasa senang karena tidak ada asap rokok dan tidak berbau
Ada hubungan kuat antara merokok dan penyakit kardiovaskular, serta antara merokok dan kanker. Semakin cepat kamu berhenti, semakin cepat tubuh pulih dan memperbaiki dirinya sendiri. Bicarakan dengan dokter tentang program atau alat berhenti merokok mana yang terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)