FITNESS & HEALTH

Apakah Alkohol Bisa Jadi Penyebab Cedera Otak?

Mia Vale
Minggu 20 April 2025 / 11:36
Jakarta: Alkohol merupakan salah satu dari banyak penyebab cedera otak yang didapat menurut laman Better Health. Masalah yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol disebut gangguan otak akibat alkohol (Alcohol related brain impairment/ARBI). 

Seseorang dengan ARBI mungkin mengalami masalah dengan pembelajaran baru, ingatan, kemampuan terkait berpikir, dan koordinasi fisik. Misal, lebih dari 2.500 warga Australia dirawat karena ARBI setiap tahun, dengan berkisar 200.000 warga Australia saat ini tidak terdiagnosis. 

Perlu diketahui, berkisar 2 juta warga Australia berpotensi berisiko terkena ARBI karena kebiasaan minum mereka. Seberapa besar kerusakan yang terjadi bergantung pada sejumlah faktor, yang dapat mencakup usia, jenis kelamin, nutrisi, dan konsumsi alkohol secara keseluruhan. 

Orang yang lebih muda memiliki peluang pemulihan yang lebih baik, dan pemulihan kognitif yang lengkap dapat memakan waktu hingga 12 bulan setelah pantang. Namun, efek ARBI dapat bersifat permanen bagi banyak orang.

Baca juga: Apakah Minum Kopi Dapat Meringankan Mabuk? Ini Jawabannya
 

Alkohol dan cedera otak 



(Sebuah studi baru mengungkap kebiasaan minum alkohol berlebihan - lebih dari 8 kali seminggu - bisa memicu risiko cedera otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Cedera otak dapat disebabkan oleh alkohol karena: 

- Memiliki efek toksik pada sistem saraf pusat 
- Mengakibatkan perubahan pada metabolisme, fungsi jantung, dan suplai darah 
- Mengganggu penyerapan vitamin B1 (tiamin), yang merupakan nutrisi penting bagi otak 
- Dapat dikaitkan dengan gizi buruk 
- Dapat menyebabkan jatuh dan kecelakaan yang menyebabkan cedera otak

Sebuah studi baru mengungkap kebiasaan minum alkohol berlebihan - lebih dari 8 kali seminggu - bisa memicu risiko cedera otak. Hal ini tentu mengganggu fungsi memori hingga cara berpikir seseorang. 

Penelitian ini melibatkan analisis postmortem terhadap kurang lebih 1.700 orang, di mana rata-rata berusia 75 tahun saat meninggal. Para ilmuwan memeriksa jaringan otak mereka untuk mencari tanda-tanda cedera otak, termasuk lesi yang disebut arteriolosklerosis hialin. 

Tanda itulah yang dikaitkan dengan masalah memori dan kognitif, juga penyakit Alzheimer.

Dari hasil penelitian menunjukkan 'peminum berat' memiliki kemungkinan 133 persen lebih tinggi untuk mengalami arteriolosklerosis hialin dibandingkan dengan mereka yang tidak minum, di luar faktor lain, seperti merokok yang juga memengaruhi kesehatan otak. 

Sedangkan peminum sedang memiliki kemungkinan 60 persen lebih tinggi. Dan mantan peminum berat memiliki kemungkinan 89 persen lebih tinggi untuk mengalami lesi ini. Hal ini menunjukkan bahwa mantan peminum berat memiliki bukti kerusakan yang berkelanjutan, meskipun menghentikan konsumsi alkohol. 

Baca juga: Bye Hangover! Konsumsi 5 Minuman Sehat Ini Demi Sembuhkan Mabuk
 

Gangguan otak akibat alkohol 


ARBI dikaitkan dengan perubahan kognisi (daya ingat dan kemampuan berpikir), kesulitan menjaga keseimbangan dan koordinasi, serta berbagai gangguan medis dan neurologis. Beberapa gangguan yang terkait dengan alkohol, menurut Better Health, meliputi: 

- Atrofi serebelum, kerusakan mengakibatkan kesulitan menjaga keseimbangan dan berjalan, yang disebut 'ataksia'
- Disfungsi lobus frontal, kerusakan mengakibatkan kesulitan kognitif (pikiran)
- Ensefalopati hepatik, mengalami penyakit hati akibat alkohol 
- Ensefalopati Wernicke, disebabkan kekurangan vitamin B1 yang parah, dengan gejala ataksia, kebingungan, dan masalah penglihatan
- Sindrom amnesia korsakoff, termasuk hilangnya ingatan jangka pendek, ketidakmampuan untuk memeroleh informasi baru
- Neuropati perifer, di mana ekstremitas tubuh terpengaruh oleh mati rasa, nyeri, dan kesemutan
 

Konsumsi alkohol dan gangguan otak 


Gangguan otak terkait alkohol lebih mungkin terjadi jika seseorang minum banyak alkohol secara teratur selama bertahun-tahun. Penurunan kemampuan berpikir terjadi secara bertahap dan bergantung pada seberapa banyak alkohol yang dikonsumsi dan berapa lama. 

Kerusakan otak juga mungkin terjadi dalam waktu singkat, jika minum cukup berlebihan dan pola makan terganggu. Ini dikenal sebagai 'minum berlebihan' atau 'minum berat secara episodik' dan merupakan cara minum alkohol jangka pendek dan berisiko tinggi. 

Pria dan wanita yang mengonsumsi lebih dari 4 minuman standar dalam satu kesempatan bisa berisiko. Apalagi mencampur alkohol dan obat-obatan lain, baik obat-obatan terlarang atau beberapa obat resep, tentunya bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH