FITNESS & HEALTH

Hoaks Bisa Memecah Generasi Muda, Ini Cara Menghindarinya

Kumara Anggita
Selasa 17 Agustus 2021 / 13:09
Jakarta: Hoaks atau berita bohong banyak tersebar di media sosial. Dan ironisnya, banyak yang langsung percaya dengan informasi ini tanpa mencari referensi lain yang terpercaya.

Tentunya hoaks ini bisa berdampak buruk pada kehidupan secara keseluruhan, termasuk pada psikologis seseorang. Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, hoaks ini bisa memecah siapa saja termasuk generasi muda.

Menurut Yulius, orang yang percaya dengan hoaks dan orang yang percaya dengan paham bisa sama-sama keras percaya pada informasi yang mereka terima. 

Ini bisa menimbulkan konflik yang tentunya tidak nyaman untuk mental di masa pandemi yang berat ini. Untuk itu, dia menganjurkan agar kamu mengingat beberapa hal seperti di bawah ini:
 

1. Membangun pemahaman untuk menumbuhkan empati


“Pertama-tama khususnya di masa pandemi ini dibutuhkan pemahaman bahwa kita semua ini mengalami hal yang sama. Ingat kita sama-sama kesulitan, mengalami hal yang tidak menguntungkan di berbagai aspek kehidupan kita,” jelasnya saat dihubungi Medcom Gaya.id.

“Pemahaman ini bisa membantu kita untuk saling memahami dan mengerti perasaan orang lain dan kondisi orang lain. Ini menumbuhkan rasa empati yang bisa membuat kita tergerak dan akhirnya membantu. Tak hanya itu, kita juga bisa pada akhirnya memperkuat satu orang dengan yang lainnya,” lanjutnya.


hoaks
(Anak muda juga harus mencari mana sumber yang kedibel atau dapat dipercaya untuk menghindari hoaks. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
 

2. Dapatkan informasi dari berbagai sumber yang terpercaya


Selain itu, perbedaan pendapat karena hoaks dan fakta juga bisa membuat konflik. Pastikan kamu selalu cek informasi yang kamu terima sebelum memercayainya dan membagikannya pada orang lain.

“Selain itu, yang perlu kita sadari adalah pemecah generasi muda ini adalah perbedaan pendapat. Misalnya terkait hoaks dan berita yang berdasarkan fakta. Untuk mengatasi ini kita perlu tahu berita yang valid seperti apa dan hoaks yang mana. Dengan cara mencari berbagai sumber yang terkait berita itu. Atau kita bisa cari sumber ilmiah untuk memvalidasi berita tersebut,” jelasnya.
 

3. Koreksi teman yang percaya berita hoaks namun jangan dipaksa


Jika kamu sudah memiliki informasi dari sumber yang terpercaya. Kamu bisa mengoreksi temanmu yang percaya dengan hoaks dengan data yang kamu punya. Namun, pastikan untuk tidak memaksanya karena ini hanya memperburuk keadaan.

“Tapi pada akhirnya tidak bisa mengontrol teman kita yang percaya dengan fakta dan hoaks. Apa yang bisa dilakukan adalah ketika ada perbedaan? Bagikan faktanya satu dua kali cukup kemudian move on setelah dia sudah bersikeras dengan pandangannya,” sarannya.

“Tidak usah bahas tentang itu lagi. Bahas ke aspek lainnya. Ketika kita tetap fokus dengan hal itu juga yaitu perbedaan maka yang muncul adalah perbedaan itu terus. Ini memicu konflik yang berkepanjangan yang bisa memecahkan dan memperkeruh suasana pandemi. Ini bisa memecahkan generasi muda,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH