FITNESS & HEALTH

Kasus Keracunan 'Chiki Ngebul', Ini Tindakan dari Kemenkes

Mia Vale
Jumat 13 Januari 2023 / 17:25
Jakarta: Bagi kamu yang kerap mengajak si kecil pergi ke pasar malam atau tempat keramaian lainnya, tentu sudah tak heran dengan jajanan bocah, Chibul atau 'chiki ngebul'.

Ya, jajanan berwadahkan gelas dan berisi snack dengan kepulan asap tentu sangat menarik perhatian anak-anak. Apalagi ketika dimakan, akan mengeluarkan asap dari mulut mereka, seakan-akan seprti naga yang sedang mengeluarkan napasnya.

Namun, chibul yang menggunakan nitrogen cair untuk menciptakan asap ini belakangan ramai diperbincangkan, lantaran banyak anak yang keracunan chibul, bahkan sampai masuk rumah sakit. 

Dan melihat banyaknya korban, utamanya anak-anak berjatuhan, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus spesialis paru, Prof Tjandra Yoga Aditama menegaskan kalau penggunaan nitrogen cair pada makanan yang langsung dikonsumsi tentu tidak aman. 

Lain halnya bila membiarkan residu nitrogen cair menguap sampai habis dulu, itu kemungkinan lebih aman dikonsumsi. 

Dalam YouTube resmi Kemenkes bertajuk "Kewaspadaan Nitrogen Cair Pada Pangan Siap Saji" dr. Anas Ma'ruf, MKM sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi mengatakan sebenarnya penggunaan nitrogen cari pada pangan sudah cukup lama, tidak hanya dalam laboratorium namun sebagai zat penolong atau bahan penolong. Tapi dalam perkembangannya nitrogen cair digunakan untuk sensasi keluarnya asap. Istilah umumnya asap naga atau chiki ngebul.

"Dari data yang kami dapatkan baru ada kejadian itu terekam baru ada di tahun 2022. Kami cek kembali tahun 2021, 2020, 2019, itu dari laporan kejadian keracunan pangan, itu tidak ada laporan," beber dr. Anas.

Kejadian pertama terjadi pada Juli 2022 satu kasus pada anak yang mengonsumsi ice smoke di Desa Ngasinan, Jetis, Ponorogo. Kasus berikutnya terjadi 19 November 2022 UPTD Puskesmas Leuwisari, Tasikmalaya melaporkan KLB keracunan pangan dengan kasus 23 orang. Satu diantaranya dirujuk ke rumah sakit.

Gejala timbul setelah mengonsumsi jajanan jenis chiki ngebul. Kasus berikutnya terjadi pada 21 Desember 2022 di UGD Rumah Sakit Haji, jakarta melaporkan menerima pasien anak laki-laki usia 4,5 tahun, yang datang dengan keluhan nyeri perut hebat setelah memakan chiki ngebul.

"Sampai saat ini kami selalu melakukan pemantauan secara ketat baik melalui rumah sakit ataupun puskesmas, untuk apakah ada kasus baru." papar dr. Anas.


(Dr. Anas Ma'ruf, MKM, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube resmi Kemenkes)
 

Akan mengganggu kesehatan bila...


Tak hanya Prof Tjandra, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno juga menyatakan bahwa penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji, jika dilakukan tidak sesuai dengan prosedur operasi standar, bisa menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. 

Sebagaimana yang dilansir dari berbagai sumber, Sri menjelaskan, "Mengonsumsi nitrogen cair juga dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar, karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh. Bahkan tidak sedikit kasus terparah yang menunjukkan bahwa ice smoke dapat memicu kerusakan internal organ tubuh."

Keterangan Sri pun diamini oleh Prof Tjandra. Di tempat terpisah, ia memaparkan bila tubuh langsung terpapar dengan nitrogen cair dapat menyebabkan radang dingin atau 'frostbite'. 

Jika zat ini terhirup atau tertelan secara tidak sengaja (accidental inhalation or ingestion) bisa berbahaya bagi tubuh.

"Itu dapat menyebabkan gangguan saluran dan sistem pernapasan bahkan sampai asfiksia, dan juga perforasi (luka berlubang) pada saluran cerna, yang semuanya terjadi karena paparan yang amat dingin dari nitrogen cair," tandas Prof Tjandra. 

Perlu diketahui, bahwa suhu nitrogen cair ini bisa lebih rendah dari minus 100 derajat Celsius. Jadi, sebelum memberikan jajanan untuk anak, sebagai orang tua, harus hati-hati, ya! Jangan hanya liat murah, tampilan, tapi ternyata bisa membahayakan anak.
 

Lalu, bagaimana tindakan Kemenkes?


Dr. Anas menerangkan kasus ini baru terlaporkan di tahun 2022 dan mayoritas terjadi pada anak-anak. Ia juga mengatakan, mengingat saat ini barangkali sudah meluas pelaku usaha yang bisa menyajikan pangan siap saji dengan menggunakan nitrogen cair maka Kemenkes melakukan tindakan.

"Jadi sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan maka kita saat ini merekomenasikan tidak menggunakan nitrogen cair pada pangan siap saji, terutama di jajanan," tegas dr. Anas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH