FITNESS & HEALTH
Laktosa Intoleran: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Medcom
Sabtu 18 Maret 2023 / 17:22
Jakarta: Kamu sering mendengar laktosa intoleran? Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), laktosa intoleran adalah kondisi kekurangan tingkat enzim pada tubuh yang dikenal dengan nama laktase, sehingga tubuh tidak mampu mencerna laktosa yang dikonsumsi.
Seseorang yang memiliki intoleransi laktosa ini tidak bisa sepenuhnya mencerna gula yang ada di dalam susu. Jika dipaksakan, mereka akan mengalami diare, kembung, dan juga perut bergas setelah mengonsumsi makanan atau minuman mengandung susu.
Intoleransi laktosa sendiri terdapat 4 jenis, antara lain:
Pada jenis ini, mereka yang memilikinya mulai hidup dengan memproduksi cukup laktase. Ketika anak-anak mengganti susu dengan makanan lain, jumlah laktase yang mereka hasilkan biasanya menurun.
Namun, biasanya tetap cukup tinggi untuk mencerna jumlah susu dalam makanan orang dewasa. Produk laktase menurun tajam saat dewasa, sehingga membuat produk susu sulit untuk dicerna.
Pada jenis ini terjadi ketika usus kecil menurunkan produksi laktase akibat penyakit, cedera, atau operasi yang melibatkan usus kecil. Penyakit yang berhubungan dengan jenis intoleransi laktosa ini seperti infeksi usus, Celiac, dan penyakit Crohn.
Ternyata intoleransi laktosa bawaan juga bisa terkena oleh seseorang karena faktor keturunan. Kelainan ini diturunkan dari generasi ke generasi dalam pola pewarisan yang disebut autosomal resesif.
Pada jenis ini diakibatkan belum sempurnanya perkembangan usus bayi saat dilahirkan. Kondisi ini terjadi pada bayi dengan kelahiran yang prematur. Biasanya, hanya berlangsung sementara dan membaik seiring pertumbuhan dan perkembangan si bayi.
Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Menurut Kemenkes, gejala tersebut meliputi:
- Sering buang angin
- Perut mengalami kembung
- Nyeri pada perut
- Diare
- Perut berbunyi “krucuk-krucuk” (borborygmi)
- Mual dan muntah.
Jika kamu atau kerabat mengalami gejala-gejala di atas setelah mengonsumsi produk olahan susu atau yang mengandung laktosa, baiknya untuk segera pergi ke dokter. Karena dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, apakah memang dikarenakan kandungan laktosa dari makanan atau minuman, atau justru karena hal lain.
Sangat disayangkan bahwasannya intoleransi laktosa tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh. Jika kamu mengalami hal ini, sebenarnya hanya menghindari produk olahan susu atau yang mengandung laktosa. Sebab, yang membuat gejala muncul adalah dari intoleransi terhadap laktosanya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Seseorang yang memiliki intoleransi laktosa ini tidak bisa sepenuhnya mencerna gula yang ada di dalam susu. Jika dipaksakan, mereka akan mengalami diare, kembung, dan juga perut bergas setelah mengonsumsi makanan atau minuman mengandung susu.
Intoleransi laktosa sendiri terdapat 4 jenis, antara lain:
Laktosa intoleran primer
Pada jenis ini, mereka yang memilikinya mulai hidup dengan memproduksi cukup laktase. Ketika anak-anak mengganti susu dengan makanan lain, jumlah laktase yang mereka hasilkan biasanya menurun.
Namun, biasanya tetap cukup tinggi untuk mencerna jumlah susu dalam makanan orang dewasa. Produk laktase menurun tajam saat dewasa, sehingga membuat produk susu sulit untuk dicerna.
Laktosa Intoleran sekunder
Pada jenis ini terjadi ketika usus kecil menurunkan produksi laktase akibat penyakit, cedera, atau operasi yang melibatkan usus kecil. Penyakit yang berhubungan dengan jenis intoleransi laktosa ini seperti infeksi usus, Celiac, dan penyakit Crohn.
Laktosa Intoleran bawaan
Ternyata intoleransi laktosa bawaan juga bisa terkena oleh seseorang karena faktor keturunan. Kelainan ini diturunkan dari generasi ke generasi dalam pola pewarisan yang disebut autosomal resesif.
Laktosa Intoleran masa perkembangan
Pada jenis ini diakibatkan belum sempurnanya perkembangan usus bayi saat dilahirkan. Kondisi ini terjadi pada bayi dengan kelahiran yang prematur. Biasanya, hanya berlangsung sementara dan membaik seiring pertumbuhan dan perkembangan si bayi.
Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Menurut Kemenkes, gejala tersebut meliputi:
- Sering buang angin
- Perut mengalami kembung
- Nyeri pada perut
- Diare
- Perut berbunyi “krucuk-krucuk” (borborygmi)
- Mual dan muntah.
Jika kamu atau kerabat mengalami gejala-gejala di atas setelah mengonsumsi produk olahan susu atau yang mengandung laktosa, baiknya untuk segera pergi ke dokter. Karena dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, apakah memang dikarenakan kandungan laktosa dari makanan atau minuman, atau justru karena hal lain.
Sangat disayangkan bahwasannya intoleransi laktosa tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh. Jika kamu mengalami hal ini, sebenarnya hanya menghindari produk olahan susu atau yang mengandung laktosa. Sebab, yang membuat gejala muncul adalah dari intoleransi terhadap laktosanya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)