FITNESS & HEALTH
8 Mitos Seputar Vegan dan Vegetarian
Sandra Odilifia
Selasa 03 November 2020 / 18:33
Jakarta: Belakangan ini, populasi vegan menjadi semakin populer. Meski dianggap sebagai pola makan yang sehat, ternyata ada beberapa mitos yang beredar, yang membuat banyak orang bingung tentang diet vegan atau vegetarian.
Umumnya, kelompok veganisme memakan makanan berbahan tumbuhan dan menghindari produk yang berasal dari hewan seperti daging dan susu. Melansir Medical News Today, berikut beberapa mitos umum tentang vegan yang sering kali membuat orang keliru.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa daging merah berdampak pada kesehatan yang lebih buruk seperti kanker usus besar, obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Namun bukan berarti pola makan vegan atau vegetarian lebih menyehatkan, karena semua itu tergantung pada apa yang kamu konsumsi. Misalnya, jika kamu hanya makan keripik kentang, kamu termasuk golongan vegan, tetapi tentunya tidak penuh dengan vitalitas, energi, dan kesehatan.
Sangat mudah untuk mengonsumsi ribuan kalori setiap hari tanpa produk hewani. Jadi, tidak semua pola makan vegan dan vegetarian menjamin penurunan berat badan. Kunci untuk menurunkan berat badan adalah pola makan yang sehat dan olahraga teratur.
Ini mungkin mitos yang paling umum tentang vegan dan vegetarian. Padahal dalam dunia permakanan, protein dapat berlimpah di mana saja. Bagi non-vegan dan non-vegetarian, protein tinggi dapat ditemukan dalam produk susu dan telur.
Sementara, vegan memiliki beragam pilihan, seperti tahu, lentil, buncis, spirulina, quinoa, oat, nasi, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Beberapa sayuran juga mengandung protein, antara lain bayam, asparagus, brokoli, artichoke, kentang, kacang polong, brussels sprout, dan ubi jalar.
Mitos ini mengikuti mitos protein sebelumnya, karena nutrisi terpenting untuk membangun otot adalah protein, yang sebenarnya dapat dengan mudah ditemukan di luar produk hewani.

(Beberapa sayuran juga mengandung protein salah satunya brussels sprout, tepatnya 3,4 gr protein disetiap 100 gramnya. Foto: Unsplash.com)
Faktanya, susu tidak penting untuk tulang yang kuat, tapi kalsiumnya yang penting. Selain itu, kalsium juga penting untuk menjaga tekanan darah, kontraksi otot, transmisi sinyal di sepanjang saraf, dan pembekuan darah.
Oleh karena itu, vegan perlu memastikan bahwa mereka mengonsumsi cukup kalsium dari sumber nabati. Seperti dari makanan berbahan dasar kedelai, lentil, kacang polong, bayam, lobak, ara, rami, chia, biji wijen, rumput laut, dan beberapa kacang-kacangan, khususnya almond.
Hal ini hanya mitos. Kelompok vegan sering mengonsumsi suplemen B12 untuk memastikan bahwa mereka memiliki tingkat yang cukup, sedangkan vegetarian memiliki banyak pilihan lain seperti dari telur dan produk susu, termasuk keju. Ada pula berbagai makanan ramah vegan diperkaya dengan B12, termasuk beberapa sereal, tahu, susu nondairy, dan selai.
Sejauh ini, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa makan makanan berbahan dasar kedelai meningkatkan risiko kanker payudara pada manusia. Seperti yang dijelaskan oleh American Cancer Society, “Bukti tidak menunjukkan bahaya apa pun dari makan kedelai pada manusia, dan manfaat kesehatan tampaknya lebih besar daripada potensi risikonya."
Selama kehamilan, tentu penting untuk mengonsumsi semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam kandungan. Namun, bukan berarti orang hamil tidak bisa menjadi vegan atau vegetarian.
Jika kamu seorang vegetarian atau vegan yang sedang mengandung, mungkin kamu perlu melakukan sedikit perencanaan ekstra untuk memastikan diri kamu memiliki nutrisi yang cukup, terutama di awal kehamilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Umumnya, kelompok veganisme memakan makanan berbahan tumbuhan dan menghindari produk yang berasal dari hewan seperti daging dan susu. Melansir Medical News Today, berikut beberapa mitos umum tentang vegan yang sering kali membuat orang keliru.
1. Pola makan nabati selalu menyehatkan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa daging merah berdampak pada kesehatan yang lebih buruk seperti kanker usus besar, obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Namun bukan berarti pola makan vegan atau vegetarian lebih menyehatkan, karena semua itu tergantung pada apa yang kamu konsumsi. Misalnya, jika kamu hanya makan keripik kentang, kamu termasuk golongan vegan, tetapi tentunya tidak penuh dengan vitalitas, energi, dan kesehatan.
2. Menjamin penurunan berat badan
Sangat mudah untuk mengonsumsi ribuan kalori setiap hari tanpa produk hewani. Jadi, tidak semua pola makan vegan dan vegetarian menjamin penurunan berat badan. Kunci untuk menurunkan berat badan adalah pola makan yang sehat dan olahraga teratur.
3. Tidak bisa mendapatkan cukup protein
Ini mungkin mitos yang paling umum tentang vegan dan vegetarian. Padahal dalam dunia permakanan, protein dapat berlimpah di mana saja. Bagi non-vegan dan non-vegetarian, protein tinggi dapat ditemukan dalam produk susu dan telur.
Sementara, vegan memiliki beragam pilihan, seperti tahu, lentil, buncis, spirulina, quinoa, oat, nasi, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Beberapa sayuran juga mengandung protein, antara lain bayam, asparagus, brokoli, artichoke, kentang, kacang polong, brussels sprout, dan ubi jalar.
4. Tidak dapat membangun otot tanpa daging
Mitos ini mengikuti mitos protein sebelumnya, karena nutrisi terpenting untuk membangun otot adalah protein, yang sebenarnya dapat dengan mudah ditemukan di luar produk hewani.

(Beberapa sayuran juga mengandung protein salah satunya brussels sprout, tepatnya 3,4 gr protein disetiap 100 gramnya. Foto: Unsplash.com)
5. Produk susu sangat penting untuk tulang
Faktanya, susu tidak penting untuk tulang yang kuat, tapi kalsiumnya yang penting. Selain itu, kalsium juga penting untuk menjaga tekanan darah, kontraksi otot, transmisi sinyal di sepanjang saraf, dan pembekuan darah.
Oleh karena itu, vegan perlu memastikan bahwa mereka mengonsumsi cukup kalsium dari sumber nabati. Seperti dari makanan berbahan dasar kedelai, lentil, kacang polong, bayam, lobak, ara, rami, chia, biji wijen, rumput laut, dan beberapa kacang-kacangan, khususnya almond.
6. Tidak mendapatkan vitamin B12 dari pola makan vegetarian
Hal ini hanya mitos. Kelompok vegan sering mengonsumsi suplemen B12 untuk memastikan bahwa mereka memiliki tingkat yang cukup, sedangkan vegetarian memiliki banyak pilihan lain seperti dari telur dan produk susu, termasuk keju. Ada pula berbagai makanan ramah vegan diperkaya dengan B12, termasuk beberapa sereal, tahu, susu nondairy, dan selai.
7. Kedelai meningkatkan risiko kanker payudara
Sejauh ini, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa makan makanan berbahan dasar kedelai meningkatkan risiko kanker payudara pada manusia. Seperti yang dijelaskan oleh American Cancer Society, “Bukti tidak menunjukkan bahaya apa pun dari makan kedelai pada manusia, dan manfaat kesehatan tampaknya lebih besar daripada potensi risikonya."
8. Orang hamil membutuhkan daging dan susu
Selama kehamilan, tentu penting untuk mengonsumsi semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam kandungan. Namun, bukan berarti orang hamil tidak bisa menjadi vegan atau vegetarian.
Jika kamu seorang vegetarian atau vegan yang sedang mengandung, mungkin kamu perlu melakukan sedikit perencanaan ekstra untuk memastikan diri kamu memiliki nutrisi yang cukup, terutama di awal kehamilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)