FITNESS & HEALTH
Pentingnya Skrining Tiroid sejak Bayi, Cegah Disabilitas Intelektual
Aulia Putriningtias
Rabu 06 November 2024 / 14:35
Jakarta: Masalah tiroid memang banyak dialami oleh orang dewasa. Tak sedikit yang belum mengetahui juga bahwa skrining tiroid sebaiknya dilakukan sejak anak baru dilahirkan.
Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp.A Subsp. End. FAAP FRCPI mengungkapkan bahwa anak baru lahir perlu melakukan skrining tiroid. Hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya disabilitas intelektual dan penurunan IQ.
"Publikasi di dunia satu dari 2.000 sampai 2.500 setiap kelahiran itu hipotiroid kongenital kalau tanpa diobati IQ-nya di bawah 70, disabilitas intelektual," ungkap dr. Aman dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Hipotiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Kelenjar tiroid sendiri berfungsi menghasilkan hormon T4 (tetraiodothyronine) dan T3 (triiodothyronine) untuk metabolisme tubuh dan mengontrol fungsi kerja tubuh lainnya.
Baca juga: 5 Manfaat Selenium, Mineral Penting untuk Dukung Fungsi Tiroid
Data yang dipaparkan oleh dr. Aman menjelaskan bahwa 1 dari 1.400 kelahiran anak, tidak melalukan skrining tiroid dan berujung memiliki IQ di bawah 70-80. Hal ini menyebabkan kemampuan menangkap informasi juga terganggu yang akhirnya menghambat cara belajar.
Penting untuk anak setelah dilahirkan melakukan skrining tiroid, demi mencegah hipertiroid dan hipotiroid. Tentunya ini berguna untuk menyelamatkan kecerdasan anak dan kelangsungan hidupnya di masa depan.
Salah satu hal dasar yang perlu orang tua ketahui adalah selalu mengecek adanya benjolan yang teraba di antara nodul atau kelenjar tiroid sekitar leher anak. Jika terlihat dari pemeriksaan dini itu, anak harus segera periksa antibodi dan skintigrafi.
Pada sisi negara sendiri, Indonesia masih menghadapi tantangan pencegahan dini hipotiroid. Hal ini dikarenakan standarisasi yang berbeda-beda untuk penerapan skrinning pada bayi baru lahir.
"Indonesia negara kepulauan paling besar di dunia, di Jakarta beberapa rumah sakit beda jadi membuat standarnya paling sulit. Secara sistem seharusnya bayi baru lahir langsung periksa lab dan begitu keluar hasil (hipotiroid) harus diterapi," jelas dr. Aman.
Per tahun 2023 sendiri, ada sekitar 1,3 juta bayi dilakukan skrining hipotiroid atau sekitar 50 persen jumlahnya. Pada tahun 2025 mendatang, diharapkan dapat meningkat hingga 80 persen dengan dipenuhi seluruh dukungan dari pemerintah maupun masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp.A Subsp. End. FAAP FRCPI mengungkapkan bahwa anak baru lahir perlu melakukan skrining tiroid. Hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya disabilitas intelektual dan penurunan IQ.
"Publikasi di dunia satu dari 2.000 sampai 2.500 setiap kelahiran itu hipotiroid kongenital kalau tanpa diobati IQ-nya di bawah 70, disabilitas intelektual," ungkap dr. Aman dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Hipotiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Kelenjar tiroid sendiri berfungsi menghasilkan hormon T4 (tetraiodothyronine) dan T3 (triiodothyronine) untuk metabolisme tubuh dan mengontrol fungsi kerja tubuh lainnya.
Baca juga: 5 Manfaat Selenium, Mineral Penting untuk Dukung Fungsi Tiroid
Data yang dipaparkan oleh dr. Aman menjelaskan bahwa 1 dari 1.400 kelahiran anak, tidak melalukan skrining tiroid dan berujung memiliki IQ di bawah 70-80. Hal ini menyebabkan kemampuan menangkap informasi juga terganggu yang akhirnya menghambat cara belajar.
Penting untuk anak setelah dilahirkan melakukan skrining tiroid, demi mencegah hipertiroid dan hipotiroid. Tentunya ini berguna untuk menyelamatkan kecerdasan anak dan kelangsungan hidupnya di masa depan.
Salah satu hal dasar yang perlu orang tua ketahui adalah selalu mengecek adanya benjolan yang teraba di antara nodul atau kelenjar tiroid sekitar leher anak. Jika terlihat dari pemeriksaan dini itu, anak harus segera periksa antibodi dan skintigrafi.
Pada sisi negara sendiri, Indonesia masih menghadapi tantangan pencegahan dini hipotiroid. Hal ini dikarenakan standarisasi yang berbeda-beda untuk penerapan skrinning pada bayi baru lahir.
"Indonesia negara kepulauan paling besar di dunia, di Jakarta beberapa rumah sakit beda jadi membuat standarnya paling sulit. Secara sistem seharusnya bayi baru lahir langsung periksa lab dan begitu keluar hasil (hipotiroid) harus diterapi," jelas dr. Aman.
Per tahun 2023 sendiri, ada sekitar 1,3 juta bayi dilakukan skrining hipotiroid atau sekitar 50 persen jumlahnya. Pada tahun 2025 mendatang, diharapkan dapat meningkat hingga 80 persen dengan dipenuhi seluruh dukungan dari pemerintah maupun masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)