FITNESS & HEALTH

Pelajari CPR, Pertolongan Pertama Henti Jantung

Medcom
Selasa 01 November 2022 / 20:27
Jakarta: Tragedi pengunjung berdesakan pada perayaan pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan pada Minggu 30 Oktober 2022 kemarin menjatuhkan sebanyak 154 korban meninggal dunia. Tidak sedikit warga sekitar membantu para korban dengan melakukan CPR atau resusitasi jantung paru.

Itaewon memang terkenal menjadi tempat yang seringkali digunakan untuk merayakan pesta Halloween setiap tahunnya. Distrik Itaewon kembali membuka perayaan ini setelah 2 tahun tidak dibuka akibat Covid-19.

Melepas dahaga, ledakan pengunjung pun berakhir petaka. Para pengunjung sulit untuk berjalan, hingga kesulitan bernapas karena pasokan oksigen yang berkurang. Akibat kejadian ini, sebuah postingan di media sosial menampilkan petugas keselamatan meminta tolong warga untuk melakukan CPR kepada warga.

Video tersebut menjadi perhatian warganet karena warga di sana mengetahui dasar untuk melakukan CPR sebagai tindakan pertama penyelamatan. Apa sebenarnya CPR dan bolehkah jika dilakukan selain tenaga kesehatan?

Cardiopulmonary Resuscitation atau CPR ini biasa disebut dengan RJP (resusitasi jantung paru) dalam bahasa Indonesia. CPR adalah salah satu upaya pertolongan pertama gawat darurat secara media untuk seseorang yang mengalami henti jantung secara mendadak.

Tujuan dilakukannya CPR adalah mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh seseorang tersebut. Karena orang yang mengalami henti jantung dan tidak dilakukan pertolongan pertama dalam kurun waktu 8 hingga 10 menit, berpotensi mengalami kematian.

Ternyata, tidak hanya tenaga medis, masyarakat pun bisa melakukan CPR jika menemukan seseorang yang mengalami henti jantung. Kamu juga bisa mempelajarinya dengan menggunakan metode D-R-C-A-B.

Dikutip dari Siloam Hospitals, prosedur CPR dengan D-R-C-A-B adalah danger, response, compression, airway, dan breathing. Melakukan prosedur ini, akan lebih efektif jika dilakukan oleh minimal 2 orang.

Berikut penjelasan mengenai Danger dan Response, yaitu prosedur sebelum melakukan CPR terhadap pasien:

- Perhatikan Lokasi (Danger)

Pastikan pasien berada ataupun dipindahkan ke tempat aman dan tidak bahaya.


- Periksa Tingkat Kesadaran Pasien (Response)

Kamu bisa memanggil atau menepuk bahu pasien perlahan-lahan untuk memeriksa kesadaran pasien. Jika tidak ada respon, baik itu respon mata, jawaban, atau erangan, kamu bisa memeriksa napas serta denyut nadi pasien di bagian pergelangan tangan atau leher.

Pemeriksaan napas dan nadi ini dilakukan bersamaan secara cepat dan sebaiknya diperiksa selama tiga detik.


- Menghubungi Ambulans

Jika pasien tidak memberikan respon, segera menghubungi ambulans untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kamu bisa meminta tolong kepada orang lain dengan cara berteriak.

Inilah mengapa CPR dianjurkan dilakukan minimal 2 orang, untuk membantu satu sama lain.


Nah, berikut ini penjelasan mengenai Compression, Airways, dan Breathing, yaitu prosedur CPR setelah melakukan tahapan Danger dan Response:

1. Kompresi Dada (Compression)

Compression dalam teknik CPR merupakan tindakan berupa penekanan dinding dada pasien sebagai pijat jantung eksternal. Untuk melakukannya, ini langkah-langkah yang harus dilakukan:

- Baringkan tubuh pasien pada permukaan datar dan keras.

- Posisikan dirimu di samping bahu dan leher pasien.

- Letakkan salah satu telapak tangan pada bagian tengah dada pasien, tepatnya pada ? tulang sternum. Sedangkan, telapak tangan lainnya diletakkan di atas tangan tersebut.

- Lakukan metode push fast, yaitu penekanan dada pasien sebanyak 100 - 120 kali per menit atau 1 - 2 kali per detik. Pastikan penekanan dada tersebut memiliki kedalaman 5 - 6 cm (push hard).


2. Membuka Jalur Napas (Airways)

Cara ini dilakukan setelah melakukan compression. Kamu perlu mendongakkan kepala pasien dan letakkan satu tangan pada dahi pasien.

Selanjutnya, tangan lainnya digunakan untuk mengangkat dagu secara perlahan sampai saluran napas pasien terbuka.


3. Pemberian Napas Buatan (Breathing)

Jika pasien belum menunjukkan respons, kamu bisa memberi napas buatan melalui mulut. Pemberian ini dilakukan untuk mengembalikan pernapasan spontan dari pasien.

Selain dari mulut, kamu juga bisa berikan napas buatan dari mulut ke hidung. Dalam teknik breathing, dibarengi dengan compression, yaitu 30 kali kompresi dada diikuti dengan bantuan napas.


Berikut ini langkah-langkah untuk memberikan napas buatan dalam CPR yaitu:

- Letakkan mulutmu ke mulut atau hidung pasien. Jika memberikan napas bantuan dari mulut ke mulut, jepit hidung korban menggunakan tangan.

- Berikan udara dari mulut kamu sebanyak 2 kali ke pasien.

- Perhatikan dada pasien apakah terangkat seperti ketika bernapas.

- Lakukan kompresi dada kembali sebanyak 30 kali jika pasien tidak menunjukkan tanda bernapas.

Aulia Putriningtias
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH