FITNESS & HEALTH

Apakah Sarung Tangan Karet Bisa Melindungi Kamu dari Covid-19?

Kumara Anggita
Rabu 03 Juni 2020 / 21:53

Jakarta: Pasti kamu pernah melihat seseorang memakai sarung tangan karet di dalam masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Kalau dulu sarung tangan karet cuma dipakai oleh tenaga medis, saat ini masyarakat umum ada beberapa yang memakainya dan menganggap bahwa dengan memakai sarung tangan karet bisa terbebas dari virus corona.

Tapi, ternyata menurut Natasha Hinde dalam Huffpost menulis bahwa pakai sarung tangan ke supermarket atau ke mana pun tak sepenuhnya efektif, karena kemungkinan Anda tetap saja akan menyentuh mata, hidung, dan mulut di mana virus corona bisa masuk. 

Jangan lupa kamu tetap menjawab telepon atau whatsapp ketika berbelanja, dan lagi-lagi bisa lupa kalau sedang pakai sarung tangan karet. 

“Apa gunanya sarung tangan?" tanya Profesor Sally Bloomfield, profesor kehormatan di London School of Hygiene dan Tropical Medicine. "Saat Anda berjalan-jalan di supermarket, Anda bisa dengan mudah menyentuh hidung, mulut, dan mata Anda dengan tangan bersarung tangan."

"Saya tidak mengerti mengapa kalian mengenakan sarung tangan," lanjutnya. “Saya pikir orang-orang pasti mengira bahwa masker dan sarung tangan saling berhubungan, karena itu adalah APD (alat pelindung diri). Dan di rumah sakit, orang-orang memakai masker dan sarung tangan. Jadi di luar jika kamu akan memakai masker, kamu akan memakai sarung tangan,” ujarnya.

embed(Saat medis menggunakan sarung tangan karet, mereka dalam kondisi menangani pasien atau berada di lab dan pastinya tidak dalam suasana yang santai seperti akan bisa berwhatsapp atau mengangkat telepon. Foto: Unsplash.com)

Berbeda dan staf medis

Kenyataannya adalah di rumah sakit, staf mungkin melakukan kontak dekat dengan pasien yang sangat sakit dan mereka mungkin juga bersentuhan dengan cairan tubuh.

Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa mereka sudah terlatih untuk menggunakan sarung tangan dengan benar. Dan ketika mereka memakainya, mereka tidak akan menjawab whatsapp sambil santai-santai. Jadi jelas berbeda.

Ini termasuk juga bagaimana cara mereka melepasnya dengan aman, mereka menjangkau ke dalam setiap sarung tangan dan melepasnya tanpa menyentuh bagian luar sebelum membuangnya.

Untuk masyarakat umum, ini tidak masuk akal. “Sarung tangan hanyalah 'perpanjangan tangan kita',", kata Prof Bloomfield. Memakai sarung tangan membuat orang jadi memiliki rasa aman yang salah dan membuat mereka berpikir bahwa mereka terlindungi dengan baik, padahal sebenarnya tidak."

Menurutnya, ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh virus, lalu kemudian menyentuh wajah dengan tangan bersarung, itu sama saja dengan menyentuh wajah kamu dengan tangan biasa. 

“Kita tahu dari beberapa penelitian bahwa virus dapat hidup di permukaan hingga 72 jam,” tambahnya. WHO tidak merekomendasikan masyarakat memakai sarung tangan karet. 

“Secara teratur mencuci tangan kosong Anda lebih baik, dan lebih memberi perlindungan terhadap covid-19 daripada mengenakan sarung tangan karet,” kata pedoman WHO. 

“Kamu masih bisa terkena kontaminasi covid-19 pada sarung tangan karet,” tambahnya. Masalah lainnya adalah sarung tangan sering dibuang di tanah daripada di tempat sampah. Ini berbahaya bila seorang anak secara tak sadar mengambil atau menyentuhnya.

Pakai sarung tangan hanya dalam keadaan terdesak

Dr Ed Wright, dosen senior mikrobiologi di University of Sussex mengatakan bahwa sarung tangan dapat bertindak sebagai bentuk perlindungan ketika mencuci tangan tidak memungkinkan. 

Misalnya, pembersih tangan tidak tersedia dan kamu tidak yakin apakah suatu permukaan terkontaminasi atau tidak. Namun kembali lagi, sarung tangan ini harus digunakan dengan cara yang benar dan dibuang dengan aman.

"Pelepasan dan pembuangan sarung tangan yang aman berarti jika ada virus di permukaan namun tidak ada yang tersisa di tanganmu," katanya. 



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH