FITNESS & HEALTH

Bahaya Asap Rokok Meningkatkan 20 Kali Risiko Kanker Paru

Antara
Jumat 19 April 2024 / 11:15
Jakarta: Sudah diketahui betapa bahayanya dampak dari merokok. Bahkan tak hanya perokok, dampaknya juga dirasakan oleh perokok pasif.

Menurut Dokter spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular RSUP Fatmawati dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, bahaya asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama risiko kanker paru baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.

“Kenapa rokok sumber dari penyakit kanker paru, karena semua isinya bahan kimia. Jadi hanya kenikmatan sementara tapi bisa menimbulkan kesulitan seumur hidup bagi diri sendiri maupun keluarga,” kata dr. Ermono dalam diskusi kesehatan dengan tema: Tumor Paru karena Merokok? Bagaimana Mengatasinya.

Baca juga: Viral Remaja 18 Tahun Idap Faringitis Gegera Rokok dan Vape, Penyakit Apa Itu?

Lebih lanjut, dr. Ermono mengatakan risiko terbesar pasien terkena kanker paru adalah pria usia 50 tahun ke atas dan yang sering terpapar asap atau polusi pada pekerjaannya. Ia juga mengungkapkan wanita, baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga tidak menutup kemungkinan bisa terkena risiko kanker paru dari paparan asap rokok di rumah meskipun tidak merokok.

Karakteristik asap rokok yang dihisap sebagai asap utama dan yang keluar dari asap sampingan memiliki dua zat berbahaya, yaitu zat karsinogenik atau teratogenik. Keduanya bisa menyebabkan tumor paru.

Kemudian, dr. Ermono juga bilang, asap rokok tidak hanya meninggalkan bau di mulut, tapi juga bisa menempel di seluruh lingkungan dan perabotan rumah tangga seperti tertinggal di bantal, baju atau pun dinding.

“Jadi harus dievaluasi, perbaiki semua, stop merokok di dalam rumah,” katanya.

Prevalensi usia perokok juga mulai turun bahkan sampai pada anak usia 5-9 tahun sudah mulai mencoba merokok. Artinya anak tersebut bisa terkena kanker paru pada usia 14 tahun, dan yang termuda bisa pada usia 10 tahun karena paparan asap rokok yang terus-menerus di dalam keluarga.

Hal ini juga bisa terjadi karena anak bisa jadi merasa bosan, sehingga mencoba hal baru karena sering melihat orang tuanya atau lingkungan sekitar yang merokok untuk mengusir kebosanan.

Selain asap rokok, kanker paru juga bisa terjadi karena beberapa faktor risiko lainnya seperti radiasi sinar x-ray, polusi udara, gas radon dari tanah, penyakit TBC, riwayat tumor dan kanker pada keluarga, pekerja tambang dan paparan asap dengan kandungan tobacco.

Untuk itu, dr. Ermondo mengingatkan agar melakukan medical check up jika merasa memiliki risiko tersebut dan menjauhi segala produk yang menghasilkan asap dari pembakaran. Gunakan masker untuk menyaring polusi dan virus serta berolahraga untuk memperbaiki pernapasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH