FITNESS & HEALTH

Ketahui Istilah Golden Period dalam Penanganan Stroke

A. Firdaus
Kamis 18 Januari 2024 / 19:38
Jakarta: Stroke adalah keadaan terganggunya peredaran darah ke otak secara tiba-tiba atau mendadak. Penyebabnya bisa karena darah itu tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak. Kedua penyebab tersebut mengakibatkan terputusnya asupan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak. Sehingga jaringan otak menjadi rusak.

Untuk penanganananya terbagi dalam beberapa tahapan. Dimulai dari tahap pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Menurut dr. Meidianie Camellia, Sp.S, dalam penanganan stroke, terdapat istilah golden period.

Golden Period atau waktu emas adalah penanganan awal yang dilakukan selama kurang dari 4,5 jam. Pada fase ini dokter akan melakukan pemeriksaan klinis yang disertai dengan pencitraan otak berupa MRI atau CT Scan kepala.

"Jika hasilnya adalah stroke yang disebabkan oleh sumbatan, maka akan disiapkan Terapi Trombolitik yang dimaksudkan untuk membuka sumbatan yang terjadi agar aliran darah ke otak lancar kembali. Terapi ini diberikan melalui infus intravena selama 1 jam dimana pasien akan dimonitor secara berkala selama terapi dijalankan," ungkap dr. Meidianie dalam Talk Show bertajuk Recent Update of Vascular, Stroke, and Urology yang diselenggarakan RS Premier Bintaro (RSPB).

Pada kesempatan ini juga diadakan pelayanan kesehatan yang komperhensif untuk para pekerja, dari mulai diagnostik dan tata laksana penyakit akibat kerja, penilaian kelaikan kerja, surveilans medis sampai pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up).

Stroke Center merupakan salah satu layanan unggulan RSPB yang dibentuk untuk memberikan penanganan stroke secara terpadu. Selain Stroke Center, acara ini juga menampilkan sharing session dari layanan unggulan lainnya, yaitu Vascular Center dimana membahas mengenai prosedur EVAR (Endovascular Aneurysm Repair).

Baca juga: Penyebab Stroke Menyerang saat Pagi Hari

Prosedur EVAR merupakan suatu metode perbaikan aneurisma aorta abdominalis melalui pendekatan endovaskular. Menurut Dr. dr. R. Suhartono, Sp.B(K)BV, prosedur EVAR melibatkan penggunaan stent graft, yang berupa perangkat tabung khusus dan ditempatkan di dalam aorta untuk memperkuat dindingnya serta mencegah aneurisma agar tidak pecah.

Pendekatan endovaskular ini biasanya lebih invasif dari pada pembedahan terbuka tradisional, sehingga pemulihan pasien seringkali lebih cepat. Meskipun demikian, keputusan untuk menjalani EVAR tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran dan bentuk aneurisma, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan dari pasien.

Pada kesempatan yang sama, dr. Jefri Effendi, Sp.U memberikan paparan materi mengenai tindakan minimal invasive Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Dengan prosedur RIRS, pengobatan batu ginjal yang berukuran kecil hingga sedang sangat efektif, terutama batu-batu keras yang tidak dapat dipecahkan dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh CEO RS Premier Bintaro, dr. Martha M.L. Siahaan, S.H., M.A.R.S., M.H.Kes. Beliau mengungkapkan bahwa RS Premier Bintaro sebagai Rumah Sakit yang berkomitmen dalam peningkatan teknologi kedokteran, tidak hanya fasilitas yang lengkap, akan tetapi juga didukung oleh dokter-dokter dan tim medis yang kompeten.

Namun kualitas Rumah Sakit bukan hanya bermuara pada dokter saja, tetapi merupakan satu kesatuan kerja yang solid dari berbagai unit yang terkait seperti keperawatan, penunjang medis, dan non medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH