FITNESS & HEALTH

Apakah Alkohol Saling Berhubungan dengan Kecemasan dan Sulit Tidur? Ini Faktanya!

Mia Vale
Minggu 30 Januari 2022 / 11:00
Jakarta: Saat mempunyai rasa cemas, mungkin kamu akan tergoda untuk mengonsumsi segelas minuman beralkohol, untuk menenangkan saraf-saraf yang tegang. Padahal sebenarnya, alkohol mengubah kadar serotonin dan neurotransmiter lain di otak, yang dapat memperburuk kecemasan. Bahkan, kamu mungkin merasa lebih cemas setelah alkohol habis. 

Kecemasan akibat alkohol dapat berlangsung selama beberapa jam, atau bahkan sepanjang hari setelah minum. Seperti yang dilansir dari laman Health Line, menggunakan alkohol untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial bisa berbahaya. 

Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), berkisar 7 persen orang Amerika memiliki bentuk kecemasan ini. Berkisar 20 persen orang dengan gangguan kecemasan sosial juga menderita ketergantungan alkohol.

Bisakah alkohol menyebabkan kecemasan? Konsekuensi jangka panjang dari penyalahgunaan alkohol dapat berupa berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan kesehatan mental. 

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan alkoholisme merasa sulit untuk pulih dari peristiwa traumatis. Ini mungkin karena efek penyalahgunaan alkohol, yang sebenarnya dapat mengubah aktivitas otak. 

Di Amerika Serikat, minuman alkohol dengan kadar "sedang", biasanya mengacu pada dua minuman sehari untuk pria dewasa dan satu untuk wanita. 

Untuk orang dewasa yang lebih tua, memetabolisme alkohol lebih cepat, sehingga batasi diri dengan satu minuman beralkohol per hari. 


efek alkohol pada tidur
(Menurut American Addiction Center, penelitian menunjukkan mengonsumsi alkohol umumnya berdampak negatif pada kualitas tidur. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
 

Alkohol dan insomnia


Tak hanya untuk mengatasi rasa cemas, beberapa orang juga mengonsumsi alkohol di malam hari untuk melepas lelah atau membantu mereka merasa mengantuk. 

Tapi faktanya, menurut American Addiction Center, penelitian menunjukkan konsumsi alkohol umumnya berdampak negatif pada kualitas tidur. Buktinya menurut, antara 35 dan 70 persen individu yang menggunakan alkohol mengalami insomnia.

Ini mungkin mengejutkan, mengingat alkohol adalah depresan, namun alkohol diketahui mengganggu aspek fundamental kualitas tidur.
 

Alkohol sebabkan insomnia?


Penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif alkohol pada tidur bervariasi dan terkait dengan dosis. Memang, banyak penelitian menunjukkan hubungan antara ketergantungan alkohol dan gangguan terkait tidur, seperti insomnia. 

Penelitian juga mengaitkan pesta minuman keras dengan gangguan tidur. Sel-sel otak tertentu di otak depan meningkatkan keadaan terjaga. 

Alkohol tampaknya menghambat neurotransmiter yang mengaktifkan sel-sel otak. Hal ini dapat mengganggu seluruh siklus tidur-bangun, mengganggu tidur dan berpotensi menyebabkan seseorang mengalami insomnia. 

Dengan dosis yang lebih tinggi, terutama dalam konsumsi jangka panjang, alkohol mungkin memiliki efek yang lebih buruk pada tidur. Dosis alkohol yang lebih tinggi telah terbukti mengganggu tidur. 

Studi juga menunjukkan bahwa alkohol dapat memperburuk gangguan pernapasan saat tidur seperti mendengkur dan bahkan apnea tidur obstruktif. 

Peminum berat tampaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk memperparah sleep apnea, dan kombinasi ini dapat meningkatkan risiko seseorang terena serangan jantung, stroke, dan kematian mendadak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH