FITNESS & HEALTH
Anemia, Kapan Saatnya Kamu Konsumsi Daging?
Yatin Suleha
Kamis 10 Oktober 2024 / 19:31
Jakarta: Anemia adalah kondisi medis umum yang terjadi ketika kadar sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen dalam sel darah merah) dalam tubuh lebih rendah dari normal. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk berfungsi dengan baik.
Dalam Kemenkes disebutkan, bahwa anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa dialami oleh balita, remaja, ibu hamil bahkan usia lanjut. Dari hasil Riskesdas pada tahun 2018, tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32 persen pada usia 15-24 tahun. Itu artinya 3 dari 10 orang teman kamu menderita anemia.
Gejala anemia dapat bervariasi tergantung pada jenis dan keparahan kondisi, tetapi beberapa gejala yang umum meliputi kelelahan dan rasa lelah, sesak napas, denyut jantung cepat, kulit pucat, sakit kepala, kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
Perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa jenis anemia. Masing-masing dengan penyebab dan tingkat keparahan yang berbeda. Beberapa jenis anemia yang umum meliputi:
1. Anemia defisiensi besi: Disebabkan oleh kekurangan zat besi, mineral penting untuk produksi hemoglobin.
2. Anemia defisiensi vitamin B12: Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, yang diperlukan untuk produksi sel darah merah.
3. Anemia aplastik: Kondisi di mana sumsum tulang tidak memproduksi cukup sel darah merah.
Baca juga: Anemia Saat Hamil? 6 Akibat Ini Bisa Bumil Alami!
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anemia, termasuk:
Diagnosis anemia biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes darah. Pengobatan akan tergantung pada jenis dan penyebab anemia dan dapat mencakup:
.jpg)
(Daging merah memiliki kandungan zat besi yang tinggi, yang dapat membantu mengobati anemia. Selain itu, buah bit adalah salah satu makanan yang dapat meningkatkan jumlah hemoglobin dalam darah. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
- Suplementasi zat besi, vitamin B12, atau folat
- Transfusi darah
- Obat-obatan untuk merangsang produksi sel darah merah
- Perawatan kondisi yang mendasarinya
Pencegahan anemia sangat penting, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil dan anak-anak. Cara mencegahannya antara lain:
1. Rajin mengonsumsi makanan kaya zat besi (misalnya, daging merah, sayuran hijau)
2. Memastikan asupan vitamin B12 dan folat yang cukup (misalnya, dari daging, telur, kacang-kacangan)
3. Menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan
4. Mendapat vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan anemia
Dalam paparan dr. Verury Verona Handayani lewat Halodoc, pola makan yang disarankan untuk pengidap anemia haruslah yang mengandung tinggi zat besi. Dan tidak lupa untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab jenis anemia yang diderita.
Hal ini karena tingkat keparahan pada setiap pengidapnya pun bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, memenuhi asupan zat besi harian mungkin tidak bisa dilakukan hanya dengan menjaga pola makan, melainkan juga perlu bantuan obat-obatan.
Penderita anemia disarankan untuk mengonsumsi daging merah dua sampai tiga kali seminggu untuk mencegah gejalanya muncul kembali. Daging merah mengandung zat besi heme, yang lebih mudah diserap tubuh untuk meningkatkan hemoglobin dan mengatasi anemia.
Dr. Sienny Agustin via Alodokter memaparkan di dalam 100 gram daging merah, baik daging sapi dan daging kambing, terdapat sekitar 2 mg zat besi. Sementara itu, mengonsumsi 100 gram daging unggas, seperti ayam dan bebek, dapat memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan zat besi harian kamu.
Untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, hindari mengonsumsi teh atau kopi setelah makan utama. Kandungan kafein dalam teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dalam Kemenkes disebutkan, bahwa anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa dialami oleh balita, remaja, ibu hamil bahkan usia lanjut. Dari hasil Riskesdas pada tahun 2018, tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32 persen pada usia 15-24 tahun. Itu artinya 3 dari 10 orang teman kamu menderita anemia.
Gejala anemia dapat bervariasi tergantung pada jenis dan keparahan kondisi, tetapi beberapa gejala yang umum meliputi kelelahan dan rasa lelah, sesak napas, denyut jantung cepat, kulit pucat, sakit kepala, kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
Perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa jenis anemia. Masing-masing dengan penyebab dan tingkat keparahan yang berbeda. Beberapa jenis anemia yang umum meliputi:
1. Anemia defisiensi besi: Disebabkan oleh kekurangan zat besi, mineral penting untuk produksi hemoglobin.
2. Anemia defisiensi vitamin B12: Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, yang diperlukan untuk produksi sel darah merah.
3. Anemia aplastik: Kondisi di mana sumsum tulang tidak memproduksi cukup sel darah merah.
Baca juga: Anemia Saat Hamil? 6 Akibat Ini Bisa Bumil Alami!
Penyebab anemia
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anemia, termasuk:
- - Kehilangan darah yang berlebihan
- - Kekurangan nutrisi (zat besi, vitamin B12, folat)
- - Masalah sumsum tulang
- - Penyakit kronis (misalnya, penyakit ginjal, kanker)
- - Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis anemia biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes darah. Pengobatan akan tergantung pada jenis dan penyebab anemia dan dapat mencakup:
.jpg)
(Daging merah memiliki kandungan zat besi yang tinggi, yang dapat membantu mengobati anemia. Selain itu, buah bit adalah salah satu makanan yang dapat meningkatkan jumlah hemoglobin dalam darah. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
- Suplementasi zat besi, vitamin B12, atau folat
- Transfusi darah
- Obat-obatan untuk merangsang produksi sel darah merah
- Perawatan kondisi yang mendasarinya
Pencegahan anemia
Pencegahan anemia sangat penting, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil dan anak-anak. Cara mencegahannya antara lain:
1. Rajin mengonsumsi makanan kaya zat besi (misalnya, daging merah, sayuran hijau)
2. Memastikan asupan vitamin B12 dan folat yang cukup (misalnya, dari daging, telur, kacang-kacangan)
3. Menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan
4. Mendapat vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan anemia
Penderita anemia kapan harus konsumsi daging?
Dalam paparan dr. Verury Verona Handayani lewat Halodoc, pola makan yang disarankan untuk pengidap anemia haruslah yang mengandung tinggi zat besi. Dan tidak lupa untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab jenis anemia yang diderita.
Hal ini karena tingkat keparahan pada setiap pengidapnya pun bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, memenuhi asupan zat besi harian mungkin tidak bisa dilakukan hanya dengan menjaga pola makan, melainkan juga perlu bantuan obat-obatan.
Penderita anemia disarankan untuk mengonsumsi daging merah dua sampai tiga kali seminggu untuk mencegah gejalanya muncul kembali. Daging merah mengandung zat besi heme, yang lebih mudah diserap tubuh untuk meningkatkan hemoglobin dan mengatasi anemia.
Dr. Sienny Agustin via Alodokter memaparkan di dalam 100 gram daging merah, baik daging sapi dan daging kambing, terdapat sekitar 2 mg zat besi. Sementara itu, mengonsumsi 100 gram daging unggas, seperti ayam dan bebek, dapat memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan zat besi harian kamu.
Untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, hindari mengonsumsi teh atau kopi setelah makan utama. Kandungan kafein dalam teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)